Jeochae menghentikan langkahnya sejenak saat melihat seorang yang ia kenal nampak sedang duduk sendiri di dekat gudang sekolah. Ia memperhatikannya beberapa menit sebelum ia memutuskan untuk menghampirinya.
"Mau bermalam disini?" Tanya Jeochae pada orang itu. Orang itu langsung saja mendongak dan mendapati eonnie tirinya yang sedang berdiri dihadapannya.
"Ani" jawab Naeun singkat.
"Apa supir belum menjemputmu?" Tanya Jeochae bingung. Pasalnya supir mereka jarang sekali datang terlambat,supir mereka akan selalu tepat waktu dan selalu stand by ditempat majikkannya.
"Sudah. Tapi aku masih mau disini" Naeun kembali menunduk saat melihat Jeochae yang mengambil posisi duduk di sampingnya.
"Takut?" Jeochae menatap Naeun dari samping. Walaupun Jeochae tidak suka dengan sikap Naeun,tapi Naeun tetaplah adiknya,walaupun bukan adik kandung.
"Aku menyesal" Naeun mengangkat kepalanya dan hanya menatap lurus,mengabaikan Jeochae yang masih setia menatapnya dari samping.
"Harusnya dari awal. Semua sudah terjadi,dan kamu tidak bisa mengulangnya lagi. Aku sudah pernah bilang padamu untuk berhenti,tapi kau tidak mau mendengarkanku. Jadi,inilah balasannya" ujar Jeochae. Memang gadis itu juga ikut terkejut saat mengetahui bahwa Lisa adalah bagian dari keluarga Rose. Itu artinya Jisoo pun adalah bagian dari keluarga terpandang itu. Jeochae tidak masalah jika Jisoo belum mengatakannya, karena ia tahu jika Jisoo butuh waktu untuk menjelaskannya.
"Aku tidak menyangka Lisa adalah bagian dari Ahn" ujar Naeun. Jeochae yang mendengarnya hanya tertawa hambar.
"Bukan itu yang harus kau khawatirkan. Tapi sekarang bagaimana caranya kau memperbaiki semuanya" nasihat Jeochae. Naeun kembali berfikir,saat ini,tak ada yang dipihaknya. Semua berpaling darinya.
"Bagaimana caranya? Semua meninggalkanku karena tidak ingin terlibat masalah dengan Rosé. Semua pergi dan malah menyalahkanku, seolah akulah satu-satunya yang berbuat salah dalam hal ini" ujar Naeun menggebu-gebu. Naeun merasa kecewa dengan teman segenknya. Jika dari awal mereka bersatu,sekarang semuanya berpisah dengan meninggalkan luka.
"Kau harusnya tahu seperti apa mereka. Mereka hanya mau memanfaatkanmu karena kau anak orang kaya"
"Aku harusnya memang tidak berteman dengan mereka" ujar Naeun kesal.
"Sekarang,jika appa mendengar masalah ini,apa yang akan kau lakukan?" Jeochae menengok kearah Naeun. Naeun tampak berfikir lalu segera menundukkan kepalanya.
"Aku akan berlutut lagi di kaki appa" putus Naeun pasrah. Jeochae tersenyum miris. Adik tirinya itu memang tidak terlalu dihargai di keluarga Son itu.
Ayah mereka hanya menyayangi Jeochae sebagai anak kandungnya, sedangkan Naeun dicampakkan. Jika hanya ayahnya yang melakukan itu,maka Naeun masih bisa menerimanya,karena ia sadar kalau ia bukan anak kandung. Tapi,inilah posisi yang membuat Naeun terpuruk,ibu kandungnya sendiri ikut mencampakkannya. Semenjak kedua orangtua mereka menikah,mereka memang awalnya hidup damai dan saling menyayangi, memang dari dulu Jeochae tidak terlalu menyukai Naeun karena sikapnya yang sombong dan nakal. Tapi,suatu hari Naeun membuat suatu kesalahan besar yang cukup membuat keluarga mereka harus berpindah kota dari Jeonju ke Seoul. Dari situ,ayah Son sangat marah pada Naeun dan juga ibunya,dan disitu juga,Naeun meminta maaf pada ayah Son dengan cara berlutut dan memluk kaki ayahnya itu. Dan saat itu juga,ibu kandungnya sendiripun tidak menyukainya,karena berfikir bahwa Naeunlah penyebab hubungan nya dengan ayah Son menjadi merenggang saat itu.
"Kau akan memohon-mohon lagi dan merendahkan dirimu sendiri?" Jeochae berdecih lalu tertawa ringan. Serendah itukah Naeun? Itu fikirnya.
"Hanya itu yang ampuh. Posisiku sulit,eonnie tahu itu,kan. Jika aku masih mau bertahan dan mempunyai tempat tinggal,maka aku harus melakukan itu" ujar Naeun sambil tersenyum miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY, ME? [E N D] ✔
FanfictionKenapa harus aku? Kenapa dari banyaknya manusia yang hidup di dunia ini, harus aku yang terus saja menderita?