Chapter 14

4.3K 737 138
                                    

[Song : Camila Cabello - First Man]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Song : Camila Cabello - First Man]

***

Jungkook terbangun secara mendadak tepat saat jam telah menunjukkan pukul tujuh pagi. Pria itu membuka mata lebar-lebar dan langsung menganga ketika menyadari adanya pancaran dari sinar matahari di balik gorden kemudian pria itu buru-buru membangunkan Jihwan.

"Wake up, Baby." Jungkook menutupi kelopak matanya dengan kedua tangan karena pandangannya masih belum terbiasa dengan situasi sekitar. Tak lama kemudian, tangan kanannya terulur menggoyang-goyang lengan Jihwan sehingga membuat wanita itu melenguh malas-malasan. Jungkook menatap gemas seraya mendenguskan tawa pelan.

Dalam hati, ia membatin⸺matilah mereka jika para karyawan sampai tahu hal ini. Pukul setengah delapan, butik sudah seharusnya dibuka dan Jungkook sebaiknya pergi sebelum orang-orang datang atau semuanya akan berubah kacau seketika jika mereka sampai tertangkap basah.

"Hwanie, wake up. It's morning. Sebentar lagi orang-orang akan datang⸺setengah jam lagi." Jungkook tetap berusaha membangunkan wanita di sampingnya dan berakhir membuat Jihwan bangun dalam keadaan syok.

Melalui celah matanya yang menyipit, Jihwan melihat Jungkook turun dari ranjang untuk menyalakan lampu kemudian menarik gorden serta tirai lebar-lebar supaya cahaya matahari bisa menyeruak ke dalam ruangan. Tangannya menggeser jendela tanpa hambatan sementara Jihwan mengamati dirinya sendiri; memastikan bahwa pakaiannya masih lengkap dan beralih memperhatikan Jungkook lagi. Pria itu tengah meregangkan kedua tangannya ke atas, sukses menampilkan otot-otot lengan yang membuat Jihwan merasa seperti disirami kehangatan.

Ketika Jungkook datang mendekat dalam keadaan yang lebih baik setelah menghirup udara segar, Jihwan beringsut di atas ranjang sambil merapikan surai pendeknya yang terlihat seperti seekor singa marah. Sebelum seluruh helai cokelat itu tertata rapi, Jungkook sudah lebih dulu sampai di dekat Jihwan dan mendaratkan kecupan pada puncak kepala sang empu. Rambut wanita itu terlihat menyala karena diterpa sinar matahari dan wanginya tetap menyebar di penghidu. "Aku harus pulang. Kau juga bersiap-siaplah."

"Kau tidak sarapan? Akan kubuatkan sesuatu. Masih ada beberapa lembar roti di kulkas."

"Tak ada waktu." Jungkook merengut sedih dan kembali mendaratkan kecupan di pipi Jihwan ketika bokongnya mengambil posisi duduk di tepi ranjang. Jihwan mengerjapkan matanya dengan malas dan berharap masih memiliki beberapa menit lagi untuk memejamkan mata. Sesaat kemudian wanita itu malah membekap mulutnya untuk menguap.

"Semalam kau mendengkur," komentar Jihwan ketika Jungkook masih mengamati wajahnya. Sejujurnya Jihwan merasa ragu untuk memperlihatkan wajahnya saat ini. Ia tidak tahu apakah wajahnya terlihat baik-baik saja atau malah sangat buruk. Dia juga bertanya-tanya apakah ada sisa kotoran di matanya yang akan membuat Jungkook merasa tak nyaman dan perasaan seperti itu mulai terasa menjengkelkan. Jungkook tertawa pelan usai mendengar kata-kata Jihwan.

Sweet JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang