7. SEKALAN (Sekala dan Alan)

1.1K 158 15
                                    

Jangan lupa vote dan komennya yah

Terima kasih

Happy reading  :)

***** *****

Inti sebuah hubungan itu rasa percaya. Jangan mau memulai hubungan kalau dia gak percaya kamu, begitu juga sebaliknya.

-Prishaa Antartika

Jangan pernah ngasih kepercayaan 100% untuk seseorang, suatu saat kalau kamu tahu dia berbohong sakitnya akan luar biasa.

-Prince Alaska

***** *****

A

lan dan Anka berakhir di Uks sebelum jam istirahat dan hukuman mereka selesai. Alan pakai alasan Anka sedang sakit, bukan cuma asal alasan. Di matanya Anka memang terlihat sakit. Wajahnya pucat.

Anka duduk di tepi kasur dan Alan duduk di kursi yang berhorizontal dengannya.

Mereka saling tatap. Berbicara lewat tatapan mata. Alan kalau bicara ada musimnya, lebih banyak malasnya. Bicara lembut dan bercanda juga ada masanya, kalau waktunya belum pas omongannya pedas.

"Buka bajunya,"

Anka tersentak. Membulatkan mata langsung menggeleng.

"Baju luar itu maksudnya, apa namanya aku gak tau. Otaknya mikir apa, sih? Biasanya juga gak dipake mikir." seloroh Alan seenaknya.

Nah kan. Waktu manis-manisnya sudah habis, tinggal deh ampasnya. Pedas.

"Yah lo kalo ngomong gak pernah tuntas. Setengah-setengah buat orang mikir dulu baru paham."

"Apa, sih?! Lo-lo," Wajah Alan kesal. Matanya menyipit tak suka dengan panggilan 'lo' itu.

Anka mencebik memajukan bibirnya.

"Yaudah, sih. Alan."

"Alan-Alan," gerutu Alan lagi. Wajah sama sama kesal.

"Bee. Puas?" amuk Anka. Ngegas.

"B aja." balas Alan tak peduli.

"Iyuhhh ...."

Anka memutar bola mata.  Alan mendelik lagi. Tak suka Anka berekspresi begitu.

Anka langsung pura-pura memutar bola mata untuk melihat-lihat isi Uks, agak-agak bersiul santai lalu  meraba-raba kasurnya.

"Eh, bed cover Uks warnyanya putih yah, kirain Hello kitty. Lucu banget." katanya. Terdengar agak gila memang. Gak papa timbang kena omel lebih baik pura-pura gila.

Cowok tampan yang berhasil  mendapatkan Anka itu cuma geleng-geleng. Gak nyangka kalau pacarnya agak miring.

Cardigan Anka belum juga dibuka. Bahkan setelah mereka adu mulut beberapa lama. Saling mempertahankan keinginanya. Alan ingin Anka menunjukkan itu padanya tapi Anka tidak mau.

"Buka, Bee." pinta Alan lagi. Agak memaksa.

"Gak mau. Kok lo maksa, sih?!"

"Oh, udah pake lo-gue sekarang? Fine. Buka gak gue bilang? Apa yang harus  ditutup-tutupin, sih? Udah pernah liat juga."

Anka membulatkan mata.

"Tabok gak, nih?" Angkat tangan siap melayangkan pukulan untuk Alan.

"Loh? Bener, kan?!" tandas Alan. Santai.

Thank You, Alaska.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang