chapter 27

7.7K 172 0
                                    


mereka bertiga berada di ruang makan untuk makan bersama. keheningan di antara mereka yang selalu terselimuti

saka akan memulai pembicaraannya. ia tidak terlalu suka dengan keheningan

" lo besok jadi kerja lia ? "

lia yang awalnya makan jadi terhenti " jadi sak "

brayen melihat lia dan saka secara bergantian "lia akan bekerja seperti biasa "

"ohh ya bulan depan tante sama mama akan kesini "

"ohh ya sak ,kok mama saka nggak dateng saat acara pernikahan ku sama kamu juga "tanya lia

"aku minta maaf aku sibuk hingga tidak sempat"

lia mengangguk sambil tersenyum,ia juga memaklumi kalau saka pasti sibuk di sana, apalagi dia juga bekerja di perusahaan

"aku ke kamar dulu " pamit saka

"apa kamu tidak ke kamar juga ? " tanya brayen sambil menarik tanganku. aku hanya pasrah saja

"sekarang kamu harus tidur, good night "pinta brayen sambil mengusap puncak kepalaku

aku hanya diam ,bingung ,serta mengapa semakin hari perlakuan brayen semakin perhatian dengannya

apa yang tadi di ucapkan ,goog night? apa aku tidak salah dengar

brayen langsung pergi menuju kamarnya sendiri begitupun dengan alicia yang juga langsung masuk ke kamarnya

alicia menatap langit langit kamar.mengingat kejadian tadi di mall, kenapa bisa ada rendi?bukankah dia sudah menghilang dan sekarang kembali lagi

...........

lia sudah siap berangkat ke kantor, ia turun menuruni anak tangga

lia berjalan ke dapur karena ingin minum teh hangat pagi pagi. ia berjalan kedapur setelah itu lia mencari teh

tapi tidak kunjung di temukan, seketika matanya melihat ke atas, benar saja teh nya terletak di atas. lia berjinjit mengambil teh itu tapi tidak kunjung di dapatkan

karena tinggi badannya tidak sampai , ada tangan panjang yang mengambil teh itu.lia menoleh kearah brayen yang sudah mengambil teh itu

" makasih" sambil menerima sodoran teh itu ke tangan lia

"makanya jangan pendek "

"ngejek ? mentang mentang tinggi bilang orang pendek ! huhhh"

"fakta " lia bersedekap kesal dengan wajah sedikit memerah,kenapa laki laki di depannya ini biasanya cuek kadang buat jantungnya berdegub kencang sekarang malah menjahilinya

" aku bercanda lia "

brayen tersenyum tipis kearah lia, kemudian ia berjalan mengambil tremos yang ada di sampingnya serta gula yang tidak jauh dari dirinya

"mau ngapain?"

"buat teh!"

"buat siapa?"

"buat cewek yang ngajak aku bicara barusan" lia mengerutkan keningnya, apa mungkin buat dia. tapi lia memilih diam takut ke geer an.

mata lia masih menatap brayen yang sedang menuangkan air panas ke dalam gelas lalu mengaduknya tak lupa dengan gula dan teh

my husband ceo perusahaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang