26

4.9K 459 21
                                    

Beberapa bulan sudah berlalu,belum ada kebahagiaan di mansion itu. Jennie,Rose,Jisoo,Lisa,maupun Eunwoo belum bisa menerima satu sama lain. Bukan hubungan yang dibentuk diantara mereka,tapi sebuah jarak.

Walau tinggal disatu rumah yang sama,tak berarti itu dapat membuat mereka harus dan wajib saling bertukar kata ataupun kalimat. Memang itu beberapa kali terjadi,tapi bukanlah suatu percakapan, melainkan itu suatu makian.

"Appa,apa boleh Eunwoo dan adik-adik Eunwoo kembali saja ke rumah kita yang lama?" Eunwoo menatap sendu kearah Yesung yang sedang mengerjakan beberapa hal di meja kerjanya.

Mendengar pertanyaan Eunwoo,Yesung segera menghentikan kegiatannya dan menatap dalam Eunwoo "memangnya,ada apa? Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?"

"Aniyo. Hanya saja Eunwoo merasa kalau aku dan Jisoo,maupun Lisa menganggu dan merepotkan kalian maupun Jennie dan Rose" ujar Eunwoo. Bukannya ia tak suka tinggal disana,tetapi jika dilihat dari beberapa bulan ia dan adik-adiknya menetap disana,tidak ada rasa damai diantara mereka dan Jennie serta Rose. Eunwoo benar-benar tidak tahan melihat kedua adiknya yang terus diacuhkan dan dimaki oleh Rose maupun Jennie. Jika itu terjadi pada dirinya,ia hanya akan mengacuhkan dan menganggapnya hanya sebagai angin berlalu,tapi Eunwoo tahu bagaimana sikap kedua adiknya.

"Kalian tidak merepotkan,justru kami senang kalian ada dirumah. Jangsn berfikir yang aneh-aneh" Yesung kembali melanjutkan kegiatannya yang semula sempat terhenti. Sedangkan Eunwoo,ia menghembuskan nafasnya panjang.

"Arraseo. Eunwoo pulang dulu,jaga diri appa. Annyeong" Eunwoo beranjak keluar daru ruangan Yesung. Eunwoo memenag beberapa saat yang lalu berkunjung ke kantor Yesung setelah ia menyelesaikan kelasnya pagi ini.

"Apa aku sekejam itu? Cih" Jennie yang sedari tadi mendengar pembicaraan ayahnya dan Eunwoo sedikit tersadar jika dirinya agak kejam. Ia sebenarnya tidak ingin melakukan itu secara sengaja,Jennie hanya ingin mengacuhkan mereka,tapi cara penyampaiannya saja salah,karena Jennie memaki mereka. Jennie hanya tidak suka jika Jisoo dan Lisa terus-terusan sok peduli dengannya,ia sudah biasa hidup sendiri tanpa topangan orang lain,jadi ia tidak suka jika Jisoo dan Lisa melakukan itu.

"Tak usah dipikirkan,Jennie. Kau harus bisa berpegang pada prinsipmu" gumam Jennie pada dirinya sendiri. Inilah yang ia maksud bertumpu pada dirinya sendiri,tak ada yang peduli dengannya dan tidak ada yang bisa ia andalkan,akhirnya Jennie harus melakukan semuanya sendiri,termasuk penyemangatan.

Jennie membalik arahnya. Jika tadinya ia ingin masuk ke ruang appanya untuk membicarakan tentang organisasi orangtua di kampusnya,ia mengurungkan niatnya dan pergi ke ruangannya yang terletak tak jauh dari ruangan Yesung. Gadis itu memang mempunyai ruangan kerja miliknya sendiri. Sejak Jennie memasuki bangku perkuliahan,Yesung menyuruh Jennie untuk membantunya di perusahaan,sekaligus untuk belajar.

******

Jennie memasuki ruangannya dan segera duduk di bangku miliknya. Kepalanya sekarang bertumpu pada tangannya yang sedang berada diatas meja. Ia terlalu memikirkan banyak hal,daei kuliahnya sampai rencananya untuk kabur bersama Rose.

Tok! Tok!

"Permisi nona,apa dokumen yang kemarin saya beri sudah ditandatangani? Saya harus menyerahkannya siang ini" ujar seorang karyawan perempuan kepada Jennie. Jennie tak mengindahkan ucapan bawahannya itu,ia terlalu terlarut dalam pemikirannya sampai-sampai ia tak sadar ada seorang yang masuk keruangannya.

"Nona?"

Jennie langsung tersadar dari lamunannya dan segera merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"A-ah,iya ada apa?" Karyawan itu tersenyum melihat Jennie mananggapinya,ia kembali menanyakan hal yang sama pada Jennie.

"Haish,sepertinya dokumennya tertinggal dirumah" gumam Jennie sambil mencari-cari dokumen itu diantara tumpukkan kertas dihadapannya.

WHY, ME?  [E N D] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang