(Song : Tiara - Be With You)
***
Jeon Jungkook tidak akan pernah mampu menjelaskan besaran rasa kecewanya terhadap ketetapan Jihwan. Ketika gadis itu melontarkan keputusan mutlaknya, Jungkook tahu bahwa ia tak lagi memiliki celah untuk menghalangi langkah Jihwan. Batinnya berkecamuk dan kemarahan di kepalanya terlampau sulit diredakan tiap kali teringat sikap keras kepala gadis tercintanya. Jihwan telah memutuskan bahwa mereka tak perlu lagi bertegur sapa ke depannya sehingga Jungkook tidak bisa menolak. Harga dirinya terinjak detik itu dan memilih untuk tak memaki Jihwan karena ia tahu hal tersebut hanya akan menyakiti gadis tersebut.Setelah pembicaraan itu berakhir, Jungkook meninggalkan kediaman keluarga Shin dengan air muka yang terlihat amat kacau. Jungkook sempat berpikir untuk meluapkan segala kekesalannya dengan menangis, namun saat telah sampai di kamarnya sendiri, ia bahkan tak bisa melakukan apa pun selain terjatuh duduk di permukaan lantai. Beban yang bergelayut di dadanya seolah kian bertambah sehingga membuatnya merasa cukup lelah. Akan terasa lebih baik jika dirinya mampu meredam keinginan untuk menangis supaya pertahanannya tidak runtuh secara total.
Sesaat kemudian, Jungkook mengepalkan tangannya sambil membayangkan wajah Jihwan yang terlihat sangat kacau beberapa menit lalu. Kenyataan menyakitkannya, Jungkook telah mengetahui perasaan Jihwan yang sebenarnya sehingga hal tersebut membuat dirinya merasa semakin terpukul. Pun seandainya jika gadis itu mengelak, Jungkook mungkin akan merasa lebih baik karena tidak mengetahui apa pun. Pada akhirnya ia tahu bahwa Jihwan juga tak mampu menahan perasaan tersebut, sama seperti dirinya.
"Mari bersikap seolah tidak mengenal satu sama lain untuk ke depannya, Jungkook. Itu akan terasa lebih baik."
Bagaimana mungkin hal tersebut bisa terasa lebih baik jika rumah mereka masih berseberangan sehingga harus membuat keduanya tetap sering berpapasan? Jungkook menggigit bibir bawahnya sambil meremas rambutnya kuat-kuat. Kesabarannya semakin menipis setiap kali menangkap bayangan wajah Jihwan dalam kepalanya.
"Apakah tidak ada cara lain untuk menyadarkanmu, Hwanie? Haruskah kulakukan suatu yang buruk demi mencegahmu menyakiti dirimu sendiri sekaligus menyakitiku?" Jungkook berbisik bersama perasaan kesal.
....
Jihwan memahami bahwa kondisi kesehatannya malah semakin memburuk setelah dua hari terlewati. Ia seakan-akan mengisolasi dirinya sendiri di kamar dan enggan menemui siapa pun. Namjoon masih belum kembali dari perjalanan dinas dan Jihwan sama sekali tak membalas pesan dari pria itu. Ia juga tidak menerima telepon dari Namjoon sampai-sampai sang empu menghubungi papa Jihwan dan menanyakan kondisi sang kekasih. Saat sang papa menyampaikan padanya mengenai perasaan khawatir Namjoon, Jihwan tetap bersikeras untuk bungkam.
Bibirnya terlihat sangat pucat dan selama seharian ini Jihwan hanya bergelung dalam selimut. Kendati tubuhnya terasa menggigil dan suhu tubuhnya meningkat, wanita itu tetap saja tak berminat mengeluhkan rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Jeon
FanfictionKita bersahabat, sudah seperti saudara malahan, katanya demikian. Shin Jihwan selalu mengatakan hal itu pada Jeon Jungkook. Seolah-olah, ia sedang berusaha membangun tembok di antara mereka supaya suatu saat tidak saling menaruh rasa. Meski begitu...