'Blam!!'
Lelaki itu membanting pintunya tanpa ragu-ragu. Begitu kuat sampai meninggalkan suara gema yang intens di telinga siapapun yang mendengarnya pasti akan sadar bahwa siapapun yang membanting pintu itu sedang tidak dalam keadaan yang baik. Suara pintu yang terkunci otomatis membuat tubuh lelaki ini tersungkur begitu saja tertarim gravitasi.
Ia memeluk erat kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut sempit itu. Pundaknya bergetar dan ada suara isakan kecil, seiring isakan rendah itu nafasnya juga sangat pendek-pendek. Dirinya seperti sedang terkena asma yang lagi kambuh.
"Sial.. siall.. sial.." ia mengumpat kecil sembari mencoba bangkit dari posisi yang sangat tidak mengenakkan itu.
Tangannya meraih dinding dan dengan tenaga yang sudah hilang entah kemana ia masih berusaha untuk melepaskan sepatunya dan berjalan setidaknya sampai ke dalam kamarnya. Di dalam kamar sempit itu ia langsung kembali melempar tubuhnya, meremas sprei lembut itu dan berteriak tanpa suara. Air mata terus mengalir di atas pipi putih itu, mengubahnya menjadi merah padam.
Hatinya sangat sakit, belum pernah sekalipun ia merasa seperih ini di dalam hidupnya. Ia akui kalau di masa lalu ia pernah merasakan yang lebih memilukan lagi. Tapi kali ini, ia seperti kembali masuk ke dalam badai yang membuatnya bahkan enggan untuk mengangkat kepalanya dan menghadapi kenyataan.
Xiao Zhan menegakkan tubuhnya dan menyandarkan punggungnya di dinding kamar yang dingin ini. Ia mengatur nafasnya tetapi demi apapun ia bersumpah jantungnya berdetak sangat kuat sampai-sampai gendang telinganya hanya bisa mendengar gema detakan jantung ini.
Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu, dan matanya berhenti di meja kecil di samping tempat tidurnya. Buru-buru ia merangkak sekuat tenaga untuk meraih botol kecil yang terpampang dengan jelas diatas sana. Tangannya gemetaran, seolah-olah ia akan mati sebentar lagi.
Mengeluarkan obat itu tanpa tau takaran lagi, ia menelan semua butir-butir obat yang mendarat diatas telapak tangannya. Tak butuh air atau apapun lagi, ia menelannya dengan paksa.
Tangisannya mereda, menyisakan bekas air mata yang mengering di kedua pipinya. Jantungnya berdetak menjadi lebih lambat dan malah berdetak sangat lembut, memaksa jantung itu untuk menenangkan semua organ tubuh yang bergantung padanya detik itu juga. Pandangannya tidak lagi berputar sampai membuat kepalanya sakit, ia jauh lebih tenang.
Ia membawa tubuhnya untuk bersandar dinding berwarna cokelat tua ini. Pemandangan yang ada di kamarnya memang selalu menjadi pemandangan kesukaannya kapanpun itu waktunya. Bukan pemandangan gedung tinggi atau apapun, tapi hanya pemandangan sederhana yaitu langit malam hari yang dipenuhi lampu jalanan dan lampu kendaraan. Itu sangat indah, jujur ia akui.
Tinggal di daerah yang sangat biasa. Ia mati-matian mendapatkan rumah ini, bukan hal yang mudah karena mempertimbangkan dari pendapatan tak tetapnya yang hanya sebagai penulis lagu dan menyiarkan lagunya di radio kecil dan berbagai sosial media lainnya. Mimpinya sebagai penyanyi di dunia ini tidak berjalan mulus, karena itu ia harus membanting tulang bekerja pekerjaan apapun yang ia bisa lakukan.
Butuh 1 tahun untuknya bisa tinggal diatas seperti ini. Biasanya ia akan berpindah-pindah setiap bulan, dari basement ke basement lain, mencari dimana ada landlord yang mau memberikannya ruang kecil di bawah tanah atau di sudut rumah mereka, tentu harganya juga tidak murah bagi Xiao Zhan.
Tapi ia harus tetap hidup. Janjinya, untuk tetap hidup tak peduli apapun yang terjadi. Ia masih berpegang teguh itu.
Xiao Zhan meraih ponselnya, layar retak itu bukan masalah. Ia menatap lama wallpapernya, sebuah foto berwarna hitam putih yang tidak jelas menggambarkan apa. Ia tersenyum sangat lembut saat kepingan matanya melihat lama gambar itu. Nafasnya melambat, dan pandangannya mulai mengabur, ini adalah efek obat yang harus sangat terpaksa ia ambil kalau heat nya sudah keluar dan membuat berbagai memori buruk itu menganggu mentalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Stand Your Pheromone
FanficCOMPLETED. Wang YiBo, Alpha terkuat dan sangat dihormati oleh banyak orang, tetapi ia sudah menikah dengan Omega yang juga bernama baik, tapi ada satu kekurangan hidup YiBo, dia belum dikaruniai keturunan setelah menikah 4 tahun. Xiao Zhan, Omega bi...