18 - Don't give up

875 132 17
                                    

Play Music¦ Randi Pangalila - Takkan Terpisah ¦

Happy Reading❤

"Mereka memang tak akan mengerti sebelum merasakannya. Tapi coba ceritakan, mungkin akan ada seseorang yang mencoba memahami, atau setidaknya mendengarkan. Jangan pendam."


🍁🍁🍁🍁

Flashback on .... (Flashback seharusnya dimiringin yah tulisannya, tapi aku di sini enggak soalnya gak enak nanti bacang kalo miring2 gitu.)


Waktu itu hujan tiba-tiba mengguyur langit gelap yang disebut malam. Bulan yang semula benderang, menyurut bersembunyi ditelan malam, bintang pun begitu. Tiba-tiba hilang.

Para pemilih waktu malam merasakan imbasnya. Remaja yang asik nongkrong, pejalan kaki, pedagang kaki lima. Seakan mengumpat sial dalam hati.

Aslan Jhonatan adalah salah satu dari mereka. Cowok pemilik senyum menawan itu meletakkan kedua tangan di atas kepala supaya hujan tak terlalu banyak membasahi kepalanya. Berlari kecil menuju mobilnya untuk kembali ke rumah.

"Baru juga hujan, udah banjir aja." gerutu Aslan. Bermonolog. Di tambah langit benar-benar gelap gulita.

Aslan melambatkan laju mobil. Takut jalan licin. Sambil mendengar musik ia memperhatikan sekeliling jalan.

Keningnya mengeryit, mata Aslan menyipit dan tubuhnya agak maju. Aslan memperhatikan seorang perempuan bergaun setulut berjalan bertelanjang kaki di pinggir jalan.

Orang gila?

Tapi tubuhnya sekecil itu seperti anak remaja seusianya. Jalannya sangat-sangat lambat, dia tertatih seolah tubuhnya berusaha menyeret kakinya, tubuhnya basah dari atas sampai bawah, jalan tak lurus dengan langkah gontai berlagak mau jatuh.

Tanpa pikir panjang Aslan mengambil jalan dari tepi. Dia dibesarkan dengan rasa penasaran dan rasa iba yang besar. Jiwa Aslan yang lembut dan selalu mementingkan orang lain membuat hal-hal seperti ini tampak menarik di matanya.

Tin-Tin-Tin!

"Permisi, kamu mau kemana? Hujannya deras loh."

Aslan membuka kaca mobil meskipun hujan jadi masuk ke dalam.

Perempuan itu terus berjalan tanpa mengubris sedikit pun.

Aslan sabar mengikuti.

"Saya bukan orang jahat kok. Kalo kamu mau, saya anter pulang boleh?"

"Hei? Jawab kek."

Aslan berdecak. Jalanan memasuki tempat sepi. Kendaraan semakin berkurang. Aslan gak bisa membiarkan cewek jalan sendiri dengan keadaan begitu.

Cowok itu memutuskan berhenti dan mengambil payung juga jaketnya. Berlari mengejar perempuan itu.

"Sorry, kamu gak apa, kan?

"Kebetulan saya bawa mobil, kalau--"

Aslan terperanjat kaget. Kalau Aslan tidak salah lihat, dari tangannya mengalir darah. Ia berhenti berjalan, tiba-tiba Aslan malah jadi parno.

Thank You, Alaska.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang