Chapter 18

1.9K 122 19
                                    

Arfan

Arfan tidak bisa tenang sedari semalam hingga sekarang terus mengkhawatirkan kondisi Zulaikha bahkan semalam ia hanya tidur 2 jam saja selanjutnya ia terus menerus memikirkan Zulaikha

"Astagfirullah bagaimana keadaan Zulaikha apa aku ke rumahnya saja, ahhh kalau begitu namanya bukan ta'aruf jika sering datang ke rumahnya" dialog arfan sambil menghembuskan nafas kasarnya

"Ya Allah jagalah Zulaikha semoga la tidak memikirkan kejadian semalam lagi" lanjutnya

Ini ceritanya arfan lagi libur kerja karena hari ahad (minggu) -author

Tok tok tok

Suara ketukan pintu kamar arfan

"Arfan ini ummi" panggil umi

"Sebentar mi" jawab arfan sambil beranjanak untuk membukakan pintu

"Ada apa umi?" tanyanya sambil mengajak uminya masuk

"Kamu nda ada kegiatan kan fan?" tanya balik umi sambil duduk di pinggiran kasur arfan

"Nda umi memanggnya ada apa?" herannya

"Kamu bisa temui Naima di pondok abi? Ohya dia juga mengirimkan makanan tadi subuh ayo kita turun untuk sarapan abi mu sudah menunggu" ujar umi

Arfan menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, belum selesai masalahan Zulaikha dan sekarang di tambah dengan urusan perjodohannya dengan Naima. Rasanya otak arfan ingin meledak karena terus menerus di sugukan dengan pilihan yang membuatnya pusing, Arfan lebih memilih menangani proyek yang sangat sulit di kantor di bandingkan memilih perempuan yang menurutnya lebih sulit dan juga tentang shalat istiqarahnya arfan belum menemukan jawaban apapun

Skip di area pondok

"Assaalamualaikum gus eh baru ke pondok lagi gus?" tanya harun santri laki-laki yang dulunya dekat dengan arfan

"Iya run saya sedikit sibuk" jawabnya sambil tersenyum

"Ah iya yang sudah bekerja kantoran mah pasti super sibuk" kekeh harun

"Kamu bisa saja" jawab arfan

"Ohiya mau bertemu dengan ustadzah Naima gus?" tanya harun sambil menarik turunkan alisnya

Arfan heran mengapa harun bisa mengetahui tujuannya ke pondok apakah seisi pondok ini sudah tau tentang perjodohannya?

"Nda perlu heran seperti itu gus, seluruh isi pondok ini bahkan sudah tau tentang perjodohan gus arfan dengan ustadzah Naima bahkan banyak santri yang galau karena pangeran pondoknya sudah melabuhkan hatinya kepada ustadzah Naima apalagi ustadzahnya cantik juga baik wahhh pasangan yang perfect" bangga harun

Arfan hanya tersenyum getir, mereka tidak tau jika arfan tidak tertarik sama sekali dengan Naima meskipun sosok Naima di katagorikan mendekati sempurna tetapi arfan tetaplah arfan

"Ah kalau begitu saya pamit masuk kelas dulu, gus arfan beruntung datang ke pondok di saat jam mata pelajaran kalau nda sudah pasti di serbu dengan berbagai pertanyaan oleh santriwati" pamitnya sambil terkekeh

Arfan sama terkekehnya dengan harun

"Assaalamu'alaikum, gus arfan sedang mencari siapa?" Tanya Naima yang tiba-tiba muncul

"Astagfirullah, ah wa'alaikumssalaam" kagetnya

"Afwan telah membuat gus terkejut dengan kemunculan Naima yang secara tiba-tiba" ujar Naima tak enak

"Nda papa ohiya saya ingin berbicara dengan ustadzah, ah sebaiknya kita di dalam saja nda enak kalau di sini" jawab arfan kaku

Naima hanya menangguk saja

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang