Seorang gadis bermarga "Ahn" itu sedang berjalan melewati lorong sekolah menuju parkiran, mengabaikan sapaan hangat dan ramah dari siswa-siswi lainnya. Sebagai gadis yang menyandang marga "Ahn" tentunya ia bisa melakukan segala hal sesuka hatinya.
Bermodalkan marga dan jabatan kedua orangtua yang bisa terbilang sangat berpengaruh di Korea, membuatnya menjadi gadis yang angkuh dan melakukan segala sesuatu sesuai keinginan hatinya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Saat ia sampai di parkiran, ia langsung membuka pintu mobil sport mewah miliknya yang berwarna merah.
Ia langsung memakai kacamata hitamnya dan menancapkan gasnya, namun tiba-tiba seseorang muncul di depan mobil mewah miliknya dan dengan rasa kesal gadis bermarga "Ahn" itu harus rem mendadak dan berdecih kesal lalu keluar dari mobilnya.
"Apa-apaan ini?!" Gadis bernama Ahn Rose itu berteriak dihadapan seorang gadis lainnya yang sedang terduduk di depan mobilnya.
Sedangkan gadis yang sedang terduduk lemas itu hanya diam dan menatap lantai parkiran yang terdapat banyak bercak debu akibat ban yang bergesekan dengan lantai parkiran itu.
"Apa kau bisu, gadis miskin?" Rosé berjongkok di depan gadis itu lalu mencengkram rahang gadis itu dengan keras sehingga gadis itu terpaksa harus menampilkan wajahnya yang sudah acak-acakan.
"Cih! Kau lagi, kau lagi" Rose berdecih remeh dan menghempas kuat rahang gadis itu.
"Apa yang kau lakukan di depan mobilku? Kau sengaja ingin membuatku menabrakmu? Supaya kau bisa meminta biaya ganti rugi yang besar dengan alasan akan berobat kerumah sakit?" Rose menarik kerah seragam gadis itu dan nampaklah name tag berwarna emas yang bertuliskan "Jung Lisa."
"Hei! Gadis bodoh!" Suara itu berhasil membuat pandangan Rose beralih dari menatap Lisa dengan tajam nan remeh, menjadi menatap malas kearah suara itu.
"Owh, Rose-ssi" gadis ber name tag "Son Naeun" itu tersenyum sambil melambaikan tangan kearah Rose.
"Kau... lagi" Rose berdiri dan berhadapan dengan Naeun dan kawan-kawan.
"Kalian yang melakukan ini?" Suara tajam Rose membuat Lisa mengalihkan pandangannya.
"Ya... seperti yang kau lihat. Dia memang mainan kita, Rose-ssi" Naeun menatap remeh Lisa yang nasih terduduk di tanah.
"Huh... terserah kalian saja" Rose langsung melangkahkan kakinya menuju mobilnya dan membuka pintu mobilnya, sebelum ia masuk, ia berkata sesuatu pada Lisa.
"Jangan manjadi gadis lemah, anak bodoh. Kau sudah miskin, dan kau juga lemah. Kau akan selalu direnadahkan jika terus begini." Rose masuk ke dalam mobilnya dan melaju meninggalkan parkiran yang sudah nampak sepi itu.
"Pergilah, aku akan pulang" Lisa menatap datar wajah Naeun.
"Cih! Anak sombong! Bersyukurlah karena aku sedang berbaik hati, jadi ku izinkan kau untuk pergi sekarang!" Naeun menjambak rambut Lisa sebelum ia benar-benar pergi dari parkiran itu.
Lisa hanya diam dan berselang beberapa detik kemudian, ia menangis merutuki kebodohannya. Kebodohannya karena menjadi gadis lemah dan tidak bisa melawan serangan dari Naeun dan kawanannya. Selalu diam dan hanya menerima rasa sakit yang dia derita selama ini, tanpa ada yang tahu dan memperdulikan keadaannya.
******
"Lisa-ya, waeyo? Gwaenchana?" Tentunya Sejeong khawatir melihat keadaan Lisa. Wajahnya yang merah, mata yang bengkak, dan beberapa luka besar di tangan serta lututnya.
"Nan... Gwaenchana" Lisa mendesah lelah lalu meninggalkan Sejeong yang masih menatapnya khawatir.
"Geurae... kalau kau tidak mau memberitahuku, aku akan tetap menjadi sandaranmu saat kau butuh seseorang yang bisa dipercaya" Sejeong berjalan mengambil kotak P3K dan menghampiri Lisa yang sedang berganti pakaian di ruang ganti wanita.
"Wae? Kau seperti ini lagi?" Sejeong membuka kotak obat itu lalu menarik Lisa untuk duduk di sebelahnya.
"Mwo?" Tatapan Lisa masih saja datar, padahal mereka sudah berteman cukup lama.
"Aku tidak memaksamu untuk menceritakan masalahmu, tapi bisakah kau tidak menunjukkan kesedihanmu di hadapanku? Jangan datang dihadapanku dengan keadaan menyedihkan seperti ini, Lisa-ya" Sejeong mengobati setiap luka Lisa dengan berhati-hati dan mengabaikan Lisa yang sedari tadi menyuruhnya untuk berhenti mengobatinya.
"Hidupku sudah sangat menyedihkan, dan akan tetap seperti ini. Aku tidak mengharapkan hidupku akan berubah, hanya sedikit kebahagiaan yang ku mau. Aku sudah cukup kesulitan dengan hidupku, aku juga sudah membuat banyak orang terbebani dengan kehadiranku dan aku tidak mau kau menjadi salah satu dari mereka" Lisa berdiri dan beranjak ke pintu keluar. Sebagai teman Lisa, Sejeong sangat tahu bagaimana kehidupan gadis itu. Lisa selalu murung dan seperti tidak memiliki semangat hidup.
"Kau bukan beban untukku, tapi kau kekuatan bagiku. Aku tidak akan meninggalkanmu dan akan selalu menjadi temanmu, itu akan membuatku berbeda dari mereka yang meninggalkanmu" Sejeong manatap punggung Lisa yang terhenti. Lisa menengok sekilas ke arah Sejeong lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan ruang ganti itu.
______________
Maaf dikit dan gajelas🙏
Vote and comment yaa...
Follow juga....
Next? Soon💕
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY, ME? [E N D] ✔
FanfictionKenapa harus aku? Kenapa dari banyaknya manusia yang hidup di dunia ini, harus aku yang terus saja menderita?