Chapter 19

1.8K 121 5
                                    

Arfan

"Bagaimana fan kamu kan sudah sering bertemu dengan naima apakah ada kecocokan di antara kalian? Abi rasa Naima menyukaimu" tanya syam kepada anaknya

"Ya ndak gimana-gimana bi" jawab arfan dengan nada malas nya

"Lah ko gitu fan? Terus kamu mau kapan beri kepastian Naima? Kasian fan anak orang di gantung terus" tanya syam kembali dengan memastikan perihal perasaan arfan kembali

"Arfan masih butuh waktu bi, tolong beri waktu satu minggu lagi lalu setelah itu arfan janji akan memutuskan perkara ini" mohon arfan dengan wajah yang sangat sangat kebingingan...

Pasalnya dirinya belum menemukan tanda dari istiqarahnya...

"Kamu masih ragu toh fan?" ujar syam yang melihat keraguan di wajah sang anak

"Yasudah kalau begitu abi beri waktu tapi hanya satu minggu yaaa... Soalnya pihak dari Naima ingin mempercepat perjodohan kalian" lanjutnya

"Iya bi syukron" jawab arfan masih dalam keraguannya itu

Setelah berbicara dengan sang abi, arfan pun merebahkan dirinya di kasur king size empuknya

"Rasanya lelah sekali" keluh arfan, bukan dia bukan lelah karena pekerjaan tetapi lelah karena terus di desak untuk memilih antara Naima dan Zulaikha. Bukannya arfan tidak punya pendirian tetapi ia takut jalan yang ia ambil akan membuatnya menyakiti banyak orang

"Astagfirullah mengapa jadi runyam seperti ini ahh lebih baik aku berwudhu lalu setelah itu mengaji supaya hati ini tenang" ya memang benar satu satunya cara untuk menenangkan pikiran jika kalian sedang kacau, banyak masalah, hati tidak tenang itu adalah membaca ayat suci Al-Qur'an jika kalian orang-orang yang beriman... Bisa juga dengan shalat ataupun melakukan amal2 shalih lainnya...

"Shadaqallaahul adzim" arfan mengakhiri bacaan Al-Quran nya

"Alhamdulillah hati jadi tenang" ujar arfan sambil mengelus dadanya

Ke esokan harinya

"Fan ayo ke musholah sebentar lagi masuk waktu dzuhur" intruski zamzam kepada Arfan

Ya memang benar di perusahaan Z commpany di wajibkan ketika memasuki waktu shalat, semua kegiatan harus di berhentikan meskipun itu kehilangan proyek yang miliaran rupiah tetapi zamzam tetap mengedepankan akhiratnya karena panggilan Allah harus di utamakan Allah harus di nomor satukan di bandingkan dengan apapun. Bukankah Allah yang memberikan rezeky, Allah yang memberikan kehidupan dan Allah yang mengendalikan hidup para makhluknNya, lalu mengapa manusia khawatir meninggalkan urusan dunianya demi mensegerakan panggilan dari Allah. Jika ada yang melanggar ataupun beralasan untuk meninggalkan shalat nya maka zamzam sang direktur tidak segan-segan untuk memecat karyawan tersebut, menurut atum itu spele? Tidak itu bukanlah hal yang sepele karen perintah dari Allah saja dia abaikan apalagi perintah dari manusia. Juga disini di haruskan bagi perempuan untuk memakai jilbab terkecuali non muslim karena berjilbab adalah suatu kekewajian. Menutut zamzam meskipun bekerja adalah urusan duniawi tetapi bagaimana caranya supaya bekerja itu bisa menjadikan ladang pahala untuk bekal di akhirat nanti, nah gimana caranya? Yaitu selalu menyertakan Allah di manapun, kapanpun, dan di dalam urusan apapun untuk selalu menyertakan-Nya harus lillahita'ala. Nah jika kita melakukan apapun untuk Allah jadi kan kalau mau melakukan kebohongan, maksiat, korupsi dan sebagainya, kita pikir-pikir dulu. Ohiya yah kita kan udah berjanji apapun yang kita lakukan di dunia itu sepenuhnya untuk Allah, terus kalau saya melakukan kebohongan, maksiat ataupun korupsi berarti buat Allah dong? Masa perlakuan yang tidak baik seperti itu untuk Allah kan ga etis banget lagian kan Allah hanya menerima sesuatu yang baik-baik kalau yang buruk-buruk tidak di terima. Nah dari pikiran pikiran tersebut membuat kita tidak jadi melakukan hal-hal yang tidak di sukai Allah.

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang