"YA! AHN JENNIE!" Jennie menatap malas orang yang baru saja membuat keributan pagi di mansion
"KAU! KENAPA SELALU MEMBUAT APPA MARAH,HAH?! TIDAK BISAKAH SEHARI SAJA KAU NURUT SAMA APPA?!" suara bariton yang meninggi itu membuat Jennie harus menutup salah satu telinganya
"Tidak bisakah appa tidak berteriak dipagi hari? Itu akan merusak pagiku,tuan Ahn Yesung" Jennie menatap sinis kearah Yesung selaku appanya itu
"Kau sudah berumur 19 tahun,Jennie-ya~ menurutlah sedikit jika diberitahu,itu juga untuk kebaikanmu" suara lembut milik Taeyon mengalun dipendengaran Jennie,tapi itu sama sekali tidak membuat sang pemilik telinga menjadi melembut
"Kebaikan? Kebaikan apa? Mana ada orang tua yang memarahi anaknya saat anaknya hanya ingin mencari kebahagiaan!" Jennie kembali membentak sang Amma yang sedari tadi hanya duduk santai sambil menonton TV
"Jangan membuat amma marah,Jennie. Amma berusaha menjadi amma yang baik dan lembut padamu,hargai itu" Taeyon menyilangkan kakinya lalu mengambil remote TV yang ada di meja depannya
"Amma yang baik? Cih! Selama aku hidup,tidak pernah aku merasakan kasih sayang dari seorang AMMA,apa itu yang dinamakan "amma yang baik?" " Jennie berdecih remeh dan menyilangkan tangannya mengabaikan Yesung yang masih berdiri dihadapannya dengan tatapan mematikan
Tlak...
"Jaga ucapanmu,AHN JENNIE! Amma itu melanjutkan karir amma sebagai dokter! Amma tidak akan meninggalkan pekerjaan amma itu!" Taeyon melempar remote TV itu ke meja didepannya dan menatap Jennie dengan tajam
"Cih! Lebih baik aku hidup miskin daripada harus hidup seperti ini dengan kalian! Kalian hanya bisa merusak pagiku dengan omong kosong yang kalian lontarkan!" Jennie menghentakkan kakinya lalu melenggang pergi naik ke kamarnya dan membanting kasar pintu kamarnya
"Jennie seperti itu karena kau,Taeyon! Seandainya kau meninggalkan pekerjaanmu itu pasti Jennie tidak akan menjadi pembangkang seperti ini! Apa uang yang kuberikan padamu setiap bulan kurang sampai-sampai kau harus melanjutkan karirmu sebagai dokter itu?!" Yesung menatap Taeyon yang terlihat santai sambil menonton TV,walaupun nafasnya sedikit memburu akibat omelan untuk Jennie tadi
"Sadarlah,Ahn Yesung! Kau merasa sudah berhasil menjadi appa yang baik?! Kau juga selalu sibuk bekerja sehingga tidak pernah memberi kasih sayang yang cukup untuk anak-anak!" Taeyon berdiri dan menghampiri Yesung sekilas lalu pergi keluar dari mansion milik keluarga Ahn itu
******
Brak....
"Sial! Selalu saja membuat pagiku rusak!" Jennie melempar botol air yang ada disampingnya
"Yak! Jangan melempar barang seperti itu,eonnie! Hampir saja mengenaiku!" Gadis yang sedang tiduran di ranjang milik Jennie itu akhirnya bangkit dan menatap kesal Jennie yang sedang tersulut amarah
"Haish! Sedang apa kau disini? Kau bahkan tidak izin dulu ingin memasuki kamar eonnie" Jennie menatap malas adiknya itu lalu menghampiri adiknya yang sedang berbaring di ranjang miliknya
"Eonnie berantem lagi?" Gadis bernama Ahn Rose itu menatap lurus kearah foto dirinya dan kakaknya yang terpajang megah di kamar Jennie itu
"Ini sudah kegiatan rutin,bukan? Tidak usah dipertanyakan lagi" Jennie ikut berbaring disebelah Rose
"Eonnie ke club lagi?" Rose menengok kearah Jennie
"Hm"
"Untuk?"
"Mencari kesenangan saja. Kau tahu kan eonnie tidak bisa mencari kebahagiaan di rumah ini? Maka dari itu eonnie kesana"
"Bukankah disana terlalu berbahaya? Apalagi eonnie perempuan dan disana pasti banyak lelaki mesum" Rose kembali menatap bingkai foto besar yang terpampang jelas diatas TV besar milik Jennie
"Eonnie tahu itu,tapi yaa...eonnie bisa mencari sedikit ketenangan disana dan eonnie bisa melepas stress disana" Jennie mengambil ponsel miliknya dan memainkannya
"Eonnie hari ini tidak ada kelas?"
"Ada,tapi agak siangan"
"Yasudah,aku kembali ke kamar dulu,mau siap-siap ke sekolah. Annyeong" Rose turun dari ranjang Jennie lalu pergi meninggalkan Jennie yang masih asik bermain ponsel miliknya
"Eonnie harap hidupmu bisa lebih bahagia daripada eonnie,Rose-ya" Jennie menatap pintu kamarnya yang sudah kembali tertutup
*****
"Lisa-ssi"
Suara panggilan itu cukup menggema di seluruh lorong sekolah,membuat sang pemilik nama membalikkan badannya untuk melihat siapa yang telah memanggilnya.
"Ada apa?" Nada suara Lisa kembali dingin dan datar saat melihat siapa yang memanggil namanya
"Kenapa kamu dateng pagi banget?" Gadis bermata tajam itu langsung menggandeng tangan Lisa dan menariknya
"Aku rasa kita tidak terlalu dekat untuk melakukan ini,Irene-ssi" Lisa menghentikan langkahnya dan menatap Irene dengan tatapan datar
"Ayo kita ke rooftop,sekarang masih terlalu pagi" Irene kembali melanjutkan langkahnya tanpa melepaskan gandengan tangannya
*****
"Huah....udara pagi hari itu emang segar banget ya.." Irene duduk di sofa yang ia beli khusus untuk dirinya
"Duduklah,kenapa malah diam disana?" Irene menepuk-nepuk sofa yang masih kosong disebelahnya
"Aku tidak punya waktu untuk itu" Lisa hendak keluar dari rooftop meninggalkan Irene sendori disana
Tak...
"Sudah aku kunci" Irene mengangat remote kecil yang ia gunakan untuk mengunci pintu rooftop itu lalu tersenyum penuh kemenangan,sedangkan Lisa hanya menatap malas kearah Irene yang masih duduk sambil melihat awan yang cukup indah
"Duduklah" Lisa hanya bisa pasrah dan berjalan malas kearah Irene lalu duduk disebelah Irene,karena sofa itu cukup lebar,itu membuat jarak yang cukup jauh antara Irene dan Lisa
"Aku rasa aku harus membeli sofa baru yang lebih kecil,agar kita bisa duduk berdekatan" Irene tersenyum kecil sambil menatap sekilas jarak antara ia dan Lisa
"Cih! Dasar orang kaya sombong" Lisa berdecih lalu mengalihkan pandangannya pada meja yang diatasnya ada beberapa foto
"Itu keluargaku" Irene melihat sekilas kearah foto-foto yang Lisa perhatikan sedari tadi
"Aku tidak bertanya" Lisa mengalihkan pandangannya
"Mereka berjuang untukku,mereka berusaha untuk mengubah nasibku agar tidak selalu dibully disekolah,sama dengan oppaku" Lisa terdiam dan hanya menyimak ucapan Irene
"Kau juga bisa sepertiku,Lisa. Kau bisa merubah nasibmu"
"Tidak bisa" Lisa langsung menjawab pernyataan Irene,ia benar-benar tidak habis fikir dengan Irene,dari pertama kali ia bertemu denganya,Irene selalu berkata hal seperti itu pada Lisa
"Bisa jika kau mau. Aku bisa membantumu" Irene melihat kearah Lisa yang sedari tadi hanya menatap lurus dengan tatapan kosong
"Kau mengenalku dan bukan hanya sering mendengar namaku" Irene kembali menatap awan sedangkan Lisa langsung menatap Irene dengan tatapan bertanya-tanya
"Kau...darimana kau tahu?"
"Aku ada disana,saat kau bersama 2 gadis lainnnya sedang berada di cafe" Irene menatap Lisa yang juga sedang menatapnya
"Aku juga mendengar kau bertanya tentangku pada 2 gadis itu,jika ada sesuatu yang kau ingin tanyakan tentangku,tanyakan saja langsung"
"Siapa kau....sebenarnya?"
Maaf lama🙏
Jgn lupa vote and comment ya...
Next? Soon💕
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY, ME? [E N D] ✔
FanfictionKenapa harus aku? Kenapa dari banyaknya manusia yang hidup di dunia ini, harus aku yang terus saja menderita?