4AM - 16

4.4K 589 38
                                    

P.S :
Author ada selipin lagu di cover
Silahkan didengar sambil baca
Author hanya ngerasa lyricnya dapet bgt sih
Plus dengan beatnya
Cocok banget

⛈🌩🌫




"Bukankah itu indah?"

"Apa maksudmu?"

"Suara hujan itu sangat keras, begitu memekakkan telinga sampai kita bahkan tidak bisa mendengar apapun di bawah sana. Begitu keras, membisingkan, mengilukan, dan yang pasti sangat menyebalkan kalau suara itu terus terngiang di gendang telinga ketika. Bukankah kau yang paling memahaminya?"

Wajah mereka bertemu satu dengan yang lain, tidak ada maksud ataupun makna lain disana. Hanya saling memandangi dan sekedar di batas itu saja. Ya, hanya di batas itu.

"Penulis memang berbeda."

"Kau menghinaku atau itu pujian?"

"Huh, entahlah."

Insan itu berdiri disana, di samping jendela besar yang memberikan pemandangan kota yang sangat luas. Bagaikan berdiri diatas cakrawala kepingan bening mereka bisa melihat dengan jelas apa yang ada di bawah sana. Kabut putih yang sangat tebal menyelimuti kota tanpa menyisakan satu tempat pun tanpa di bawah kekuasaannya. Sangat menyeramkan, bahkan hanya berdiri diatas sini bulu kuduk bisa merasakan dan mengimajinasikan betapa mencekamnya apabila tubuh dan daging ini berada di bawah sana. Tak peduli siapapun yang sedang memegangi tubuh ini, ketika hujan lebat menghantam kota, suaranya yang intens, udara sejuk yang berhembus memberikan sensasi dingin nan mencekam, ditambah suara pekikkan yang tak ada ampunnya dari langit.

Bagaikan ini adalah emosi dan amarah yang dicurahkan dari alam semesta.

Xiao Zhan melipat kedua kakinya dan menghela nafas panjang, "Berapa lama aku kritis?"

Lelaki dengan kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana kain hitamnya dengan sebuah kaus rajut turtle neck hitam di dalam kemeja putih itu menyandarkan kepalanya di kaca itu. Wajahnya terlihat begitu lembut, tetapi ketika melihat setiap lekukan wajahnya entah kenapa membuat dada terasa sesak dan begitu dingin. Xiao Zhan mengakui itu, lelaki ini memang memberikan aura berbeda. Bagaikan dia bukan dari bumi ini, dia seperti tidak terlahir untuk bumi ini.

"3 hari. Cukup cepat untuk seseorang yang pendarahan sebanyak itu."

"Apa ada yang tau?"

Lelaki itu mengernyitkan keningnya, "Siapa maksudmu?"

"Oh Sehun, keluarganya. Apa ada yang tau?"

Ia menggelengkan kepalanya, "Kalaupun mereka mencarimu, mungkin mereka harus sangat-sangat niat."

"Maksudnya?"

'Cleck!'

"Zhan-Ge? Chanyeol-ie?"

"Baekhyun?"

Lelaki bernama Park Chanyeol itu memberikan sebuah kotak berwarna hitam, kalau digenggam siapapun pasti akan tau bahwa kotak itu adalah kotak HP. Baekhyun berjalan mendekati keduanya dan mendesah lega ketika kedua kepingan hitamnya sendiri menemukan bahwa lelaki bermarga Xiao di depannya baik-baik saja, "Kita sudah tidak di Beijing, tepatnya ktia ada di Taiwan. Aku dan Chanyeol-ie membawamu pergi langsung dari China sejak kau kritis 3 hari yang lalu."

Can't Stand Your PheromoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang