37

5.7K 478 21
                                    

"Kamu yakin,Lis?" Eunwoo menatap khawatir kearah Lisa. Pernyataan yang baru dilontarkan oleh adiknya beberapa detik yang lalu cukup membuat Eunwoo menganga tak percaya jika adiknya bisa berfikiran seperti itu.

"Bukankah dulu oppa juga mengatakan hal yang sama? Kau bilang jika kau menangkap pelakunya,kau akan memberi hukuman padanya dan membuatnya mendekam dipenjara" Lisa berucap santai. Eunwoo terlihat berfikir lalu kembali menatap Lisa.

"Karena saat itu oppa tidak mengira jika yang melakukannya adalah samchon kita sendiri"

"Apa dia pantas dibilang samchon kita? Jika dia samchon kita,maka setidaknya sekali saja dia menjenguk atau melihat kita hanya untuk memastikan jika kita baik-baik saja didalam keterpurukan yang kita alami saat itu,"

"Dia hanya orang jahat dan tidak bertanggungjawab. Menelantarkan sesuatu yang sudah tak berguna lagi menurutnya. Ketamakan dan keserakahan dia membuat keluarga kita menderita" lanjut Lisa menggebu. Bukannya Lisa kesal karena merasa Eunwoo bodoh,tapi Lisa tidak mau Eunwoo terlalu dibutakan oleh sebuah 'status kekeluargaan'

"Tapi dia adalah adik dari appa dan ayah dari sahabatmu,kan? Apa kau tega?" Eunwoo memasang tatapan memelas. Lisa memutar bola matanya jengah dan membuang nafasnya kasar.

"Oppa,bisakah jangan bodoh?"

Jisoo membulatkan matanya kaget. Lisa,anak itu baru saja mengatai Eunwoo bodoh? Itu mengejutkan. Selama mereka hidup bersama,tidak sekalipun Lisa pernah menghina atau berkata hal seperti itu tentang saudaranya.

"Maaf aku mengatakan itu. Tapi aku hanya ingin menyatukan kembali keluarga kita. Aku terlalu menyayangi keluargaku,sampai-sampai aku rela mengorbankan semuanya termasuk diriku sendiri. Mungkin tujuan kita berbeda. Mungkin oppa senang hidup tanpa keluarga yang lengkap,tapi berbeda dengan Lisa. Lisa benci melihat kebahagiaan anak-anak lain dengan orangtuanya,sedangkan Lisa tidak bisa merasakan itu sedari kecil" Lisa berdiri. Menatap kecewa pada Eunwoo lalu keluar dari kamar Eunwoo.

"Apa oppa salah,lagi?" Eunwoo menatap sendu kearah Jisoo yang masih terdiam.

"Eoh" Jisoo mengangguk mantap lalu ikut meninggalkan kamar itu.

*******

Lisa berjalan kearah kamarnya dengan langkah yang diiringi hentakkan. Mendumal sepanjang jalan dan memaki dirinya sendiri karena berkata kasar pada Eunwoo.

"Siapa bodoh?" Lisa mendongak kaget pada Jennie yang tiba-tiba berdiri dihadapannya. Tersenyum kikuk lalu menggaruk tengkuk kepalanya yang sama sekali tak gatal.

"Aaaa...i-tu...Aniyeo. aku yang bodoh" Lisa tertawa kikuk. Jennie menggeleng pelan lalu tersenyum tipis.

"Mau menemani eonnie makan malam di luar? Eonnie lapar dan bibi yang biasa memasak sedang pulang ke rumahnya karena anaknya sakit" tanya Jennie santai. Lisa terlihat berfikir senejak lalu segera mengangguk.

"Kajja! Eonnie sudah lapar" Jennie merangkul Lisa dan bersenandung riang seraya berjalan kearah parkiran rumahnya untuk mengambil mobil.

"Mobil mana yang harus kita pakai?" Lisa menatap bingung. Melihat Jennie sedang melemparkan pandangannya pada sederet mobil mewah yang terparkir rapih di parkiran yang luas itu membuat Lisa mengertutkan keningnya.

"Apa masalah mobil juga harus memilih?" Lisa bertanya ragu pada Jennie.

"Tentu saja. Apapun yang kita pakai,itu akan mewakilkan seperti apa diri kita dan suasana hati kita" Jennie membalas tatapan Lisa lalu tersenyum.

"Kalau begitu,sekarang kita akan memakai mobil putih itu" Jennie mengambil kunci mobil yang tergantung disebuah kotak kaca dengan pengamanan tinggi yang hanya bisa diakses oleh keluarga itu saja.

WHY, ME?  [E N D] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang