Lightless - 22

3.6K 456 74
                                    

Baca dulu chapter sebelumnya biar paham oki okii ^^

p.s : dibaca sambil putar lagu Reulle - Carry You. Atau lagu sedih lain juga boleh, biar dapet feelnyaa hihi

⛈🌧

Wang YiBo's POV

Siang hari terasa begitu lembut di atas kulitku ini, sangat dingin tetapi angin yang berhembus terasa nyaman. Musim dingin memang tidak pernah menjadi hal yang buruk untukku, karena pada akhirnya pasti aku akan terhibur sendiri karenanya. Dipadukan dengan suara gemuruh kecil diatas sana memberikan perasaan tak menyenangkan di hati beberapa orang, tapi bagiku ini baik.

Pemandangan di depanku benar-benar familiar, sangat merindukan dan juga sangat menyakitkan hati. Melihatnya seperti menggenggam erat bunga mawar, berdarah sampai merobek kulitku tapi tetap saja aku akan teralihkan oleh dengan pemandangan di atas telapak tanganku ini.

Ini adalah jalanan menuju sekolahku, jalur yang akan selalu kuambil kecuali hari tertentu kalau hujan akan sangat lebat sampai-sampai untuk berjalan kaki itu mustahil. Selalu ditemani dengan skateboard yang akhirnya patah karena ZhuoCheng-Ge, aneh juga kalau itu sengaja huh. Hawa yang mengelilingiku sampai sekarang pun tidak berubah sama sekali, begitu sama sampai aku merasa kalau aku kembali ke masa lalu. Bukankah baik kalau sekarang kumulai dari sini? Apakah kumulai dengan kueja semua kejadian di masa lalu itu?

 Bukankah baik kalau sekarang kumulai dari sini? Apakah kumulai dengan kueja semua kejadian di masa lalu itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tak pernah berjalan pulang dengan siapapun atau pergi sekolah dengan siapapun. ZiYi-Jie dan ZhuoCheng-Ge akan mengambil jalan terpisah karena mereka kadang harus datang lebih awal karena jadwal kelas kami berbeda. Dan fakta saja aku malas berdesak-desakkan di bus itu, lebih baik kalau aku berjalan kaki sambil memikirkan hal yang tak penting kan?

Tidak ada yang aneh, sama sekali tidak ada yang aneh. Masih normal dan belum ada yang menganggu ingatan atau perasaanku.

Setelahnya aku akan berjalan menuju jalanan besar tapi aku tak butuh berjalan lebih jauh lagi karena aku akan menempuh MRT yang terletak di pusat kota ini. Beruntung sekolahku terletak sama sekali tidak jauh dari pemberhentian MRT, hanga butuh 4 menit untuk sampai ke sekolahku kalau aku turun di MRT. Sekali lagi, tidak ada yang aneh disini.

Kututup payung yang menjaga puncuk kepalaku supaya tidak lembab karena tetesan air hujan. Saat pandanganku menghadap kearah tangga yang menurun ke bawah sana, aku mengingat satu hal yang aneh dan sempat kukira kalau ini hanya mimpi semata. Tapi ketika mataku memperhatikan semua sekitaran yang menjadi tempat perkara di mimpiku, ada yang janggal karena mimpi itu adalah ingatan.

"Jadi mimpiku tentang aku berlarian keluar dari MRT dan menaiki tangga ini sambil menangis itu bukan mimpi." Ini yang bisa kutangkap kalau memang ada yang terjadi.

Kedua kakiku beranjak turun menuruni tangga yang mengarahkanku pada ruangan bawah tanah yang menyambutku dengan hembusan angin sedingin lemari es itu. Surai hitamku ditiup sampai berantakan, tapi ada yang membuatku lebih penasaran, kenapa dia bisa lupa?

Can't Stand Your PheromoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang