Vein - 33

2.6K 361 56
                                    

"Kakek, kenapa kakek selalu berdoa sendirian?" Anak laki-laki yang masih berumur sekitar 7 tahun itu memeluk lembut boneka berwarna cokelat yang sudah kehilangan sebagian dari bulu-bulu lembutnya, bisa dilihat dari tekstur dan warna menunjukkan bahwa boneka ini sudah tua. Tetapi bukannya ia membuang atau menolak memeluk boneka itu, ia malah memeluknya erat tanpa ada rasa jijik disana.

Lelaki yang memakai pakaian ala pastor dengan warna putih dan perpaduan warna ungu tua itu menurunkan tangamnya seraya ia beranjak berdiri sesaat tadi ia masih berlutut menghadap kearah altar Gereja.

Ia menepuk lembut kepala bocah mungil di bawahnya itu dan mengajak anak laki-laki itu untuk duduk di sampingnya.

"Kakek tidak sendirian, ada Malaikat Tuhan yang juga menyanyi dan bersorak untukNya." Wajah lelaki itu terlihat sangat tenang dan cerah, setiap kali melihat lelaki ini akan ada banyak orang yang jujur di dalam lubuk hatinya bahwa Pastor ini adalah orang yang sangat suci.

Tetapi, ia terkucilkan, ia ditolak oleh masyarakat sosial. Membuatnya tertinggal di belakang sendirian, bahkan tidak ada yang mau mengindahkan undangannya untuk berdoa bersamanya di Gereja ini.

Laki-laki mungil di sampingnya menaruh bonekanya di sebelahnya dan ia mengambil tangan lelaki tua itu, mengikatkan jemari itu dengan miliknya lalu menutup matanya erat.

Pastor tua ini tertawa kecil melihat kelakuan laki-laki muda di sampingnya ini, "Xiao Zhan mau menemani kakek bebicara dengan Tuhan?"

Bocah kecil yang bernama Xiao Zhan itu membuka matanya dan mengadahkan wajahnya, "Kenapa Kakek berbicara dengan Tuhan? Apa Dia temanmu? Dimana Dia?"

Pastor itu tersenyum, ia mengangkat tubuh Xiao Zhan dengan sisa tenaga yang ia punya dan menaruh Xiao Zhan diatas kursi gereja. Sesaat pandangan Xiao Zhan sudah menguasai seluruh altar gereja Pastor mulai menjelaskan beberapa hal, "Dia adalah Bapa Segala Bapa."

"Bapa?" Xiao Zhan mengulangi ucapan Pastor itu dan menatap lekat kearah salib yang tertera di depannya.

"Sama seperti Pastor, Tuhan akan melindungimu dan akan selalu mendengarkan semua keluh kesahmu, Xiao Zhan."

"Apa Dia bisa dengar?" Tanya Xiao Zhan lagi.

"Tentu bisa, bahkan suara terkecilmu atau apa yang tidak Zhan-Zhan katakan. Dia bisa mendengarnya."

Xiao Zhan membulatkan mulutnya seraya matanya berbinar-binar, "Karena itu Kakek sering berbicara dengan Tuhan!"

Pastor itu mengangguk, "Benar sekali."

"Kakek! Kakek!" Xiao Zhan melepaskan tangan Pastor dari tubuhnya dan ia berjongkok menyejajarkan wajahnya dengan wajah pria paruh baya di depannya, setelah itu ia berujar, "Zhan-Zhan mau berbicara dengannya! Apa bisa?" Ia terlihat sangat bersemangat, matanya berbinar-binar dengan semburat lembut di kedua pipinya.

Pastor mengusap kedua pipi Xiao Zhan dan bertanya, "Tentu bisa."

"Yey!! Ayo Pastor! Zhan-Zhan mau berbicara dengan Tuhan!" Ia mendudukkan dirinya dengan rapi di samping Pastor, melipat kedua tangannya lalu menutup matanya rapat.

Ia menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya dan setelah itu ia mulai berbicara dengan lembut, tidak dengan nada keras maupun sangat bersemangat, Xiao Zhan berbicara dengan tenang.

Can't Stand Your PheromoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang