4.Dituduh mencuri

1.4K 202 18
                                    

Play music on media¦ Ayasa - The reason why (Musik kesukaan Alan menit ke 1:38)

Jangan lupa tinggalin jejakmu,

Selamat membaca :)

♡♡♡

Setiap hari kamis, jumat, sabtu setelah pulang sekolah adalah tugas Anka untuk menjaga toko yang dikelola ibunya. Senin, selasa, rabu adalah tugas Dinamika, adiknya.

Anka berjalan menuju toko mereka yang memang tidak menyatu dengan rumah, karena toko itu masih di atas tanah neneknya. Tapi tidak jauh juga.

"Anka?" panggil seseorang.

Anka menoleh.

"Alan?"

Rumah Alan dan Anka memang dekat, cuma beda kompleks. Alan tampak berpakaian santai, kaos hitam polos, jeans selutut dan sendal jepit biasa.

Tapi kenapa masih menawan?

Anka masih merasa tidak enak hati dengan masalah di kantin tadi, dia dilema antara merasa bersalah karena pacaran dengan Alan atau merasa bersalah karena Sekala memukul Alan atau malah keduanya?

"Mau ke toko?" tanya Alan karena Anka masih diam.

Anka mengangguk dan tersenyum kecil." Duluan yah, Alan." katanya. Seperti berbicara pada orang asing.

Alan berniat melangkah tapi Anka berbalik lagi, menatap Alan dengan tatapan tak mampu Alan artikan.

"Untuk beberapa waktu ke depan kita jangan deketan dulu, yah. Aku gak mau Bang Sekala mukul kamu lagi." Rupanya itu yang sedang dipikirkannya.

"Aku gak masalah kalo dipukul lagi. Bisa Aku pukul balik, kan?!" balas Alan dengan berani.

Anka menggeleng tak setuju.

"Kamu gak bisa mukul Bang Sekala. Dia gak salah. Kita yang salah, Lan." jelas Anka.

Alan pun terdiam dengan rasa bersalah juga, ia membiarkan Anka pergi.

Sampai di toko ....

"Dek, dipanggil ibu ke rumah nenek, gantian kakak yang jaga toko."

Dinamika terpelonjak kaget, tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan menyembunyikan tangan di punggungnya.

"Kamu ngapain?" tanya Anka otomatis curiga.

Ekspresi kaget Mika dengan cepat berubah setelah tahu ternyata Anka yang datang. Dia lebih tenang malah terkesan cuek.

"Bukan urusan lo!" katanya. Menyenggol bahu Anka dengan sengaja lalu berjalan keluar.

Anka menarik tangannya sedikit keras. Gak sengaja.

"Kakak tanya kamu ngapain?" Anka masih curiga.

"Apaan sih lo narik-narik! Gue bilangin ayah lo mukul gue, yah." katanya. Pura-pura mengelus tangannya yang merahnya tak seberapa.

Anka pun mengeryit heran.

"Sini tangan kamu." serang Anka. Dia menarik tangan Mika yang di punggungnya itu, tapi Mika membuat pertahanan yang cukup kuat dengan melawan dan berusaha mendorong Anka.

"Awas! Apaan sih, lo! Ini bukan apa-apa!"

"Kalo bukan apa-apa tunjukin. Kenapa kamu sembunyiin?!"

"Gak mau! Tangan gue lepas!"

"Gak mau, Anka! LEPAS!!"

"Argh,"

Mika berhasil mendorong Anka sampai jatuh dan kepalanya terbentur  lemari kaca kasir di belakangnya.

Thank You, Alaska.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang