[Song : Pink Sweat$ - At My Worst]
***
Jungkook terbangun dari tidurnya saat jam baru menunjukkan pukul tiga pagi. Mimpi buruk yang hadir dalam tidurnya membuat ia tak dapat memejamkan mata lagi. Akhirnya pria itu turun ke dapur untuk menyeduh segelas teh madu lalu membawanya ke balkon kamar dan langsung menyorot ke arah kamar Jihwan di seberang sana. Matanya menyipit tatkala mendapati lampu kamar wanita itu masih menyala, menandakan bahwa mungkin pemiliknya sedang terjaga.
Suasana terasa begitu sunyi. Orang-orang masih terlelap nyenyak dan kedamaian tersebut membuat Jungkook merasa sendiri. Ia tersenyum kecil dengan pandangan sayu saat membayangkan sosok Jihwan muncul di balkon sembari melambaikan tangan padanya.
Sebelumnya, Jungkook tidak pernah merasa segila ini sehingga ia bertanya-tanya mengapa ia bisa begitu mencintai Jihwan. Namun cinta itu rupanya terus diuji sehingga terasa rumit dijalani. Di saat seperti ini, ketika ia terbangun lewat tengah malam dan merisaukan hubungan mereka, Jungkook bertanya-tanya apakah Jihwan juga merasakan hal yang sama. Apakah wanita itu juga merasa khawatir? Apakah wanita itu memikirkannya? Ataukah Jihwan bisa bersikap rileks seolah hal itu bukanlah apa-apa, kemudian tanpa disangka-sangka dirinya mendapati kehadiran sosok Jihwan di balkon kamar.
Senyum antusias yang ditorehkan oleh wanita itu menguji rasa rindunya untuk memeluk. Dirinya tak menyangka bahwa bayangannya barusan kini telah berubah jadi nyata. Tepatnya ketika Jihwan mengangkat ponsel menuju telinga, Jungkook mendengar suara dering dari ponselnya sendiri yang berada di kamar sehingga ia berlari masuk untuk mencari-cari benda pipih tersebut.
Kemudian sambil berlari cepat menuju balkon, Jungkook pun menerima panggilan itu seraya mengulas senyum.
"Hei." Suara lembut Jihwan langsung merasuki telinganya. Suara lembut itu dibalut oleh rasa lelah yang tak terhingga dan membuat Jungkook berharap dapat menyorongkan bahunya sebagai tempat bersandar.
"Hei. Kenapa belum tidur, Sayangku?"
Jihwan mengulum dan menggigit bibir bawahnya malu saat mendengar kata sayang itu mengudara, seakan Jungkook baru saja membisikkan langsung ke telinganya.
"Aku terbangun karena mimpi buruk." Jihwan agak kelihatan risau dan mulai menekuk bibir sambil menatap Jungkook dengan intens. "Aku berterima kasih karena kau telah membangunkanku dari mimpi buruk itu." Jungkook mendengar wanita itu terkekeh pelan hingga dirinya jadi merasa sedikit bingung.
"Kenapa berterima kasih padaku?"
"Karena kau telah menyelamatkanku. Di dalam mimpiku, kau bilang aku harus segera terjaga supaya mimpinya tidak menghantuiku." Saat berujar demikian, Jihwan tersenyum kecil dan mendesah lega. "Jungkook, boleh aku bertanya?"
"Ya, tentu saja, Hwanie."
Sejemang wanita itu terlihat agak keberatan hendak mengutarakan kegelisahannya. Jungkook bisa langsung memahami arti tatapan yang Jihwan torehkan padanya dan tetap menanti disertai rasa penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Jeon
FanfictionKita bersahabat, sudah seperti saudara malahan, katanya demikian. Shin Jihwan selalu mengatakan hal itu pada Jeon Jungkook. Seolah-olah, ia sedang berusaha membangun tembok di antara mereka supaya suatu saat tidak saling menaruh rasa. Meski begitu...