IIS || 17

14.6K 974 63
                                    


•IF I STAY•


Talia sedang khidmat menyantap makan siangnya, datang Jaehyun menghampirinya sambil menyodorkan satu buah kertas. Dengan bingung, ia lekas mengambil kertas tersebut dan mulai membaca isi tulisan di kertas itu secara terperinci.

Saat Talia mulai membaca, seketika ia menjatuhkan sendok makan yang di pegangnya karena terkejut. Tubuhnya bergetar dan lemas. Bahkan mata nya sudah berkaca-kaca. Hatinya sangat amat sakit.

"Apa maksudmu?!" Tanya Talia tegas namun suaranya bergetar.

"Apa tulisan di kertas itu kurang jelas?" Balas Jaehyun ketus.

"Kau menggugat cerai aku JAEHYUN?!" Talia sedikit berteriak.

Talia bangun dari duduknya. Wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca, ia rasanya ingin menangis kencang. Hatinya sesak dan sakit. Segera ia berjalan mendekati Jaehyun yang posisinya tidak jauh darinya.

"Kau memang lelaki brengsek Jaehyun! Kau sudah menyakiti hatiku! memperkosa aku! sekarang kau ingin menceraikan aku setelah apa yang telah kau perbuat padaku!"

Talia tidak dapat menahan air matanya. Ia berteriak memaki Jaehyun sambil menangis. Hatinya sangat amat hancur. Ia selama ini berusaha untuk bersabar dan mengalah untuk mempertahankan rumah tangganya, berharap hati Jaehyun dapat luluh dan berubah padanya. Namun Jaehyun tidak pernah berubah, ia bahkan kini menggugatnya cerai.

"Bagaimana bisa aku menjadi pria brengsek? Kita menikah pun hanya sandiwara, kita tidak saling mencintai, memangnya salah jika aku menceraikanmu?" Balas Jaehyun tidak mau kalah.

Talia menangis merasakan sakit pada hatinya, Jaehyun sangat kejam. Bahkan rasa sakit pada kewanitaannya belum pulih, Jaehyun semudah itu menggugat cerai dengan sepihak. Ia merasa tidak memiliki harga diri lagi di hadapan pria itu.

"Memperkosamu? Haha aku bahkan tidak ingat kejadian itu. Itu semua karena aku mabuk! Lagi pula kenapa kau tidak mencegah aku? Jadi itu bukan salahku!" Ketus Jaehyun.

"Brengsek!" Umpat Talia sambil menampar pipi kiri Jaehyun cukup keras.

Lekas Talia pergi meninggalkan Jaehyun sambil ia buang kertas gugatan cerai tersebut. Ia berlari menuju kamarnya sambil menangis. Ia sudah tidak tahan.

Sesampainya di kamarnya, Talia lekas memgemasi pakaian dan barangnya. Ia akan pergi meninggalkan rumah ini. Talia terus menangis, ia rindu ayahnya. Kenapa hidupnya menjadi malang dan sangat hancur.

Setelah Talia mengemas barangnya di dalam satu koper yang cukup besar, ia lekas keluar dari kamar lalu menuju pintu depan untuk pergi dari rumah ini.

Jaehyun melihat wanita itu sedang membawa koper besar untuk pergi dari rumah ini sambil menangis. Jaehyun tidak merasa kasihan dan iba sama sekali. Ia justru membiarkanya pergi tanpa menahannya.

Talia tidak peduli, ia akan pergi kemana pun asalkan pergi dari hadapan Jaehyun. Ia sudah tidak tahan dan tidak sanggup untuk hidup bersama pria itu. Sesaat Talia ingin keluar dari rumah, ia membalikkan tubuhnya dan menatap Jaehyun lekat.

"Kau adalah pria paling brengsek yang pernah aku temui!"

Jaehyun hanya menatap malas Talia. Segera Talia keluar dari rumah, ia berjalan sambil menarik kopernya dan juga ia sibuk mengelap air matanya yang terus keluar dari matanya. Talia berjalan sambil menangis menuju jalan besar komplek apartemennya untuk mencari taksi. Fikiran dan hatinya sedang kalut, ia bahkan belum sempat untuk menelfon sahabatnya.

IF I : StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang