Tears - 9

6.2K 769 74
                                    

Author merasa gak puas diri dgn chapter sependek itu. Jadi, kerasukan hantu nulis dan sekarang update lagi.
But kalau mau dapet feelnya, dengerin lagu Younha - Dark Cloud ya.
Recommended bgt!

Happy reading!

😖

'Brukk!!'

Xiao Zhan mendorong tubuhnya sendiri bahkan ia tak peduli sama sekali saat semua sendi tubuhnya menghantam lantai papan kayu rumahnya tanpa sedikit pun keraguan ataupun ketakutan. Justru apa yang ada di hadapannya lebih menakutkan. Jantungnya berdetak begitu cepat, terlalu cepat sampai-sampai pendengarannya seperti tenggelam oleh suara detakan jantungnya sendiri.

Hawa dingin menyelimuti tubuhnya, begitu dingin bahkan sampai membuat pundaknya bergetar hebat. YiBo mengepalkan tangannya sendiri, ia tersungkur jatuh ke lantai dan meremas celananya sendiri. Keduanya bisa merasakan ada sesuatu yang terasa terlalu menyesakkan di dada mereka masing-masing.

Keinginan yang teramat yaitu hanya untuk memeluk satu sama lain begitu sulit untuk dituruti. Ini tidak begitu mudah untuk dilakukan, sungguh demi apapun. Egois, keduanya mengakui hal itu. Apa sulit untuk saling merendahkan hati dan menerima satu sama lain?

Jawabannya adalah mereka terlalu banyak berpikir. Wang YiBo terlalu egois sebagai seorang alpha. Dan Xiao Zhan terlalu menemboki hatinya sebagai seorang omega.

Tapi tidak sesederhana itu.

Tidak.

Mereka tidak sesederhana ini. Takdir terlalu senang bermain dengan mereka. Dan keduanya terlalu pasrah.

Xiao Zhan menutupi wajahnya dengan kedua lengan itu, menolak untuk merasakan sakit yang benar teramat memilukan di pergelangan tangannya sendiri. Ia bahkan sampai tak sadar betapa menyesakkan hatinya karena yang ia mau hanyalah melepaskan tangisan yang tertahan seminggu ini. Entah kenapa ia malah ingin menangis saat ada YiBo disini.

Kedua jemarinya tercengkram begitu erat dengan lututnya sendiri. Begitu kuat sampai memutihkan buku kukunya. Wang YiBo baru kali ini merasakan depresi yang teramat pada dirinya sendiri. Kesal, emosi, sedih, kecewa, tapi semua itu pada dirinya sendiri. Oh, jangan ditanya betapa menyakitkannya hal ini. Perasaan kacau nan berantakan yang mengacak-ngacak logika dan hatinya sendiri.

YiBo mengangkat wajahnya, ia bisa melihat jarak mereka berdua terlalu jauh untuk membuat YiBo merasa bahwa mereka baik-baik saja. Lelaki di depannya ini sudah sangat membenncinya, terlalu malah.

Tapi dia harus mengatakan ini, hatinya sudah terlalu penuh. Dia harus mengeluarkannya sebelum nanti akan terasa lebih mematahkan jiwanya lagi. Menjadi alpha itu tak semudah yang dipikirkan.

"Dengarkan aku.. aku tak butuh jawabanmu.. aku hanya harus mengatakan ini.." ia menatap erat kearah lantai papan ini, dan setelah dua tetesan cairan bening itu membasahi papan kayu ini, ia menatap kearah Xiao Zhan walau lelaki itu hanya menatapnya dengan tatapan kosong. Matanya sembab dan cairan merah pekat itu tak main-main.

Ia menarik nafasnya dan menghembuskannya dengan lembut, "Aku Wang YiBo, mungkin kau sudah lupa denganku. Tapi aku pernah menjadi temanmu di saat SMP. Bukan hal yang spesial kita lakukan, tapi.. aku tau betapa sulitnya hidupmu di kelas 3, dimana kau baru tau bahwa hasil tesmu adalah omega. Aku.. aku ada disana juga.. di ruangan test."

Dia tidak ragu lagi. Bagaikan dirasuki oleh setan yang begitu menghina jiwa lemahnya itu, YiBo tetap tegar menceritakan apa yang melintas di pikirannya di hadapan Xiao Zhan.

"Aku tak ingat kapan dan kemana kau pergi setelah hari kelulusan. Aku bahkan lupa tentang dirimu. Aku jahat ya? Padahal kita teman baik."

Xiao Zhan menatap nanar dan lemah kearah YiBo, seperti tak percaya dan kaget tetapi dia sudah terlalu lelah untuk sekedar menertawakan keadaan. Rasanya seperti ada jutaan kupu-kupu yang melandas di perutmu, tetapi sekaligus kepalamu dihantam ke dinding sampai hancur. Memusingkan. Apa yang harus Xiao Zhan sebenarnya rasakan?

Can't Stand Your PheromoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang