Fifteen

2.3K 382 52
                                    

Tora membuka matanya dan menggeliat seperti para model di televisi. Padahal tidak ada kamera yang menyorotinya tapi dia merasa begitu senang hari ini. Ada beberapa alasan mengapa Tora begitu senang hari ini.

Pertama, perusahaannya baru saja meluncurkan satu buah aplikasi lagi yang bekerja sama dengan Dyandra Finance, tempat kakaknya bekerja. Aplikasi bernama Fyandra ini berguna untuk melacak unit-unit yang dijual oleh Dyandra Finance berdasarkan nomor polisi. Tidak perlu memasang GPS, tapi bisa menggunakan plat nomor. Jadi akan memudahkan divisi kakaknya yaitu Collection, untuk melacak jika ada konsumen yang menunggak. Satu-satunya hambatan adalah jika konsumen dengan sengaja melepas plat nomor. Namun ini akan Tora pikirkan solusinya. Selama para konsumen tidak tahu plat nomor mereka dilacak, hal ini masih aman.

Kedua, dia baru saja diundang untuk menjadi bintang tamu di Dyandra 30th Anniversary. Hasil pertemuannya dengan para kru PTV saat di New York berbuah manis. Dia diundang menjadi pengisi acara. Siapa lagi yang mengundangnya kalau bukan Kawa. Kawa bilang dia akhirnya melihat video klip Tora dan mendengarkan lagu-lagunya. Tentu saja Tora tidak menyampaikan ini pada Oddy.

Ketiga, rumahnya sedang direnovasi. Tora menambahkan satu ruangan untuk timnya bekerja. Jika mereka bekerja sampai malam di ruko yang Tora sewa, biayanya akan sangat membengkak. Entah kenapa. Jadi Tora pikir lebih baik dia menambah ruang kerja. Jadi bagi karyawannya yang ingin lembur, mereka bisa menggunakan ruangan itu. Toh ruangan ini menggunakan pintu masuk yang berbeda dan tidak akan mengganggu rumah utama. Mereka juga akan disediakan cemilan, meja, tempat duduk, dan sound system yang mumpuni. Karena di rumahnya berisik, Kawa melipir ke rumah sang kakak. Nah inilah bagian terbaiknya. Dari bawah sudah tercium wangi masakan yang artinya kakaknya sudah memasak.

"Good morning, my beautiful sister!" Tora sampai di dapur dan langsung memeluk kakaknya. "What a very delicious smell. Yumm!"

"Berisik. Lo udah gosok gigi belom?!" Oddy menepuk tangan Tora yang berada di pundaknya.

"Belom lah. Ntar aja gue gosok gigi kalau udah makan. Biar kumannya sekalian ilang," Tora menguap lagi lalu membuka kulkas. Tangan kirinya refleks menggaruk pahanya.

"Astaga jorok banget adik gue," Oddy menggeleng.

"Udah turunan kan Kak," kata Tora santai sambil mengambil sekotak susu lalu meminum dari kartonnya.

"Maksud loooo?" Oddy mengacungkan spatula.

"Popi juga kan suka garuk-garuk dan kentut sembarangan," Tora mengusap mulutnya yang berwarna putih karena susu. "Tenang, lo sama Mami mah bersih dan cantik kok."

"Bisa aja lo. Eh itu lo harus abisin susunya ya!" Oddy menunjuk kotak susu yang dibawa Tora ke meja makan.

"Iya lah. Gue kan berani berbuat berani bertanggung jawab," Tora meneguk lagi susunya. "Masak apa sih Kak? Buat gue sekalian kan?"

"Gak lah. Ngapain gue masakin buat adik durhaka?"

"Hah? Gue salah apa?"

"Kenapa lo gak bilang kalau lo jadi bintang tamu di acara ulang tahun kantor gue?"

Glek. Tora hanya bisa menelan ludah. "Kok tau?"

"Ya taulah. Di grup Head Office kan di-update terus perkembangannya. Siapa aja artis yang udah deal, budget kepake berapa, konsep kayak gimana, obstacle apa. Kaget aja gue waktu nemu nama adik gue. Semua orang langsung nyerang gue begitu liat nama Tora Senja."

"Hahahaha," Tora tertawa malu. "Bagus kan, Kak?! Kesempatan gue terkenal semakin gede."

"Siapa yang nawarin lo?"

"Orang PTV lah," Tora berusaha ngeles.

"Siapa, yang, nawarin, lo?" Oddy berkata semakin galak. Tora merasa dirinya terancam lalu mundur sedikit.

Three Course Love - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang