Chapter 12

4.5K 734 132
                                    

[Song : James Arthur - Let Me Love the Lonely]

[Song : James Arthur - Let Me Love the Lonely]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***



"Hwan, kalau menikah nanti, ingin acara yang sederhana atau mewah?" Jungkook bertanya lembut selagi dirinya fokus menyetir. Pertanyaannya barusan adalah angan-angan, namun bagi Jihwan itu terdengar seperti sebuah janji. Di sisi lain Jungkook berharap dirinya dapat mewujudkan hal itu. Hidup bersama, melalui suka dan duka, saling mencintai hingga maut memisahkan, oh⸺mengapa semua itu terdengar begitu mudah tapi terlampau rumit untuk direalisasikan?

Jihwan menggumam panjang sambil tersenyum. Manik cokelatnya menjelajah sepanjang jalan, mengamati lampu-lampu yang telah menyala selagi berpikir kemudian beringsut di tempat duduk untuk mencari posisi yang lebih nyaman. "Kita harus melihat budget-nya. Tidak perlu dipaksakan untuk terlihat mewah. Yang penting pernikahan itu bisa dikenang seumur hidup." Jungkook terkekeh pelan mendengar itu. Bagaimana mungkin membahas pernikahan dengan Jihwan bisa menjadi terasa semenarik ini? Membayangkan wanita itu berjalan menujunya dalam balutan gaun putih pengantin sambil membawa seikat bunga⸺rasanya sungguh mendebarkan.

"Aku tidak ingin mengecewakanmu, jadi akan kubuat pernikahan kita seindah ekspektasimu."

Mendengar penuturan tersebut, Jihwan pun mengerucut agak tak setuju. "Jangan sampai acara pernikahannya menguras tabunganmu terlalu banyak."

"Ah, tenang saja. Sebenarnya setahun lalu aku sudah memikirkan banyak hal mengenai keuanganku. Aku sudah membaginya, untuk ibu, untuk istriku, untuk anak-anak, keperluan darurat, dan hal lainnya. Sudah kupikirkan." Setelah bicara demikian, Jungkook melipat bibir sejenak. "Satu yang tidak bisa kulakukan hanyalah soal punya rumah sendiri. Aku takut itu akan mengganggumu, tapi aku tak bisa meninggalkan ibu sendirian di rumah dan kemungkinan besar kita harus tinggal di rumahku."

"Itu bukan ide buruk. Jadi aku tak perlu tinggal jauh dari keluargaku," sambut Jihwan disertai senyuman.

"Tapi itu akan sedikit rentan, Hwanie. Jika kita punya masalah, pasti akan sangat mudah diketahui. Karena hidup berumah tangga bukan hal yang sepele, tidak ada yang tahu jika mungkin dikemudian hari akan ada masalah sehingga membuat kita bertengkar. Aku takut kita tidak bisa menghadapinya secara dewasa dan membuat keluarga kita merasa kecewa." Jungkook terus berbicara. Pandangannya yang cukup luas mengenai pernikahan membuat Jihwan merasa kagum sekaligus ikut berpikir. "Ayo kita buat semuanya tetap tenang. Ketika ada masalah, mari bicarakan secara baik-baik. Tentunya itu akan terasa sulit, aku tidak bisa menjamin apa pun karena kita belum mengalaminya. Tapi ibuku bilang, permasalahan rumah tangga itu selalu ada, kita akan tetap menghadapinya."

"Mama bilang, pernikahan itu memiliki tingkat risiko yang tinggi. Sepanjang tahun selama tinggal dengan papa dan mama, aku tidak melihat mereka bertengkar sampai menyebabkan keributan. Tapi aku pernah melihat keduanya berbincang serius tanpa berteriak atau pun membanting sesuatu. Walau sedang dalam keadaan kecewa atau panik, papa dan mama tetap terlihat tenang." Jihwan bercerita cukup panjang sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Papa memang orang kolot, tapi dia tidak pernah ingin menyakiti wanita tercintanya. Satu kali saat papa pernah membuat mama kecewa, keduanya mencari jalan terbaik dan menjadikanku sebagai alasan mutlak untuk tetap bersama."

Sweet JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang