Twenty Eight

2.1K 494 48
                                    

Kawa keluar dari toilet sembari menunduk dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Tiba-tiba saja di hadapannya terasa ada seseorang yang menghalangi jalannya. Ketika Kawa mengangkat kepala, dia menemukan seseorang yang sudah lama tidak dia temui.

"Misi, Nes," kata Kawa lalu berjalan ke sebelah kiri Ines. Tapi Ines menggeser posisinya sehingga kembali menghalangi langkah Kawa. Sejak Kawa menangani proyek ulang tahun Dyandra Finance, mereka memang sudah berada di divisi yang berbeda. Kawa pindah ke tim Bang Le sementara Ines tetap di tim Mbak Jani. Oleh karena itu bisa dibilang interaksi Kawa dan Ines tidak sesering saat mereka bekerja di tim yang sama. Pertemuan terakhir mereka adalah saat Ines mengakui bahwa dia mendatangi rumah Oddy. Setelah itu Kawa sama sekali tidak menghubungi Ines dan Ines pun tampak tidak berani menemui Kawa. Padahal mereka sudah berteman sejak kecil.

"Aku harus bilang sesuatu," kata Ines dengan ekspresi ragu sekaligus takut. Tapi tatapannya lurus ke wajah Kawa.

"Gak bisa. Aku ada deadline," Kawa menggeleng.

"Aku tunggu sampai selesai," ujar Ines masih dengan wajah berkeras.

"Bakal malam, Nes," kata Kawa datar.

"Kamu lupa kalau aku juga sering pulang setelah ganti hari?" Ines berusaha tertawa tapi ekspresi Kawa sama sekali tidak berubah. "Aku tunggu, Ka."

"Ya sudah," Kawa mengangguk. "Deadline aku sebelum jam 12 jadi ya kamu bisa temui sekitar jam segitu."

Tanpa menunggu Ines berkomentar, Kawa meninggalkan sahabatnya yang akhirnya memberikan jalan agar Kawa bisa lewat.

***

Claudia Mentari Alatas: Popi wants to see you. Bisa?

Senyum Kawa terkembang saat dia melihat pesan yang dikirimkan Oddy. Setelah mengejar deadline yang cukup melelahkan karena Bang Le berada di sampingnya selama dua jam terakhir, membaca pesan dari Oddy membuat rasa lelah Kawa mendadak hilang.

Kawa Aulian Rolam: Tentu. Tapi aku baru bisa Rabu malam. Besok aku masih punya deadline.

Kawa membalas pesan Oddy sembari melangkah meninggalkan mejanya. Tatapannya tidak lepas dari ponselnya. Dengan tidak sabar Kawa menunggu balasan dari Oddy.

Claudia Mentari Alatas: It's okay. Kita bareng ke rumah Tora ya?

Kawa Aulian Rolam: Boleh. Popi dan Momi kamu suka apa? Aku bawakan sesuatu.

Belum sempat Kawa melihat balasan Oddy, seseorang sudah memanggil namanya.

"Kawa!"

Kawa memejamkan matanya. Dia sama sekali lupa bahwa Ines sedang menunggunya. Perlahan Kawa berbalik untuk melihat Ines yang menatapnya dengan mata berbinar tapi sedikit rasa gugup tampak di senyumnya.

"Aku mau sampaikan sesuatu..."

Kawa mengangguk. "Di taman aja..."

"Oke. Aku juga udah beli pizza buat cemilan," Ines mengangkat kantung berlabel sebuah merek pizza yang tokonya ada di dekat kantor mereka.

Kawa mengangguk lalu berjalan lebih dulu.

Taman kebanggaan PTV sekarang sudah sepi karena menjelang tengah malam. Kawa memilih salah satu bangku tinggi dan menaruh tasnya di kursi samping. Di sebelah lain Kawa, Ines duduk dan menaruh pizza di depan mereka. Dia juga mengeluarkan dua kaleng soda untuk dirinya dan Kawa.

"Ada apa, Nes?" Kawa berkata to the point.

"Kamu pasti ketemu Oddy ya setelah ketemu aku?" Ines memulai. Dia menggerakkan kaleng Coca Colanya tanpa membuka tutupnya.

Three Course Love - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang