13. Sabrina Galau?

948 122 14
                                    

Play music¦ Lyodra - Mengapa kita #Terlanjur mencinta¦

Thank You, Alaska - 13

Sabrina Galau?

**** ****

Untuk rindumu yang membelenggu, tak akan kubiarkan kamu lama menunggu, coba sebut namaku, aku yakin hati ini pun rindu bertemu.

***** *****

"Saya menentang keputusan ini. Dari awal Antartika yang dipilih, Bapak pun sudah setuju, lalu kenapa tiba-tiba berubah pikiran?"

"Antartika kandidat utama. Dia siswi terpintar di sekolah dalam berbagai bidang termasuk fisika, apa kita tidak bisa mengesampingkan hal-hal lain dulu? Ini demi citra sekolah kita, Pak."

Pria itu berhenti dan berbalik. Bu Suci langsung berhenti melangkah. Menatap lelaki itu dengan kening berkerut.

"Justru karena itu. Demi citra sekolah, kita tidak boleh membiarkan sembarangan murid untuk mewakili sekolah dan membawa-bawa nama sekolah apalagi ini tingkat nasional." tegas pria itu.

Suci memicing. "Sembarang orang bagaimana? Antartika sudah banyak menyumbangkan piala sejak dia masuk ke yayasan Binus."

"Apa tidak ada murid lain yang bisa? Di sekolah ini yang pintar bukan cuma dia saja, kan? Pokoknya Antartika tidak boleh mengikuti olimpiade fisika di Jakarta nanti. Dia didiskualifikasi."

"Tapi alasan Bapak tidak logis. Apa hubungannya kejadian itu dengan olimpiade di Jakarta? Yang tahu masalahnya cuma pihak sekolah dan susah ditutup rapat sejak dulu. Apa perlu bawa-bawa masa lalu sedangkan Antartika sudah berusaha keras selama ini demi membanggakan nama sekolah?"

Wakil kepala sekolah dan Bu Suci sebagai pembimbing dalam olimpiade fisika saling menentang pendapat. Ada kilatan marah di mata Bu Suci.

"Bapak juga setuju Antartika bisa membanggakan sekolah." katanya berusaha lembut.

Pria itu menghela napas setelah beberapa detik terdiam.

"Keputusan ini sudah bulat dibuat oleh kepala sekolah. Saya hanya menjalankan perintah. Kalau terjadi apa-apa, apa Ibu mau bertanggung jawab?"

"Tapi Anka adalah korban di sini, Pak. Di mana keadilan sekolah?" jengah wanita itu.

"Itu salahnya sendiri. Kenapa dia tidak bisa menjaga diri sendiri? Lagian tidak ada kejahatan yang terjadi kalau tidak ada kesempatan. Bagaimana kalau videonya tersebar? Apa yang akan kita lakukan kalau nama sekolah ini jadi hancur hanya karena mempertahankan siswi 'seperti itu' yang kakaknya adalah pembully yang sudah menghilangkan 1 nyawa murid kita?"

Suci benar-benar mematung dan tak sanggup berkata-kata lagi.

"Anka adalah Anka. Sekala adalah Sekala. Mereka orang yang berbeda meskipun mereka sedarah."

"Bukannya video itu juga sudah tidak ada lagi?"

Wakil kepala sekolah menggeleng, "Baru-baru ini video itu muncul lagi, bahkan ada di ponsel salah satu murid perempuan, kita takut ini akan menjadi boomerang. Antartika memang murid baik tapi bukan berarti dia tidak punya musuh, kan?"

Thank You, Alaska.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang