Chapter 8

2.6K 166 2
                                    

"Alangkah baiknya kau langit kan dahulu namaku"

"Baiklah saya sudah mantap dengan keputusan saya, bisamilah Zulaikha mari kita ta'aruf" pernyataan arfan kepada Zulaikha secara lantang

Dan ucapan arfan sukses membuat Zulaikha membeku saking terkejutnya

"Alangkah baiknya kau langit kan dahulu namaku, saya nda berhak menjawab pertanyaan dari ustadz karena diri saya sepenuhnya milik Allah dan orang tua saya, jadi yang berhak menjawabnya hanya Allah dan orang tua saya. Jika orang tua saya merestuinya in syaa Allah akan di sertai ridha Allah juga" jawaban yang zulaikha berikan kepada arfan

Lalu di suatu hari Allah mengetuk pintu hati seseorang yang sekupu untuk menjemput dirimu pada sang pemilik hati, bahwa disana ada sosok yang sangat mencintai Tuhannya.

Langitkan dahulu namaku

Lalu Allah akan kabarkan kepada seluruh penduduk bumi, bahwa di akhir zaman ini masih ada hambanya yang sangat taat dan sangat layak untuk di persunting dengan sakralnya janji suci.

Maka dari itu langit kan dahulu namaku

"Jadi apakah boleh mulai malam ini dan malam-malam seterusnya saya menyebutkan nama mu di sepertiga malam saya?" tanya arfan antusias

"Tafadhol" jawab Zulaikha sambil tersenyum

"Baiklah saya akan memantapkan diri saya dulu agar menjadi laki-laki yang sesuai dengan kriteria mu, saya akan menikung mu di sepertiga malam dan saya akan perjuangkan nya di dalam doa" ujar arfan sambil membalas senyuman Zulaikha

"Besok saya akan datang kepada orang tua mu jadi persiapkan dirimu" lanjutnya dengan mantap

Dan untuk kedua kalinya arfan membuat Zulaikha terkejut karena perkataannya yang selalu sukses di luar nalar otak Zulaikha

"Apa nda terlalu kecepatan ustadz?" tanya Zulaikha ragu

"Saya bukannya mau mengkhitbahkan mu tetapi saya ingin meminta ijin untuk proses ta'aruf" kekeh arfan

Bisa bayangkan semerah apa muka Zulaikha karena menahan malu, ternyata dirinya salah sangka

"A ahh afwan ustadz" ucapnya dengan wajah yang terus menunduk karena tidak mau wajahnya yang merah terlihat oleh arfan

"kenapa harus meminta maaf? Atau kamu pengennya langsung di khitbah kan? Nda harus ta'aruf dulu?" goda arfan

"A ah h itu nda ustadz" jawab Zulaikha gugup

"Nda usah gugup begitu sama calon suami mu" tawa arfan meledak karena melihat ekspresi Zulaikha yang berlebihan

Allahu rabbi aku nda tau sudah semerah apa pipiku bahkan yang tadinya suhu udara sangat dingin menjadi sangat panas karena setiap ucapan yang terlontar dari mulu ustadz arfan -batin Zulaikha

"Masyaa Allah wajahmu sangat merah, ya Allah humairahku... Astagfirullah afwan saya lupa kita belum mahrom" ujar arfan sambil terus terkekeh

Aku belum pernah merasakan sebahagia ini sampai-sampai tertawa lepas seperti sekarang ini -batin arfan

"Afwan ustadz saya kurang nyaman dengan keadaan kita yang seperti ini apalagi kita hanya bertiga itupun dengan ara dan belum ada lebel halal" ucap Zulaikha yang tak sadar

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang