Chapter 18

5K 741 186
                                    

[Song : Zayn - Better]

[Song : Zayn - Better]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Senyuman di wajah Jihwan mendadak sirna karena keterkejutan ketika melihat dua sosok pria telah berdiri di hadapannya dan kontan pegangan tangannya pun terlepas dari pintu butik. Kini netra cokelat madunya bertatapan dengan pria muda yang tengah tersenyum lebar sambil menatap antusias padanya sehingga Jihwan akhirnya menyungging satu ujung bibirnya. Beberapa sekon kemudian, pria muda itu menyerangnya dengan pelukan erat yang membuat Jihwan harus berjinjit karena tubuhnya sedikit terangkat.

Maniknya sempat melirik Jungkook di sisi lain. Pria itu tersenyum tipis melihat keduanya berpelukan, tahu bahwa pertemuan itu sangat berarti bagi Jihwan. Setelah mengurai pelukan, Jihwan mengamati Soobin dengan lekat dan merasa takjub pada setiap perubahan yang ia lihat saat ini.

"Kau memandangnya terlalu lama," cicit Jungkook pada akhirnya ketika tahu wanita itu bahkan tak mengalihkan tatapan ke arahnya. Soobin tersenyum malu, pipinya tampak sedikit memerah. Jihwan bisa melihat kebahagiaan yang begitu besar pada kilatan mata pria muda di hadapannya lantas bergegas menarik pergelangan tangan Soobin agar segera masuk ke butik, mengabaikan Jungkook yang kini sedang mengernyit kemudian menganga tak percaya. Keberadaannya seolah tak memiliki arti di sana, tapi Jungkook memutuskan untuk masuk sambil menganjurkan bibir bawahnya.

Malam ini Jihwan merasa bahagia bisa ditemani makan malam oleh kedua pahlawannya. Dia membiarkan Soobin terus berada di dekatnya dan hal itu membuat Jungkook merasa sedikit sebal. Beberapa kali pria itu kelihatan mendenguskan napas, memutar bola mata atau kelihatan tak bersemangat. Jihwan mengetahui gelagat tersebut, diam-diam tersenyum dan tahu Jungkook tengah merasa cemburu.

"Jadi apa kalian berpacaran?" tanya Soobin tiba-tiba saat Jihwan sedang mengunyah sayuran di mulutnya lantas menengok ke arah pria itu sambil menaikkan sepasang alis. "Maksudku Kak Hwanie dan Kak Jungkook. Apa kalian berpacaran?" Soobin terlihat penasaran dan tak sabar menanti jawaban, senyum antusias terlihat jelas di wajahnya, membuat Jihwan diam sesaat. Jadi Jungkook tidak memberitahu Soobin mengenai hubungan mereka? Jihwan mengerutkan keningnya sedikit bingung sedang Jungkook hanya melirik sekaligus kelihatan enggan terlibat dalam perbincangan itu.

"Ya. Kami berpacaran dan akan menikah." Jihwan tersenyum ketika mengatakan itu lalu pada waktu yang bersamaan Jungkook sedang menatapnya lekat⸺sempat mendengar seruan girang dari Soobin ketika maniknya bertemu dengan milik Jihwan.

Senyuman Jihwan terulas manis detik berikutnya sehingga Jungkook memalingkan wajah sambil mengulum bibirnya sendiri, berakhir mendapat pelukan erat dari Soobin yang sempat berjalan cepat memutari meja makan kemudian melingkarkan lengan di seputar bahunya. Kekanak-kanakan, menggemaskan, kemudian Jungkook sadar bahwa ia baru saja cemburu pada seorang adik yang sebenarnya sangat mendukung hubungan mereka. Ah, dia harus meminta maaf pada Jihwan setelah ini.

....

"Aku rindu Papa. Tidakkah ingin memelukku?"

Papa hanya diam saat Jihwan bertanya demikian. Setelah hampir seminggu lamanya, Jihwan memutuskan untuk datang ke rumah sekaligus melihat keadaan kedua orang tuanya. Pria paruh baya itu mengabaikan⸺senantiasa duduk tenang di bangku taman sambil bersilang kaki dan membaca koran. Terkadang papa membenarkan kacamatanya dan tetap mengabaikan keberadaan putrinya yang kini kelihatan tengah menguatkan diri. Jihwan kemudian memutuskan untuk duduk di bangku panjang itu dan menemani papa dalam diam.

Sweet JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang