Chapter 9

2.4K 150 3
                                    

Arfan

"Allahu rabbi sampeyan ini kenapa mondar mandir saja dari tadi" tanya indra yang pusing sendiri melihat sahabatnya yang sepertinya sedang gelisah sekaligus grogi dalam satu waktu

"Sampeyan mau tetap mondar mandir saja? Nda bakalan cerita sama ane?" Tanya indra kembali karena pertanyaan sebelumnya belum juga di jawab oleh arfan

"Ya Allah fannnn, ane liat sampeyan seperti itu jadi pusing sendiri" ucapan indra yang masih belum di respon oleh arfan

Pada akhirnya arfan pun merespom ucapan sahabatnya itu.

"Jadi gini dra, saya akan meminta ijin dari kedua orang tua Zulaikha supaya bisa menjalankan ta'aruf" jawab arfan sambil duduk di sebelah indra

"Hah! Sampeyan seriusan? Wah wah ane nda nyangka ternyata pergerakan sampeyan cepet juga" ujar indra dengan kagetnya sampai sampai dirinya meloncot dari tempat asal dirinya duduk

"Sampeyan sudah bicara sama Zulaikha?" tanya indra yang mulai duduk kembali

"Bahkan sampeyan orang ke dua setelah zulaikha yang mengetahui tentang kami akan melaksanakan ta'aruf" jawab arfan sambil menghembuskan nafas dengan kasar karena hatinya masih tidak bisa tenang saking groginya

"Akan melaksanakan? Berarti Zulaikha nda menerima ta'aruf sampeyan atau kenapa ane belum faham" jiwa kepo indra mulai kambuh

Dan selanjutnya arfan menceritakan semuanya yang terjadi sewaku semalam

"Ma syaa Allah sampeyan nda salah pilih pasangan, ane orang pertama yang mendukung sampeyan" kagum indra

"Syukron ndra" tanggap arfan

"Ohiya ane nda bisa nemenin samapeyan buat datang ke rumah Zulaikha, hari ini jadwalnya ummi ane chek up" sesal indra yang tak enak

"Wes nda papa ndra, ibu sampeyan lebih penting dan harus selalu menjadi prioritas utama buat sampeyan" maklum arfan

Ya memang 3 tahun terakhir ini indra telah di beri ujian, ibunya yang mempunyai penyakit tumor yang ganas dan dokter telah memvonis kemungkinan besar umurnya tidak bakalan lama lagi, tetapi indra tetap berikhtiar dan tawakal kepada Allah karena dia percaya bahwa nyawa ada di tangan sang pemberi ujian dan dia selalu berfikir Allah sangat amat menyayanginya sehingga ia di berikan ujian seberat ini supaya Allah ingin tau sejauh mana dirinya bisa melewati itu semua juga dia selalu yakin bahwa di balik ini semua pasti akan ada hal yang indah yang menatinya. Barangkali Allah mengangkat derajatnya karena ujian yang sedang di alaminya tersebut, karena melewati hari harinya yang seperti ini harus membutuhkan kesabaran yang ekstra.

"Yasudah saya berangkat dulu, doain saya ya supaya lancar dan di terima" ujar arfan

"Aamiin" jawab indra sambil tersenyum

"Wasssalamu'alaaikum" pamitnya

"Wa'alikumssalaam" jawab indra

Skip

"Ma syaa Allah kenapa jadi grogi seperti ini? Bismilahirahmannirahim" dialog arfan sambil terus menenangkan hatinya.

Selanjutnya arfan mulai memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah zulaikha

"Assalamu'alaaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap salam arfan kepada sang pemilik rumah

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang