Eighteen

1.8K 415 38
                                    


Tora berdiri di panggung, menatap ke depan dan tersenyum puas. Sebentar lagi dia akan berdiri di panggung ini, di hadapan ribuan orang secara langsung dan lebih banyak lagi di rumah. Mereka akan menyadari bahwa lagu yang Tora miliki sangat bagus dan Tora adalah musisi berbakat.

"Jadi lagu yang pertama main gitar dan nyanyi sendiri ya," ujar seorang Creative yang mendampingi Tora.

"Yes, true," Tora mengangguk.

Creative tersebut kemudian didampingi Floor Director yang memberikan arahan kemana Tora sebaiknya bergerak selama dia membawakan lagu pertamanya. Tora mendengarkan dengan saksama untuk memastikan dia tidak melakukan kesalahan nanti.

"Lagu kedua bakal duet bareng Rizky Febian dan Yura Yunita, musiknya full band, jadi Tora fokus di nyanyi aja. Mau ketemu dulu sama mereka? Sebelum kita rehearsal?" tanya si Creative setelah selesai membahas penampilan pertama Tora.

"Mau dong. Yuk," Tora tersenyum dan dengan antusias mengikuti Creative tersebut untuk menemui rekannya yang lain. Selama berjalan menuju ruang tunggu, Tora dijelaskan mengenai konsep ulang tahun secara menyeluruh. Rupanya selain acara hiburan, akan ada juga sambutan standar dan kilas balik pertumbuhan Dyandra Finance. Juga pemberian sumbangan pada Dyandra Foundation.

Saat Tora berjalan, dari arah berlawanan berjalan sekelompok orang yang tampak serius membahas sesuatu.

"Eh, KAWA!" Tora berteriak dengan kencang sampai membuat orang-orang di lorong memperhatikan dia.

"Hei, Tora," Kawa mengangkat tangan lalu menghampiri Tora. "Rehearsal ya?"

"Yoi. Sibuk nih?"

Kawa tertawa. "Iya, acaranya beberapa hari lagi. Bakal lebih ribet."

"Semangat bro. Ini acara pasti bakal keren banget." Tora menepuk pundak Kawa.

"Thanks. I put all my efforts here," Kawa tersenyum.

"Hmm, bukan karena ini acara Dyandra Finance dan salah satu karyawannya adalah...." Tora pura-pura berpikir dan menggantungkan kalimatnya.

Kawa tertawa dan menunduk. "Iya, itu juga. Ngomong-ngomong, pekan lalu kami ketemu."

"Oh ya? Gimana perkembangan kalian?"

Kawa hanya nyengir. "Masih gak kemana-mana, Tor. Mau usaha tapi masih sibuk jadi..."

"Ngobrol yuk," Tora memotong. Matanya memancarkan isyarat gue-mau-kasih-tau-tips-deketin-Kakak-gue. "Abis gue rehearsal dan kalau lo santai."

Kawa menangkap masuk Tora dan mengangguk. "Mungkin baru abis Maghrib."

Kawa dan Tora sama-sama melirik arlojinya. Baru pukul empat sore.

"Nice. Kalau gue selesai rehearsal lebih cepet, gue tunggu di mobil. Bisa sambil ngerjain kerjaan kantor. Lo bisa hubungi gue atau langsung samperin mobil gue. Gak susah dicari. Satu-satunya yang warna biru putih. Nanti kita ngobrol sekalian makan malem. KFC deket kan."

Kawa tertawa. "Okay. Thanks, Tor. Gue mau balik kerja dulu."

"Okay, gue juga. Yo, Kaws!" Tora menepuk pundak Kawa lagi dan kembali mengikuti si Creative.

***

Kawa mengetuk kaca pintu mobil Tora lebih cepat dari waktu yang dikatakannya. Tora membuka kunci dan mempersilakan Kawa masuk.

"Beres semua kerjaan bro?" Tora mematikan laptopnya dan menaruhnya ke kursi belakang.

"Surprisingly, selesai lebih cepat. Jadi hari ini bisa pulang cepat juga." Kawa mengangguk. Dia langsung mengenakan safety belt karena Tora pun mulai menyalakan mobil.

Three Course Love - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang