27. Antara pilihan

747 118 18
                                    

Welcome to this story again, Thank You, Alaska.

Now play¦ Chanyeol ft. Punch - Stay with me

Jangan lupa vote dan komen juga yah

Happy Reading 🍁

*** *** 

Jangan sedih. Cinta ini milik kita, kisah ini dimulai oleh kita walau seenaknya ingin diakhiri oleh mereka, seenggaknya jangan menangis. Tidak apa-apa, takdir kan memang lucu.

"Lak, gue makan nasgor lo yaa."

Tak mau menunggu lama, Fictory dengan panggilan khasnya juga tak butuh jawaban Sekala. Cowok itu menyantap nasi goreng pesanan Sekala tanpa rasa bersalah.

Sekala menghisap rokoknya lalu menghembuskannya kembali, mengepul diantara perkumpulan mereka. Ia cuma melirik Fictory dengan tatapan biasa saja.

"Giliran Fictory aja lu manjain Kal-Kal. Lu mah gitu. Pilih kasih." gerutu Ion. Dia sebal padahal tadi Ion yang mau merebut nasi goreng Sekala duluan.

Fictory cuma terkekeh mengejek dan Sekala menyeringai kecil.

"Sadar diri ajalah, Yon. Emang lo siapanya Sekala segala minta dimanjain? Lah si Tory mah jelas-jelas istrinya." sambar Ace. Menyeringai jahil.

"Biadab!" Fictory melempar timun ke wajah Ace.

"Lempar tomatnya kek sekalian." Ace terkekeh. Timunya berhasil di tangkap lalu dimakan oleh cowok itu.

"Dalah, makin gak jelas. Si Alja mana? Jangan said ngelonin istri." Ion mengalihkan arah pembicaraan.

Benar juga. Cowok itu akhir-akhir ini juga kebanyakan ngilang mulu.

Sekala mengedarkan pandangan. Mencari sosok lain selain Alja yang tadi juga ada di tempat ini bersama mereka. Cowok bermata gelap dan berrahang tegas itu mengeryitkan keningnya saat berhasil menangkap sosok yang dia cari.

"Mau kemana, Lak? Ini nasi goreng lu jangan lupa bayar." Fictory tertawa membuat Ion gemas sampai menggebuki cowok itu.

"Emang gak punya kemampuan idup lu yee," cibir cowok itu.

Sekala meletakkan selembar uang lima puluh ribu di atas meja. Masih ada kembaliannya dan langsung dipesankan indomie oleh Ion. Makanan paling mantap waktu dingin.

"Buk, indomienya 2 telornya 1, kuningnya jangan sampe pisah. Nanti gak nyatu. Kasian."

Langkah Sekala sudah semakin mendekati orang yang ia cari tadi. Tanpa tunggu langsung duduk di samping cowok itu.

"Rokok?" tawar Sekala.

Dia menoleh. Mata mereka sama-sama gelap dan rahang mereka tegas tapi untuk cowok yang satu itu, masih ada tatapan kelembutan. Alaska.

Alaska menggeleng. Dia menolak dosa yang Sekala berikan, Cowok itupun tak memaksa lagi. Ia memilih duduk berjarak dengan pacar adiknya itu.

"Waktu lo sehari lagi, gak perlu mikir lagi kalo kata gue. Pilihan terbaik juga cuma 1." Sekala memberi masukan terbaik menurut dirinya sendiri. Tapi bukan untuk Alaska.

Thank You, Alaska.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang