3.Alan gak akan cemburu!

2.8K 249 25
                                    

Play music on media¦ You - Jona ¦

Jangan lupa tinggalin jejak kamu yah,

Selamat membaca dan terima kasih :)

Shawnecha

♡♡♡

"ANKA, KUMPULIN TUGAS KATA BU SUCI!!"

"BISA GAK GAUSAH TERIAK-TERIAK DI KELAS GUE? DASAR ORANG HUTAN!"

"HEH, NGACA DONG LU JUGA TERIAK-TERIAK KALI!"

"GUE KALEM, YAH! PANTES KAK ACE ILFIL SAMA LO, MULUTNYA KAYAK TOAK MASJID, SIH!"

Sabina menatap nyalang, penuh emosi yang membara. Analisa pun sama, tatapannya tajam.

Plak!

Anka menutup wajah Analis gak santai pakai buku tugas di tangannya. Menggeplak lebih tepatnya.

"Udah-udah. Lo berdua sama aja, lama-lama satu kelas budek gara-gara teriakan lo berdua." kata Anka. Fakta.

"DIA YANG MULAI DULUAN!" teriak Analis.

"GUE NGOMONG SAMA ANKA KALI, BUKAN SAMA LO!" balas Sabina tak mau kalah.

"ANKA TEMEN GUE, SEENAKNYA AJA LO TERIAKIN DIA!" suara Analis semakin kuat.

"SUKA-SUKA GUE LAH, MULUT-MULUT GUE KOK SITU YANG REPOT, SIH!" sewot Sabina.

"Kalian berdua memang sama aja sebenarnya." jujur Titani.

"DIAM LO!" teriak Analis dan Sabina bersamaan.

Anka dan Titan terpelonjak kaget.

"Sabina, mana tugasnya?" Seorang cowok muncul dari belakang Sabina. Aslan Jonathan. Ketua kelas mereka sekaligus mantan Anka satu-satunya.

Anka dan Aslan saling lirik. Tak lupa Alan yang juga melirik mereka dari kesibukannya main game. Cowok normal.

"Nih anak ngajak war sama gue, gue ngomong sama Anka juga dia yang nyaut." kata Sabina. Ngadu.

"Heh--"

"Udah-udah, Lis. Berantem mulu perasaan. Tugas lo udah siap belom?" potong Anka.

Sabina langsung tersenyum remeh. "Pasti belom." gumamnya sambil memainkan kuku. Tapi Analis bisa dengar.

Anka menaikkan alis. "Mana?" desaknya.

"Ini tugas gue!" seru Analis dengan sombong. Sengaja membanting bukunya agar dilihat cewek menyebalkan di depan pintu sana.

"Gue mah pinter, gak kayak yang ono, bisanya nyontek doang. Iyalah, nama aja dicontek sama dia. Merusak citra nama orang yang pake huruf 'S' aja." sindir Analis.

Belum sempat Sabina membuka mulut, sudah diperingati oleh Aslan lebih dulu.

"Lo balik ke jelas ajalah, nyesel gue nyuruh lo." katanya. Blak-blakan.

"Mampus." ejek Analis tersenyum puas.

"Nyebelin banget sih lo! Sama kayak mantan lo noh!" Sabina menghentakkan kaki lalu pergi.

Aslan cuma geleng-geleng kepala.

"Udah semua?" Aslan mendekati Anka. Berdiri di depannya.

Anka menganguk."Bu Suci di mana?"

Thank You, Alaska.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang