chapter 32

7.8K 197 0
                                    


"lia sebaiknya kamu tidak usah kerja saja " lia menatap brayen bertanya tanya

"tidak mau ,aku mau bekerja apa salahnya ? "

"terserah , jika itu maumu aku tidak memaksa " brayen pasrah saja, jika tidak pasti lia akan marah padanya di sisi lain mamanya juga pasti akan marah jika mengetahui

"apa semua dokumen sudah siap ,ayo berangkat " lia mengangguk kemudian pergi ke mobil bersama brayen dengan membawa dokumen di tangannya

..........

mereka berdua berjalan ke arah lantai 07 di mana mereka akan mengadakan meeting dengan perusahaan arsij

brayen mengajak lia untuk mendampinginya di sana juga ada niko dan saka

" sebentar lagi akan datang anaknya " ucap saka kepada mereka yang ada di dalam ruangan

" jangan sampai mengecewakan , dan hati hati " tutur niko dengan wajah serius

"maksud kalian ?" tanya lia yang tidak mengerti apa yang mereka maksud ,toh itu juga tentang perusahan ? mungkin.

"tidak papa " sela braye yang menatap lia tersenyum simpul

"tapi ak___"

ruangan pintu terbuka menapilkan beberapa orang di sana dengan pakaian kantor , semua yang ada di dalam ruangan menoleh ke arah mereka

"permisi , maaf jika lama menunggu " ucap salah satu wanita cantik yang baru saja masuk ruangan

di ikuti dengan pria bertubuh tinggi ,putih ,formal dengan gaya smirk yang sedikit tersenyum tipis

lia sedikit kaget ternyata anak dari perusahaan arsij itu rendi , kenapa selalu ada dia ? lia menoleh ke arah brayen ,berharap semoga tidak ada pertikaian di meeting ini

tampaknya tampak tenang ,ada apa ? lia berpikir sejenak . mungkin saja brayen tidak mau mengungkit masalah pribadi dengan kerjaan

" cepat laksanakan ,apa saja yang akan di bahas " ucap kak saka dengan tegap

tampaknya semua di ruangan ini tampak dingin.

.........

rendi menatap lia tersenyum tipis , lia tahu itu senyum menjijikan untuk ku lihat saat ini

"jika sudah , saya persilahkan keluar " angkat suara brayen dengan menatap ke arah rendi dengan tatapan tajam

rendi menoleh "ingat jangan kaitkan masalah pribadi dengan kantor , bukankah kau orang profesional ? " tanya rendi dengan sikap tenang

"tidak usah kau ajarkan aku sudah mengerti " brayen tak mau kalah

"  jangan bertengkar di sini " tegur saka melihat situasi ini ,percuma saja brayen tidak akan bisa mengendalikan ucapannya jika di teruskan

rendi berjalan keluar dengan santai , di ikuti dengan sekertaris yang ada di belakangnya

setelah rendi keluar , lia langsung pergi dari hadapan mereka . ia merasa jengkel kenapa tidak di beritahu kalau perusahaan arsij itu rendi yang akan mengadakan meeting dengannya

my husband ceo perusahaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang