Chapter 4

3.2K 180 4
                                    

Arfan

"Masyaa Allah ternyata dia bukan hanya cantik fisiknya saja tetapi hatinya pun tidak jauh berbeda bahkan hatinya lebih cantik di bandingkan dengan wajahnya" kagum arfan kepada gadis yang tak sengaja menjadi pusat perhatian nya itu sedari tadi karena penyampaian dakwah dan sifatnya yang nyaris sempurna

"Astagfirullah fan ya Allah ingat zina fan zina dia belum sah menjadi milikmu jadi belum sepantasnya kamu memikirkan yang bahkan yang tidak pantas untuk di pikirkan" dialog arfan kepada dirinya sendiri untuk meyakinkan hatinya karena sudah termakan rayuan sayton

"Hayohhhhh lagi liatin siapa?" tanya indra sahabatnya yang tiba-tiba muncul

"Astagfirullah sampeyan ngagetin saya saja, untung saya ga punya riwayat pentakit jantung" jawab arfan sambil mengelus mengelus dadanya

"Hehe afwan fan, ohiya sampeyan belum jawab pertanyaan ane fan?" tanya indra kembali

"Ahh it ituu ann u.. Anuu" gugup arfan karena kepergok sahabatnya sendiri sedang memperhatikan perempuan

"Ya ampun fan gausah grogi juga kali, kaya yang mau ijab kobul saja sampeyan ini" kekeh indra karena tidak biasanya arfan memperhatikan perempuan yang bukan mahromnya apalagi arfan sangat faham tentang agama

"Sampeyan kenal tidak dengan gadis yang ada di sebrang sana? Yang memakai krudung merah maroon? " tanya arfan yang sudah tidak mau basa-basi lagi

"Oh yang itu saya kenal fan dia Zulaikha yang sering ngisi acara kajian, saya juga kenal nya dari latifah sepupu saya karna dia sering ikut kajian yang pematerinya selalu zulaikha. Tadinya latifah mau jodohin saya dengan Zulaikha karena dia sangat menyukai semua tentang Zulaikha apalagai setiap berkunjung ke rumah saya dia selalu membicarakan Zulaikha jika sedang berkumpul. Tapi itu semua saya urungkan karena melihat sampeyan yang sepertinya menyukai sosok Zulaikha" ujar indra panjang lebar menceritakan tentang Zulaikha

"Lah kenapa harus mengalah demi saya? Jika kamu sudah mengaguminya sejak lama saya yang akan mundur" jawab arfan dengan memaksakan senyum di bibirnya

"Allahu rabbi maksudnya ga gitu fan, saya hanya kagum saja terhadapnya apalagi sering mendengar cerita tentang Zulaikha dari latifa tetapi tidak lebih fan sampeyan tenang aja fan. Saya juga baru pertama kali melihat sampeyan kasmaran seperti ini" goda indra sambil tersenyum jail

"Itu hal yang wajar karena rasa cinta itu fitrah yang Gusti Allah  berikan kepada setiap hambaNya, saya juga masih normal jadi wajar saja jika mengagumi seseorang selagi perasaan itu masih bisa saya jaga. Memangnya sampeyan yang tidak pernah tertarik sama sekali dengan perempuan" canda arfan

"Sampeyan asal saja kalo bicara, ya ga lah saya juga normal cuma belum nemu yang pas saja" jawab indra di barengi dengan tawanya yang pecah

"Haduhhh saya gakuat sakit perut fan, sudah sudah nanti saya akan cari info tentang Zulaikha sama sepupu saya jadi tenang saja ga usah di pikirkan" lanjutnya

"Tidak salah saya bercerita tentang privasi saya kepada sampeyan dra" puji arfan

"wes wes sampeyan ini seperti sama siapa saja lagian bukankah itu guna nya sahabat?" ucap indra dengan menarik turunkan halisnya sambil merangkul pundak arfan

Arfan hanya tersenyum mendengar perkataan yang indra lontarkan, sesungguhnya dia amat sangat bersyukur bisa berteman bahkan bersahabat dengan indra

"Yuk sebentar lagi waktu ashar, kita ke masjid dulu"

Arfan hanya mengangguk menyauti perkataan sahabatnya itu

Zulaikha

"15 menit lagi masuk waktu ashar, lebih baik cari masjid terdeket sini aja dulu" ucapnya yang berdialog sendiri

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang