Chapter 14

2.4K 122 3
                                    

"Terjebak di antara dua pilihan.
Aku tidak mau menyakiti keduanya tetapi aku harus tetap memilih salah satu dari mereka. Skenario apalagi yang Engkau rencanakan Ya Rabb"  -Arfan


Arfan

Sepulang dari kantor badan arfan seperti remuk karena di minggu pertamanya ia sudah di berikan tanggung jawab yang besar apalagi ia di amanahi menjadi ketua devisi maka tugasnya menjadi dua kali lipat dari karyawan yang lain tetapi meskipun lelah arfan tidak pernah mengeluh karena jika bekerja karena Allah alhamdulillah rasa lelah, letih, mumet, dan lain sebagainya menjadi terasa nikmat sekali. (Seriouslyyy, kalau kalian ndak percaya cobain deh... Nanti disana kalian pasti akan merasakan manisnya iman🌺)

"Assalamu'alaaikum" salam arfan dengan rasa lelah karena hari ini ia sedang lembur

"Wa'alaikumssalaam warahmatullahi wabarakatuh, lembur lagi fan? " tanya umi

"Iya mi" jawab arfan sambil tersenyum

"Yasudah cepat mandi sana umi sudah siapkan air nya, umi tau kamu sangat lelah" ujar umi

"Yasudah arfan ke atas dulu yaa umi abi" jawab arfan yang berpamitan kepada ummi dan abi nya

Baru saja arfan melangkahkan kaki beberapa langkah, abi nya memanggil arfan dan otomatis menghentikan langkah kakinya.

"Arfan" panggil abi

"Iya bi ada apa?" tanya arfan sambil membalik kan seluruh tubuhnya untuk menghadap sang abi

"Nanti kalau sudah mandi bisa bicara dengan abi?" tanya balik abi

Arfan hanya mengangguk

Setelah kepergian arfan, umi angkat bicara

"Abi yakin mau menjodohkan arfan dengan Naima?" tanya umi dengan sorot mata yang menandakan keraguan

"Iya umi, abi sangat yakin apalagi Naima anak yang ramah juga yang pastinya berakhlakul kharimah yang sangat baik" jawab abi dengan mantap

"Tapi bi... Hmmm umi ragu takutnya arfan menolak" ujar umi

"Ndak usah ragu mi jika mereka berjodoh pasti ndak akan kemana" jawab abi dengan santai

"lagian mau sampai kapan arfan terus di urus oleh umi? Bukankah di usianya yang sudah matang itu sudah seharusnya mempunyai istri? Ketika dulu abi seumuran arfan, abi bahkan sudah mempunyai arfan junior" lanjut abi

Aida yang mendengarnya hanya menghela nafas, menandakan dirinya pasrah dengan keputusan yang suaminya buat itu.

Selang 20 menit arfan keluar dari kamarnya

"Ada apa bi? Sepertinya sangat penting sekali?" tanya arfan sambil duduk di kursi depan yang berhadapan langsung dengan abi nya itu

Bukannya menjawab pertanyaan dari arfan, abi dan umi malah saling tatap-tatapan

"Khmmm" suara deheman abi

"Jadi begini fan, kamu tahu Naima kan?" tanya abi

Arfan mengernyitkan dahinya karena heran mengapa abinya tiba tiba menanyakan Naima, apa hubungannya dirinya dengan naima? Ahhh arfan sudah merasakan hal hal yang tidak mengenakan.

"Astgfirullah fan fan, ndak boleh suudzon" dialognya di dalam hati

"Yang ngajar di pondok abi itu kan" jawab arfan, sebisa mungkin bersikap dengan santai.

"Iya fan, menurut kamu Naima orangnya gimana?" basa basi abi

"Ya ndak gimana-mana bi, memangnya kenapa bi? ko abi malah menanyakan Naima kepada arfan?" tanya arfan semakin heran

Ustadz Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang