Chapter 40

1.7K 103 2
                                    

"Baiklah bu, saya yang di amanahi untuk menyampaikan soal harta gono gini milik bapak zamzam hidayat" ujar laki-laki paruh baya yang berusaha menjelaskan kedatangannya bertamu ke rumah Adiba

Adiba dan Zulaikha berdiam menunggu kalimat selanjutnya, perhatiannya terus terfokuskan ke laki-laki paruh baya yang ada di depannya itu

"Tak usah seserius itu bu, saya jadi tegang gini hehe"

"Ah maaf" ujar Adiba yang merasa tak enak karena sikapnya yang terlalu berlebihan

"Silahkan di lanjutkan pak" ujar Zulaikha

"Langsung saja ya bu... Bapak zamzam menyerahkan seluruh hartanya kepada istri dan anak-anaknya juga kepada yayasan yang beliau bangun belum lama ini. Untuk perusahaan beliau mempercayakan nya kepada saudara Muhammad Harfanindra Syamsudin karena dirinya adalah orang kepercayaan pak zamzam semasa hidupnya...." kalimatnya terjeda oleh pertanyaan yang Zulaikha lontar kan

"Hah? Ma... Maksudnya ustadz arfan?" tanya Zulaikha dengan raut wajah terkejut

Adiba pun sama terkejutnya, apa alasan suaminya yang dengan mudahnya menyerahkan perusahaan kepada arfan

"Iya karena beliau bilang bahwa anak-anaknya tidak mungkin bisa meneruskan perusahaannya di karenakan bidang kalian bukan di situ, karena bidang kalian bukan di dunia bisnis bapak zamzam tidak mau membebani keluarganya dengan memaksakan kalian untuk menangani perusahaan. Zulaikha dan ibu Adiba di amanahi untuk fokus terhadap yayasan, zahra di fokuskan untuk meningkatkan ketaatannya kepada Alloh yaitu dengan cara menjadi istri yang shalehah. Saham perusahaan 75% di sumbangkan ke yayasan, 15% nya untuk gaji setiap karyawan. Dan alhamdulillah dari tahun ke tahun perusahaan bapak zamzam semakin maju dengan pesat. Meskipun jika di pikir oleh logika tidak akan mungkin mengalami kemajuan setinggi ini di karenakan hampir 100% saham di sumbangkan kepada yayasan tetapi atas kehendak Alloh, ini semua terjadi. Saya bisa mendapatkan pelajaran dan hikmah dari kisah pak zamzam. Beliau sangatlah pemurah juga tak tanggung-tanggung jika berjual beli dengan Alloh. Ohiya beliau juga meninggalkan harta yang sungguh luar biasa banyaknya yang tidak pernah kalian ketahui dan beliau ingin kalian menggunakan harta itu untuk keperluan Islam bukan untuk pribadi"

Adiba dan Zulaikha menangguk faham dan terus menyimak kalimat demi kalimat yang di ucapkan pria paruh baya di hadapan mereka itu

Selanjutnya laki-laki paruh baya itu menjelaskan tentang pembagian harta mendiang zamzam, dan memberitahukan nominal harta yang selama ini zamzam gunakan hanya untuk keperluan islam dan itu membuat Adiba dan Zulaikha sontak terkejut entah karena nominalnya yang subhanallah, yang bahkan keduanya tidak percaya bahwa ayahnya memiliki harta sebanyak itu dan yang lebih mengejutkannya lagi harta tersebut sedikitpun tidak pernah ayahnya gunakan untuk dirinya ataupun keluarganya melainkan hanya untuk agamanya.

Zulaikha dan Adiba tak kuasa menahan tangisannya ketika laki-laki paruh baya itu menjelaskan tentang di salurkan ke mana saja harta-harta yang selama ini zamzam simpan. Sungguh zamzam mempunyai hati yang sangat mulia, istri dan anak-anaknya bahkan tidak mengatahauinya jika dirinya sepeduli itu dengan Islam.

Zulaikha baru menyadari jika sikapnya yang sangat peduli dengan agama adalah keturunan dari sang ayah

"Insyaa Alloh kami akan menjalankan dan menjaga amanah yang suami saya berikan" ujar Adiba di barengi oleh isak tangisan nya

"Silahkan di tandatangani dulu" ujar laki laki paruh baya itu sambil memberikan surat warisan nya kepada adiba dan zulaikha, sedangkan zahra? Zahra akan tanda tangan menyusul

Laki-laki paruh baya itu pun tersenyum kembali "Baiklah tugas saya sudah selesai, kalau begitu saya pamit wasaalamualaikum"

"Wa'alaikumssalaam warahmatullohi wabarakatuh" jawab Adiba dan Zulaikha serempak

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang