#NowPlaying
| Billy Ocean - There'll Be Sad Songs |🌈🌈🌈
KIARA terisak memeluk nisan yang bertuliskan nama Wijaya Danarko, papanya. Ia tidak menyangka bahwa papanya akan meninggalkannya secepat itu, tanpa aba-aba.
Kiara terlihat ditenangkan oleh beberapa rekan sekolahnya yang menghadiri pemakaman apanya tersebut. Termasuk Nathan yang saat itu menatap datar ke arah Kiara, tidak ada yang tahu apa yang ada dalam pikiran laki - laki itu. Kiara pun hanya sesekali beradu pandang dengan Nathan.
"Jangan sedih, Ki. Om Wijaya pasti udah tenang disana, semangat,"ucap Zee sembari merangkul bahu Kiara.
"Kenapa si papa ninggalin gue secepet ini Zee?"
"Kenapa papa tega sama gue Zee?"
"Bukannya papa tau gue gak punya siapapun selain dia?"
"Kenapa sih Zee kenapa?"
Kiara tak kuasa menahan tangis , ia menangis dalam pelukan Zee. Setidaknya hanya sahabatnya yang bisa ia jadikan sandarannya.
Sementara itu dihadapan mereka, Hellen hanya diam memperhatikan mereka.
🌈🌈🌈
Setelah dari pemakaman Kiara masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Ia seperti tidak bisa menopang tubuhnya sendiri. Tadi, ia diantar oleh Zee menggunakan mobilnya.
Ia melemparkan tubuhnya ke sofa, ia menangis sejadi-jadinya.
Bi Narsih iba melihat anak majikannya itu, ia sangat tahu bagaimana kedekatan Kiara dan papanya. Wajar jika Kiara terpukul seperti ini.
"Non, Non mau minum apa? Biar bibi bikinin,"ucap Bi Narsih lembut.
Kiara hanya menggeleng lemah, ia sedang tidak berselera untuk melakukan apa-apa.
Ding
DongBel rumah Kiara berbunyi, Bi Narsih dengan sigap membukakan pintu. Kiara tidak memperdulikannya dan masih sibuk menahan isakannya.
"Iya, Bapak siapa ya?"
"Oh iya silahkan masuk, Pak. Ada Putri Pak Wijaya di dalam,"
Kiara mendengar samar-samar suara Bi Narsih berbicara dengan seseorang yang entah siapa. Ia merasa penasaran, setelah ada seseorang yang masuk dan menghampirinya matanya menangkap sesosok orang asing yang sama sekali belum ia temui. Matanya sangat awas, ia mencoba mengingat tetapi memang benar ia tidak mengenalnya.
"Selamat siang, Apa benar anda Kiara Putri Wijaya?"
Bi Narsih segera bergegas ke dapur untuk menyiapkan minuman.
Kiara mengangguk pelan. "Bapak ini ada keperluan apa ya?"tanyanya.
"Sebelumnya saya ucapkan permohonan maaf, kami dari pihak Bank, mau memberitahukan kepada anda. Bahwa Pak Wijaya terlibat hutang yang cukup besar kepada Bank kami dengan bunga yang berlipat-lipat. Pak Wijaya pun menjadikan semua aset yang dia punya sebagai jaminan. Termasuk rumah ini, dan kedua mobilnya."tutur lelaki itu.
Kiara terkejut bukan main. Bagaimana tidak ayahnya bisa terlilit hutang. Sedang yang ia tahu, ayahnya adalah orang yang serba berkecukupan. Lalu untuk apa ia berhutang?
KAMU SEDANG MEMBACA
KIATHAN [END✔]
Ficção AdolescenteJatuh cinta itu mudah, menjalaninya yang rumit. Begitulah yang dipikirkan oleh Nathan ketika ia jatuh hati pada gadis yang dulu selalu menjadi rekan perdebatannya. Jatuh cinta itu mudah, menjelaskannya yang sulit. Begitulah yang dipikirkan Kiara, ke...