Menanggapi permintaan Lingga, Oddy mengingatkan bahwa Lingga baru saja resmi bercerai. Jika nanti Lingga sudah berpacaran lagi, bukan tidak mungkin Oddy akan dituduh sebagai wanita yang merusak rumah tangga orang lain. Lingga memang tidak menerima begitu saja alasan Oddy tersebut. Tapi Oddy terus meyakinkan bahwa ini bukan saat yang tepat. Lingga akhirnya mengerti dan tidak membahas itu sampai acara makan selesai.
Begitu makan siang usai, Oddy berkeras perlu menemani Hana mencari pakaian untuk acara preweddingnya dan mengusir Lingga secara halus. Lingga juga tidak bisa memaksa untuk menunggu karena dia juga tidak bisa mengantar Oddy pulang tanpa ada kendaraan pribadi. Rumah mereka pun berbeda arah sehingga Lingga tidak bisa memaksa memesan taksi bersama-sama.
Oddy akhirnya menceritakan kepada Hana perihal Kawa. Semuaaaa yang terjadi antara Oddy dan Kawa sejak mereka bertemu pertama kali hingga tadi malam. Hana jadi seperti Tora. Dia mendukung Kawa habis-habisan.
"Dia udah bilang dia sayang lo. Dia juga mau berjuang. Apa lagi yang bikin lo ragu?"
Kalimat Hana berputar-putar di telinga Oddy sejak dia berpisah dengan sahabatnya hingga turun dari taksi di depan rumahnya.
"Dy!"
Oddy menoleh ke kanan dan ke kiri. Tidak ada seorang pun di sekitarnya. Lagipula sudah menjelang maghrib dan...
"Dy, atas!"
Oddy menoleh ke sebelah kanan atas dan melihat Kawa melambai dari balkon rumahnya.
"Hai," Oddy mengangkat tangannya untuk membalas sapaan Kawa.
"Tunggu. Aku turun," Kawa menghilang dan semenit kemudian sampai di hadapan Oddy. "Kamu keliatannya capek banget."
Oddy menggeleng dan nyengir sedikit. "Capek jalan-jalan sama Hana."
"Oh. Temen kuliah kamu ya. Apa kabar dia?"
Oddy mengangkat alisnya lalu tertawa. "Kamu kayak udah kenal Hana aja."
Kawa ikut tertawa. "Gapapa lah. Mungkin nanti beneran kenal. Ngomong-ngomong, ngobrol di sini kayaknya aneh banget. Kamu mau mampir?"
Oddy melirik rumah Kawa lalu menggeleng. "Gue mau mandi dulu dan lapar, Kaws."
"Kalau gitu... pesen makan lalu makan bareng? Mau?"
"Ya sudah kalau lo maksa," Oddy mengangkat bahu. "Siapa yang pesen?"
"Aku aja. Nanti kalau sudah siap dan kamu sudah selesai mandi, aku ke rumah kamu. Oke?"
"Baiklah. Masuk dulu ya," Oddy melambai lalu melangkah menuju rumahnya. Sebelum Oddy masuk, dia melihat bahwa Kawa masih menunggu hingga Oddy benar-benar masuk. Saat Oddy meliriknya, Kawa mengangkat tangan dan tersenyum.
***
"Maaf aku gak sempet tanya kamu mau makan apa," ujar Kawa saat menyajikan makanan di rumah Oddy. Oddy sudah selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian kebanggaannya: celana pendek dan kaos kebesaran. "Jadi aku coba beli makanan Korea."
Oddy tersenyum. "It's okay. Makanan Korea juga gue suka kok."
"Ini ada ramyun, ada bibimbap, ada paket juga. Buat cemilannya ada chicken finger. Minumnya aku gak beli."
"Kawa... ini banyak banget. Makan sebanyak ini gue makin gendut ntar," kata Oddy setengah tertawa, setengah kaget.
Kawa menyentuh tangan Oddy dan menggeleng. "Kamu gak gendut. Dan kalaupun gendut, yang penting kamu sehat dan bahagia. Oke? Lagipula karena aku lupa tanya kamu mau makan apa, jadi agak variatif aja menunya. Kalau ada yang gak dimakan, aku bakal ke pos Satpam dan kasih ke beliau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Course Love - END (GOOGLE PLAY)
RomanceClaudia Mentari Alatas, yang biasa dipanggil Oddy, mengalami sakit hati setelah ditinggal begitu saja oleh pria yang dia cintai. Dia menduga pria itu balas menyayanginya, ternyata tidak. Di New York, tujuan Oddy hanya untuk mendapatkan pelajaran dar...