Chapter 16

4.1K 729 183
                                    

[Song : Sia - I'm Still Here]

Dia lagi seneng karena tinggal selangkah lagi 🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia lagi seneng karena tinggal selangkah lagi 🙂

***

Pagi harinya Jihwan terjaga lebih dulu dalam keadaan panik. Dia melihat Jungkook masih terlelap di sampingnya dan jam baru menunjukkan pukul 05.30 pagi. Jihwan mendengus lega ketika tahu jam masuk karyawan masih menyisakan banyak waktu. Dia membaringkan tubuh lagi di samping Jungkook, menarik selimut lebih tinggi hingga ke dadanya, kemudian beringsut memiringkan tubuh menghadap pada Jungkook.

Dalam naungan cahaya yang tak seberapa, ia bisa melihat paras tampan prianya yang masih terlelap nyenyak sambil mendengkur halus. Jihwan tersenyum tipis saat aktivitas mereka semalam melayang dalam kepalanya. Mereka terus berciuman dan Jihwan menyadari secara penuh bahwa Jungkook semalam bersikap agak sedikit liar. Meski begitu ia tetap merasa aman. Tanpa perlu mendengar kata 'tak siap' darinya, Jungkook langsung mengerti dan menghentikan perbuatannya tatkala pakaian atas yang Jihwan kenakan nyaris terbuka seutuhnya.

Jihwan bertanya-tanya mengenai seberapa banyak Jungkook telah meninggalkan tanda di kulit leher dan dadanya, tapi daripada memusingkan hal tersebut, ia malah meraih tubuh Jungkook dan datang ke pelukan pria itu. Jungkook masih senantiasa menutup mata, namun dalam keadaan setengah sadar langsung membalas dekapan. Sepersekon Jihwan tersenyum sembari membenamkan wajahnya di dada bidang pria itu⸺dada telanjang yang terasa hangat seperti sengatan matahari pagi.

Sebelumnya Jihwan sempat berpikir bahwa ia mungkin tak akan bisa meneruskan ini⸺seperti berpelukan dan berciuman. Jihwan tahu seberapa besar rasa takutnya mengenai hal itu. Tapi Jungkook mematahkan kekhawatirannya dan menjaga ia sepenuh hati. Tatapan dalam Jungkook malam tadi membuat Jihwan merasa bahwa disentuh oleh seseorang yang ia cintai bukanlah hal menakutkan seperti dalam bayangannya selama ini.

"Hwanie?" Jungkook tiba-tiba bersuara saat Jihwan menempatkan kepalanya di lengan pria itu. Dengan tenang Jihwan menyahut lewat gumam panjang dan tersadar pria yang kini memeluknya mulai menyingkap sebelah mata dengan berat. "Jam berapa sekarang?"

"Mungkin jam enam kurang," sahut Jihwan tak yakin karena ia tak berminat melirik jam sekali lagi. Dia mulai betah berdiam diri dalam dekap hangat Jungkook, lalu pria tersebut beringsut dan menarik tubuh ramping di sisinya lebih rapat dan mengurai napas di helai rambut Jihwan.

"Aku akan bersiap-siap bekerja. Sebaiknya aku pulang ke rumah," kata Jungkook.

"Sekarang?"

"Tentu saja." Pria itu berujar lirih serta merta matanya yang kembali mengatup.

"Akan kubuatkan sarapan dan kau bisa memakannya ketika sampai di kantor." Jungkook tersenyum mendengar tawaran manis itu. Oh, Jihwan-nya begitu pengertian, sangat cocok menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya di masa depan, pikir Jungkook.

Sweet JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang