Chapter 3

4K 209 1
                                    

Zulaikha

"Bun kalo semisalkan aku ada yang khitabahin di terima ga ya?" Ujar Zulaikha sambil tidur di pangkuan sang Bunda

" Kenapa harus nolak? Apalagi kalau akhlak sama agamanya bagus, yang kaya gitu tuh spesialis langka banget" jawab Adiba sang bunda sambil terkekeh karena tidak biasanya zulaikha membicarakan hal-hal terkait pernikahan

Ahhhh adiba pikir ini sesuatu yang amat sangat langka...

"Tapi aku masih semester 6 bun nanggung 1 tahun lagi wisuda, nanti kalo semisalkan aku nikah yang ada kuliah aku ga bakalan fokus mana harus pinter-pinter bagi waktunya dan yang lebih penting aku mau fokus dulu untuk memeperbaiki diri tentunya bukan untuk mendapatkan jodoh yang sholeh karena itu adalah niat yang salah tetapi semata mata  lillahita'ala. Aku bukannya mau nolak hal baik apalagi pernikahan adalah sunah Rasul selain itu pernikahan juga sebagai penyempurna agama  ahhh zula pikir penikahpun sudah tergolong amalan jariyah jika pernikahan tersebut di dalam koridor yang di ridhai Allah. Tapi aku belum siap bun, aku kan belum bisa bahagiain bunda sama ayah belum bisa balas jasa bunda sama ayah, yaa walaupun aku tau jasa bunda sama ayah ga bisa di tebus saking banyaknya tapi setidaknya aku pengen bahagiain kalian, aku pengen bawa kalian ke tanah suci, aku pengen kalian makan gaji pertama aku malahan kalo bisa tiap aku gajian uangnya buat bunda aja gpp aku ikhlas ko" ungkapan hati Zulaikha kepada sang bunda

Inilah dan alasan Zulaikha dan Zahra mengambil jurusan pendidikan matematika karena tuntutan dari kedua orang tua nya, padahal jauh apa yang di harapkan hati Zulaikha, ia ingin sekali menjadi seorang ustadzah supaya bisa menuai pahala dan membagikan ilmu yang dia punya supaya menjadi bekal untuknya di akhirat nanti, berbeda dengan sang adik yang menginginkan menjadi jaksa karena Zahra sangat ingin berpartisipasi dalam negara apalagi melihat keadaan negara yang sekarang sangat miris, Zahra juga bukan tidak mau menjadi ustadzah tetapi dia selalu bilang kepada sang kk "kk jadi ustadzah yang selalu berdakwah yg berpartisipasi dalam agama dan aku yang berpartisipasi di dalam negara, aku ingin menjadi jaksa yang menegakan keadilan yang bisa memakmurkan rakyat biasa karena aku liat rakyat-rakyat biasa yg ekonominya menengah ke bawah di anggap remeh di anggap lemah karena mereka para aparatur negara hanya memandang jabatan, harta, tahta dan kelas sosial sehingga acuh terhadap rakyat yang kurang mampu dan itulah yang menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat". Akan tetapi itu hanya angan-angan semata mereka, hanya keinginan yang terpendam. Mereka sengaja tidak membicarakan keinginan mereka karena mereka tau bahwa ayah dan bundanya menginginkan anak-anknya menjadi guru supaya bisa mendidik generasi bangsa dan bisa menghasilkan bibit anak-anak bangsa menjadi cerdas dalam segala bidang agar negara tidak di jajah kembali oleh negara lain itu keinginan sang ayah apalagi beliau berkecamuk di bidang bisnis dan dulunya sang ayah hidup berpolitik tetapi setelah kakeknya meninggal sang ayah dengan terpaksa membanting setir menjadi pebisnis, justru itu ayahnya sangat tau tentang seluk beluk negara.

Tetapi setelah di pikir-pikir menjadi guru juga tidak masalah, bahkan kita bisa selipkan pelajaran-pelajaran keagamaan di dalamnya atau mungkin sebelum pelajaran di mulai zulaikha dan zahra bisa mentransfer ilmu agama yang mereka punya, di sela-sela menjelakan materi juga bisa di masukkan tentang cerita-cerita sahabat atau yang lainnya dan setelah pelajaran akan berakhir mereka bisa mengadakan kuis tentang pemahaman anak anak didiknya, untuk mengrtahui seberapa jauh mereka mengenal agamanya sendiri... Ahhh bukankah segala nya adalah peluang? Tidak ada yang tidak mungkin untuk menjadi peluang, asalkan kita pandai-pandai saja membaca kondisi.

"Tapi ga baik loh nak jika menolak niat yang baik apalagi kalo agamanya udah gabisa di ragukan lagi, lantas mau nunggu kapan lagi? Bunda takutnya kalo kamu nolak nanti kamu mendapatkan jodoh yang buruk dari sebelumnya" cemas sang bunda

"Bunda masih khawatir? Mengapa khawatir kan segalanya sudah di atur oleh Allah, Allah itu tau apa yang hambaNya butuhkan dan Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita mau" Ujar zulaikha meluruskan kecemasan sang bunda

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang