Chapter 20

4.7K 760 119
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jihwan asyik mengisap susu cokelat instan kesukaannya selagi melangkah dengan tangan kiri yang senantiasa menggandeng Jungkook. Dia tenang dan keceriaan terlihat jelas di wajahnya. Jihwan tak merasa gelisah sepanjang waktu sejak mereka menjalin hubungan. Rasa bahagia timbul dalam dadanya, melimpah ruah menggantikan penderitaan lamanya. Setiap kehangatan dan kasih sayang yang tercurah padanya membuat Jihwan merasa dilahirkan kembali. Semuanya berkat Jungkook. Pria itu telah memberikan apa yang ia harapkan dalam kehidupan. Kebahagiaan, ketenteraman, senyuman, segalanya menjadi satu hal yang berbaur kental, terasa ajaib hingga melenyapkan kemalangan.

Tangan kanan Jungkook terlepas sejenak dari gandengan dan mendaratkan satu usapan panjang yang lembut pada puncak kepala kekasihnya. Seulas senyum menorehkan banyaknya ketulusan yang ia miliki untuk wanita itu, kemudian kecupan singkat yang terkesan usil mendarat pada rambut harum Jihwan.

"Kau mau?" Jihwan menawarkan dan menyodorkan kotak susu dalam genggamannya ke arah Jungkook ketika tahu pria itu terus mengamati dengan kekaguman.

Yang Jungkook sadari ketika wanita itu mendongak ke arahnya adalah kecantikan, feminitas dan keluguan. Satu hal yang mungkin tak akan ditemukan pria lain (pria yang tak seberuntung dirinya) mengingat bahwa Jihwan memiliki kepribadian yang keras kepala dan sedikit cuek, sebenarnya. Ketika berada di dekatnya, Jungkook nyaris merasakan bahwa wanita itu melunak dan teduh, pasrah dalam kungkungannya yang nyaman namun dapat bertindak tegas pada waktu terkhusus.

Jalinan kasih di antara mereka telah semakin kuat sekarang, sampai-sampai Jungkook meyakini bahwa ia telah teramat siap menerima Jihwan sebagai pendamping hidupnya⸺untuk waktu yang sangat panjang sampai napas mereka terhenti dengan sendirinya.

Jihwan menarik susu itu dan mengisap kembali setelah mendapati gelengan pelan lalu merasakan rangkulan erat pada lekuk pinggangnya yang sukses membuat ia merona dalam keadaan tertunduk. Dia bisa merasakan jari-jemari pria itu mengelusnya samar dan hati-hati kemudian memutuskan untuk mendongak sehingga melihat Jungkook menampilkan senyuman ganjil menyebalkan.

"Pindahkan tanganmu. Kau mesum bahkan di tempat umum sekalipun. Tidak tahu malu," omel Jihwan dengan dibumbui sarkasme sehingga memaksa Jungkook menyingkirkan tangan dan memindahkan lengan ke bahunya.

"Memangnya kenapa? Mesum pada pacarku sendiri. Daripada aku mesum pada wanita lain."

"Kau juga mesum pada wanita lain. Kadang-kadang aku mendengarmu bersiul genit jika melihat wanita cantik lewat di depan matamu." Jihwan tetap bicara, setengah mengoceh dan berkeinginan untuk menyikut pinggang Jungkook. Dia menghabiskan susu lalu mendorong kotak kosong tersebut ke dada Jungkook sehingga pria itu menerima dalam keadaan bingung. Jungkook menghela napas melihat raut muram di wajah kekasihnya, memutuskan untuk membuang sampah sejenak dan membiarkan Jihwan melangkah seorang diri.

Beberapa menit kemudian Jihwan menghentikan langkah sejenak dan memandang heran ke arah kerumunan tak jauh didepannya. Suara keributan membuat wanita itu mengerutkan kening, seolah-olah di depan sana sedang ada aksi memukau dari sebuah pertunjukkan. Jihwan tak terlalu yakin. Rungunya bisa menangkap adanya tindakan kekerasan di tengah kerumunan itu. Suara amukan seorang laki-laki yang sepertinya membabi buta dan orang-orang di sekeliling menjerit ketakutan. Barulah ketika beberapa orang menyingkir dari sana karena merasa mual sekaligus terpukul, sepasang manik Jihwan mendapati seorang wanita muda tengah ditendang sekuat tenaga oleh seorang pria yang mengamuk seperti kesetanan.

Sweet JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang