Chapter 29

1.8K 103 22
                                    

Indra

"Apa!!!!" kaget indra yang mendengar penuturan dari sahabatnya itu

"Iya dra pernikahan saya dengan Naima di batalkan" ujar arfan kembali menjelaskan

Indra mengusap mukanya dengan gusar "Masyaa Alloh hidup sampeyan rumit sekali fan fan, saya bingung mau kasih saran apa"

Arfan menghembuskan nafasnya dengan tenang "Mungkin ini jawaban dari istiqarah saya dra, dulu saya memutuskan untuk mengkhitbahkan Naima terlalu tergesa-gesa karena saya hanya di beri waktu satu minggu dan jujur di lubuk hati saya, saya merasa ragu. Tetapi setelah melihat senyuman yang terpancar dari wajah umi dan abi saya, perasaan ragu itu mulai hilang. Dan mungkinkah petunjuk mimpi itu bukan dari Alloh melainkan datangnya dari Setan, inilah hal yang sangat saya takuti dan akhirnya terjadi juga"

"Tapi yang membuat saya heran mengapa di mimpi itu Zulaikha terus menangis seakan-akan dia membutuhkan saya dra?" lanjutnya terheran

Indra mendengarkannya dengan raut wajah yang serius "Mungkinkah setelah ini akan ada sesuatu hal yang terjadi lagi sehingga membuat Zulaikha kembali meneteskan air matanya sehingga ia larut dalam kesedihan?" dugaan indra

"Astagfirullah nauzubillah min dzalik, ndra kamu ini kalau ngomong suka ngaur kemana-mana" ujar arfan bergidik ngeri

"Kan saya cuma nebak doang fan, gimana si sampeyan ini tadi kan tanya sama saya."

Arfan menghela nafasnya mendengar penuturan dari indra, bagaimana jika hal itu benar terjadi...? Astgfirullah tidak tidak, karena Allah itu bagaimana prasangka hamba hambaNya.

Indra yang melihat wajah frustasi arfan merasa iba "Lalu setelah ini tindakan apa yang akan sampeyan ambil fan?" tanya indra

Arfan bukannya menjawab pertanyaan dari indra malah membuat pernyataan kepada indra

Inget ya pertanyaan beda dengan pernyataan fahimtum? (Apa kalian faham?)

"Sampai saat ini saya belum bisa menghilangkan perasaan ini terhadapnya dra, padahal saya tau ini adalah swsuatu yang salah" ujar arfan sambil menatatap lurus ke arah pintu, pikirannya melayang kemana-mana

"Zulaikha?" tebak indra

Arfan menggaguk lemas "Mungkinkah dia akan menerima saya kembali setelah luka yang telah saya goreskan terhadapnya? Mungkinkah keluarganya akan menerima saya setelah saya mencampakkan dirinya?"

Kini giliran indra yang menghela nafas frustasinuya, sambil menyenderkan tubuhnya di kursi tak lupa ia juga memijat keningnya yang merasa pusing "Sampeyan yang mempunyai masalah mengapa saya yang merasa sangat frustasi"

Arfan melirik sahabatnya itu sambil tersenyum memakluminya karena sudah biasa rasanya jika arfan yang mempunyai masalah tetapi indra yang merasa sangat kewalahan menanggung semuanya, padahal disini arfan lah yang seharusnya seperti itu

"Apa hah...? Apa sampeyan liat-liat saya sambil senyam senyum seperti itu?" ujar indra yang merasa kesal dengan sahabatnya itu, arfan bukannya memikirkan sosuli tentang masalahnya tetapi ia malah terlihat santai-santai aja

Arfan terkekeh mendengar amukan indra "Ndak perlu terlalu di pikirkan dra, nanti juga kalau jodoh bakalan kembali lagi" ujarnya dengan nada enteng

"Jodoh jodoh apa nya yang jodoh, orang sampeyan ndak ada usaha sama sekali malah terlihat santai saja. Saya heran sama sampeyan bisa-bisanya di saat kondisi seperti ini sampeyan masih bisa tersenyum" ujar indra memarahi arfan

Arfan yang mendengarkan amukan indra hanya bisa terkekeh...

"Bagaimana persiapan pernikahan mu dengan zahra?" tanya arfan mengalihkan pembicaraan mereka karena arfan tidak mau terus membuat indra merasa pusing dengan alur percintaannya yang berliku-liku itu

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang