Chapter 1 : Awal Baru

1.8K 28 11
                                    

Sekarang jam 1 subuh pada hari minggu di bulan Oktober. Seorang remaja laki-laki berputar-putar di ranjang karena sepertinya dia mengalami mimpi buruk. Remaja itu berguling dan sekarang berbaring telentang. Lalu, dengan begitu saja, remaja itu membuka matanya dan terduduk di ranjang. Remaja itu berkeringat. Anak itu keluar dari ranjangnya dan meninggalkan kamarnya lalu pergi ke kamar mandi. Remaja itu berdiri di depan cermin, menyeka keringat yang menyelimuti wajahnya. Remaja itu berumur 17 tahun, Jeon Kyungsoo.

Kyungsoo hanya berdiri di sana, bertanya-tanya mengapa dia mengalami mimpi buruk yang aneh. Kemudian, dia mendapat kunjungan dari ayahnya. "Nak, kau baik-baik saja ?" tanya Jungkook. Kyungsoo menatap ayahnya dan menjawabnya. "Kurasa begitu. Aku baru saja mengalami mimpi buruk yang mengerikan ini," jawab Kyungsoo. "Apa. Apakah kau bermimpi diculik lagi ?" tanya Jungkook. "Tidak. Bukan seperti itu," jawab Kyungsoo. "Mimpi buruknya adalah tentang rumah tempat kita berada, meledak dan kita semua terbunuh," jawab Kyungsoo. "Oh nak, tidak apa-apa. Itu hanya mimpi buruk," jawab Jungkook dan membawa Kyungsoo ke dalam pelukannya dan memeluknya.

Kyungsoo mundur dari pelukan ayahnya. "Tapi mengapa aku memimpikan hal seperti itu ?" tanya Kyungsoo. "Sulit untuk mengetahui mengapa kau memimpikan hal-hal seperti itu, tapi itu hanya terjadi," jawab Jungkook. "Yang penting adalah rumah itu tidak meledak dan kita semua baik-baik saja," tambah Jungkook. "Kau benar. Kita baik-baik saja dan itu yang penting," jawab Kyungsoo. "Sekarang, mengapa kau tidak pergi mencoba tidur," ujar Jungkook. "Aku akan mencoba," balas Kyungsoo. "Aku menyayangimu nak," ujar Jungkook sambil memeluk putranya lagi dan kemudian meninggalkan kamar mandi. "Aku juga menyayangimu, ayah," ujar Kyungsoo sambil meninggalkan kamar mandi.

Kyungsoo berjalan kembali ke kamarnya dan pergi berbaring di ranjang. Dia mencoba untuk kembali tidur, tapi sulit untuk kembali ke alam mimpi. Dia bangkit kembali dan diam-diam turun ke bawah untuk mengambil segelas air. Dia meneguk air lagi sebelum membuang sisanya. Dia kemudian berjalan kembali ke ruang tamu di mana dia melihat foto ibunya. "Aku sangat merindukanmu ibu," ujarnya lembut. "Aku sangat merindukanmu dan aku mencintaimu," tambahnya, sekarang dengan air mata mengalir di pipinya.

Kyungsoo hanya berdiri di sana, memandangi foto ibunya. Dia bahkan tidak memperhatikan seseorang mendekatinya dari belakang. Tiba-tiba, sebuah tangan membekap mulut Kyungsoo. Kepala Kyungsoo tertarik dan sekarang bersandar di bahu penyerang. "Mmmppphhh," teriak Kyungsoo di balik tangan penyerang. "Sshh. Ini aku. Ini kakakmu," ujar Kris sambil melepaskan tangannya dari mulut Kyungsoo. Kyungsoo berbalik dan sekarang menatap kakaknya. "Apa yang kau lakukan ? Apakah kau mencoba memberiku serangan jantung ?" tanya Kyungsoo. "Maaf. Hanya tidak ingin kau membangunkan dua sejoli itu," balas Kris.

Kyungsoo pergi ke depan dan meletakkan foto kembali di atas meja. "Kau tahu bro, setiap kali ayah kita mendekatiku dari belakang, dia akan memanggilku," ujar Kyungsoo. "Kau selalu membekap mulut atau melakukan hal lain," tambah Kyungsoo. "Maaf. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Aku minta maaf sekali lagi," jawab Kris. "Tidak apa-apa. Jangan khawatir tentang itu," tambah Kyungsoo. Kyungsoo ingin meninggalkan ruangan, tapi berhenti untuk memeluk kakaknya. "Aku hanya senang kau ada di rumah di mana kau berada," ujar Kyungsoo.

Kyungsoo mundur dari pelukannya dengan saudaranya untuk mengajukan pertanyaan. "Jadi apa, kau juga tidak bisa tidur ?" tanya Kyungsoo. "Tidak. Aku sudah mencoba, tapi tidak bisa tidur," jawab Kris. "Mungkin karena aneh tidur di bawah atap yang sama dengan ayah dan adikku," tambah Kris. "Jadi, mengapa kau tidak bisa tidur ? Apa yang membuatmu terjaga ?" tanya Kris. "Aku punya mimpi buruk tentang rumah kita yang meledak dan kita semua terbunuh," jawab Kyungsoo. "Yah, itu mimpi buruk yang aneh," balas Kris. "Bisa dibilang begitu," balas Kyungsoo.

Kyungsoo mulai meninggalkan ruang tamu, tapi dihentikan oleh Kris. "Kyungsoo," seru Kris. Kyungsoo berbalik dan sekarang berhadapan muka dengan saudaranya. "Sekali lagi, aku hanya ingin mengatakan betapa aku menyesal atas apa yang telah kulakukan padamu satu tahun lalu," ujar Kris. "Bro, aku sudah memaafkanmu," jawab Kyungsoo. "Aku tahu, tapi aku hanya merasa aku perlu minta maaf lagi," ujar Kris. "Aku hanya tidak percaya aku akan membantu physco itu membuatmu menjadi tawanan, saudaraku sendiri," tambah Kris. Kyungsoo berjalan mendekati kakaknya dan memberinya pelukan yang hangat dan lama. "Aku menyayangimu, bro. Selamat malam," ujar Kyungsoo dan meninggalkan ruang tamu. "Aku juga menyayangimu," respon Kris.

The Wanted SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang