22

4.9K 439 13
                                    

Setelah memparkirkan mobil barunya di perkarangan parkiran,Eunwoo segera berjalan menuju ke gerbang rumahnya.

"Huh...semoga Lisa mau pulang"

Ceklek....

"Lisa-ya" panggil Eunwoo lembut setelah memasuki rumahnya yang terlihat sepi itu

"Lisa,eoddiso?" Eunwoo mulai melangkahi kakinya mencari Lisa diseluruh sudut rumah

Ceklek....

"Eoh? Lisa-ya" Eunwoo duduk di pinggir ranjang milik Lisa. Ia melihat Lisa yang sedang tertidur di kasur miliknya

"Lisa,oppa disini,bangun dek" Eunwoo tersenyum melihat erangan ringan dari Lisa,ia mengelus surai rambut milik adiknya itu saat melihat mata Lisa sudah sedikit terbuka

Lisa hanya duduk dan menatap Eunwoo dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Ia hanya diam dan tidak menanggapi senyuman dari Eunwoo.

"Kajja,kita pulang" ajak Eunwoo lembut,berharap adiknya itu akan mengerti dan mau ikut pulang

"Ini rumahku" jawab Lisa datar. Ia benar-benar tidak ingin pergi dari rumah itu,walaupun kecil,tapi ini adalah rumah paling nyaman baginya

"Lisa-ya...jebal..." suara Eunwoo terdengar lirih,menandakan ia benar-benar frustasi sekarang.

"Kemana barang-barangku?" Tanya Lisa tajam. Setelah ia sampai dirumah dan menyadari kalau keadaan rumah sepi dan beberapa barang sudah hilang,ia langsung tahu bahwa Jisoo dan Eunwoo pasti sudah diajak untuk tinggal di mansion milik keluarga Ahn,tapi Lisa sama sekali tidak berniat untuk menyusul mereka kerumah besar itu. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kamar miliknya dan mendapati banyak barang yang hilang,serta lemarinya yang sudah kosong

"Sudah dipindahkan ke mansion" jawab Eunwoo apa adanya. Eunwoo sedang tidak ingin bertengkar dengan Lisa sekarang

"Aku tidak mau kesana" spontan Lisa

"Wae? Kita sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga itu. Dan itu juga rumah kita sekarang" jelas Eunwoo

"Hanya oppa yang mau menjadi bagian dari keluarga kaya itu,bukan aku. Lagipula,untuk apa oppa kesini? Bukankah oppa sudah melupakan aku?" Sinis Lisa

"Tentunya oppa menghawatirkanmu. Seharian kau tidak ada kabar,dan kau adalah anak perempuan" ujar Eunwoo

"Sudah kubilang tidak usah mencariku. Aku juga bukan anak kecil lagi yang harus selalu diperhatikan" Lisa kembali menidurkan dirinya di kasur miliknya,memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan dengan Eunwoo dan tidur membelakanginya

"Tapi kau masih seperti anak kecil dimata oppa" Eunwoo tersenyum. Terlintas kembali ke fikirannya memori saat pertama kali ia menggendong Lisa saat Lisa baru saja lahir.

"Karena itu oppa tidak memberi tahuku tentang perihal eomma?"

Eunwoo terhentak. Pikirannya tiba-tiba saja kosong. Bagaimana Lisa tahu tentang perihal eommanya? Padahal Eunwoo sudah menutup rapat mulutnya selama ini.

"Kenapa diam? Kaget karena aku tahu?" Lisa membalikkan badannya,menatap datar Eunwoo yang tampak sangat terkejut

"Aniya--" eunwoo berusaha tersenyum untuk menutupi ketakutannya sekarang. Tapi walaupun mulut Eunwoo bisa berbohong,tapu tidak dengan matanya,bisa terlihat jelas guratan ketakutan dalam mata Eunwoo

"Mwo?! Ah..mungkin pemikiran oppa dan Jisoo eonnie sama,kalian masih berfikir jika aku adalah anak kecil yang tidak bisa mengerti dan melakukan apapun. Tapi aku akan tegaskan satu hal. Aku sudah besar,dan aku sudah mengerti. Walaupun kalian berusaha menutupi semua fakta yang ada,tapi aku bisa tahu. Memang aku tidak tahu apa yang terjadi dengan eomma dan appa dimasa lalu,tapi aku tahu ada sebuah hal yang kalian tutupi dari aku,termasuk kasus kematian appa dan masuknya eomma ke penjara. Kalian bisa berfikir jika eomma yang membunuh appa,kalian juga bisa membenci eomma jika kalian fikir eomma yang melakukan itu,selama ini kalian sudah men-sugestiku sampai saat ini,dan sekarang aku akan hidup dengan fakta yang ada. Aku tidak mau menjadi orang bodoh yang hanya bisa mengikuti dan terpengaruh omongan orang lain. Mulai sekarang,aku JUNG Lisa akan hidup dalam pendirianku" tegas Lisa. Ia berhasil membuat Eunwoo bungkam seketika dengan kata-katanya. Eunwoo baru sadar jika adik bungsunya benar-benar sudah dewasa sekarang.

"Pulanglah,Taeyeon sajangnim pasti mencari oppa sekarang" Lisa hendak keluar dari kamarnya,tetapi tangan Eunwoo sudah lebih dulu menahan tangan Lisa

"Oppa akan pulang bersamamu" Eunwoo tetap kekeh dengan keputusannya. Ia sudah berjanji akan membawa Lisa pulang ke mansion

"Aku tidak mau" Lisa membuka pintu kamarnya,tapi cengkraman tangan Eunwoo semakin erat ke tangan Lisa

"Oppa Jebal Geumanhae!!" Teriak Lisa. Ia benar-bebar tidak bisa diam lagi sekarang. Kelakuan Eunwoo sangat menjengkelkan menurutnya. Tapi jika kalian fikir Eunwoo akan membiarkan Lisa pergi,kalian salah,Eunwoo malah mengeratkan cengkramannya dan perlahan berdiri menghadap Lisa yang sudah terisak

Perlahan Eunwoo membawa Lisa kedalam dekapannya. Membiarkan adik bungsunya itu mengeluarkan segala kesedihan,kekecewaan,dan kekesalannya dalam pelukan Eunwoo. "Jangan menangis lagi,oppa tidak akan sanggup melihat air matamu jatuh karena oppamu yang buruk ini"

"Wae oppa wae?! Kenapa kalian menjauhkanku dari eomma? Aku mau merasakan kasih sayang seorang eomma,sama seperti anak lainnya. Aku ingin melihat wajah eomma,setidaknya sekali saja"

"Dia bukan orang yang baik Lisa-ya,dia adalah pembu--" Eunwoo menghembuskan nafasnya pasrah sebelum ia melanjutkan kata-katanya

"Baiklah,setelah kita pulang ke mansion,oppa akan membawamu menemui eomma. Oppa janji" putis Eunwoo. Tentunya ia sudah memikirkan konsekuensi dan hal yang akan terjadi kedepannya

Lisa langsung berhenti menangis. Dengan cepat ia langsung melepaskan pelukan Eunwoo dan menatap Eunwoo dengan mata sembab.

"Benarkah?" Tanya Lisa tak percaya

"Apapun untukmu" Eunwoo menghapus sisa-sisa air mata yang masih menempel diwajah Lisa

******

"Kajja" ajak Eunwoo saat mereka sudah sampai di parkiran. Eunwoo menyalakan mobilnya dan membiarkan Lisa hanya menatap tak percaya pada benda dihadapannya.

"Bahkan mereka sudah menyogok oppa dengan mobil mewah. Daebak" gumam Lisa

Maap! Bosen ya?

Ada saran atau kritik buat crita ini? Comment ya!

Stay safe gengs...

Next? Soon💕

WHY, ME?  [E N D] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang