Chapter 13

2.5K 149 13
                                    

"Ya Rasulullah mengapa engkau menangis setiap melihat hujan? Rasulullah menjawab Seperti inilah derasnya manusia masuk neraka"


"Assalamu'alaaikum" salam arfan dan pak rian serempak

"Wa'alaikumssalaam warahmatuahi wabarakatuh, arfan?" jawab direktur utama setelah membalikkan seluruh badannya ke hadapan arfan

"Ayah" ucap arfan dengan spontan karena dirinya benar benar di buat terkejut

Pak rian yang berada di antara keduanya merasa kebingungan, tetapi dirinya tidak akan menanyakan perihal tentang keterkenalan di antara keduanya.

"Maaf pak saya mau memberikan berkas proyek minggu kamarin yang bapak minta dan saya pamit udur diri jika ada yang masih kurang bisa panggil saya" ujar rian asisten pribadi zamzam

"Iya anda boleh keluar" jawab zamzam tegas

Setelah sang asisten lenyap di telan pintu zamzam pun memulai pembicaraan dengan arfan

"Jadi kamu yang melamar pekerjaan ke perusahaan saya... Wahhhh kamu hebat sekali, secara tidak langsung kamu melamar anak saya dan juga melamar menjadi karyawan saya di perusahaan" kekeh zamzam tetapi masih dengan nada tegasnya

"Saya juga tidak tau jika ayah hmm maksudnya bapak yang menjadi direktur utamanya disini" jawab jujur arfan karena memang benar ia hanya sekedar tau bahwa perusahan Z Commpany adalah deretan perusahaan terbesar di Indonesia tetapi tidak dengan pemilik dan juga keluarga yang mempunyai perusahaannya

"Saya juga tidak menyangka jika arfan yang melamar pekerjaan di perusahaan saya adalah arfan yang menta'arufkan anak saya kemarin dan jujur saya pun tidak tau nama asli kamu" tanggap zamzam

"Ternyata memang kita di takdirkan untuk selalu saling bergesekan, itung itung pendekatan sama calon mertua aja gitu yah" canda arfan di barengi dengan kekehannya

"Wah ternyata kamu orangnya humoris juga ya, saya kira kamu orang yang sangat serius karena terlihat dari keseriusan kamu menta'arufkan Zulaikha kemarin" tanggap ayah sambil terkekeh

"saya menerima lamaran pekerjaan kamu bukan karena kamu adalah calon menantu saya tetapi saya melihat prestasi dan beberapa akreditas mu jadi saya percaya sama kamu dan juga bersikap lah profesional jika di kantor jangan libatkan status kamu sebagai calon menantu saya" ujar zamzam tegas

"Iya pak saya mengerti dan terimakasih karena sudah memberikan kepercayaan kepada saya" jawab arfan

"Kamu bisa langsung bekerja sebagai ketua devisi, jika tingkat kerjamu meningkat saya akan angkat jabatan kamu dan oh ya nanti asisten saya akan tunjukan ruangan mu" ujar ayah

"Baik pak, saya permisi terlebih dahulu" jawab arfan sambil membungkukkan punggungnya tanda hormat kepada atasannya

Setelah menutup pintu sang atasan, arfan langsung di tunjukkan meja tempatnya bekerja  oleh pak rian

"ini ruangan yang akan kamu tepati semoga betah dan merasa nyaman disini, selamat bekerja di hari pertama mu" intruksi pak rian kepada arfan

"Iya pak terimakasih sudah mau di repotkan" jawab arfan

"Tidak apa apa, tak perlu merasa tidak enak seperti itu" ujar pak rian

"Yasudah saya kembali ke ruangan saya dulu" lanjut pak rian

Arfan hanya menganggukkan kepalanya

"Bismillah... Semoga di beri kelancaran di hari pertama kerja, ah hampir lupa telpon abi sama ummi dulu" dialog arfan sambil mencari nama abi nya di layar ponsel

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang