35 - New home

495 113 5
                                    

Welcome to Thank You, Alaska againn

Story by: @shawnecha

Happy reading yaa❤️

*** ***

Anka memperhatikan seksama bangunan kecil di depannya. Dia sedang tidak berpikir tentang bagus dan mewahnya bangunan tapi inikah yang dimaksud Sekala tadi dengan sebutan 'rumah kita'. Itu artinya apa? Dan apa arti semua barang yang sekarang Anka bawa?

Sekala sudah membuka pintu, tinggal menunggu Anka bergerak masuk.

Gadis itu masih menilik ke samping. Gang ini cukup sepi dan karena sudah larut malam tidak ada satu orang pun yang lewat sejak tadi mereka memasuki gang.

"Tunggu apa? Masuk." suruh Sekala.

Anka tak yakin dengan ini.

"Bang ...," cicit Anka.

Sekala tak mengubris dan masuk lebih dulu. Dia capek dan sedang tak ingin berbicara apalagi memikirkan apa-apa.

Setengah jam berlalu sejak Sekala menunjukkan kamar Anka sementara dia tidur di sofa. Cuma ada satu kamar yang artinya Sekala harus tidur di luar. Tak mungkin dalam satu kamar kan? Imposible.

Sekala berjalan ke arah kamar yang pintunya terbuka. Ia melihat dari samping pintu, gadis itu duduk di pinggiran ranjang, menatap ke luar jendela yang gelap dengan posisi membelakangi Sekala.

Sekala pergi ke dapur, tanpa mengetuk pintu dia masuk. Dari dalam laci lemari ia mengelurkan obat yang disimpannya tadi lalu menyodorkannya pada Anka yang masih diposisi yang sama.

Anka menoleh. Melihat Sekala dan obat yang dia pegang.

"Kenapa belum tidur?" tanya Sekala.

Anka meminum obatnya dan mengembalikan gelas yang isinya sudah dia habiskan setengah.

Anka menggeleng dan kembali menatap ke arah jendela.

"Kita kabur dari rumah?"

Sekala diam.

Cowok itu menyimpan obatnya lagi dan berniat pergi.

"Aku mau pulang." tegasnya. Jujur Anka masih tak tahu kenapa dia bisa berakhir di sini dan sekarang Anka merasa takut. Takut dengan tempat itu, lingkungan baru yang tak dikenalnya dan ... takut dengan Sekala.

Anka masih takut dengan Sekala karena Sekala masih Sekala yang sama meskipun beberapa hari terakhir ini tak sejahat biasanya.

Mata Sekala tiba-tiba tajam dan wajahnya semakin dingin.

"Mending lo tidur, besok sekolah." kata Sekala. Berusaha tidak bertindak di luar batas.

"Tapi aku mau pulang, Bang. Aku gak mau di sini, aku mau sama Ibu." paksa Anka.

Sekala menutup mata dua detik setelah mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ayo pulang, nanti Ibu nyariin."

"Abang mau bawa aku kabur dari rumah?"

"Iya, gue bawa lo kabur dari rumah! Puas?!" Suara Sekala tak kalah tinggi sampai Anka terpelonjak kaget. Ia refleks memilin ujung kaos tidurnya yang kebesaran.

"Gak usah sok-sok manggil Ibu, deh. Gak usah sok jadi anak berbakti, gak ada yang nganggap lo anak di sana."

"Bang!"

"Gue bukan abang lo!"

Sekala memukul pintu dengan sikut tangannya yang kuat. Suara pintu dibanting terdengar dari pintu depan. Sekala pergi ke luar.

Thank You, Alaska.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang