Shine - 32

3.3K 395 38
                                    

"As.. astaga.."

"Hm? Kenapa Ge?"

Xiao Zhan sedikit tercengang saat lelaki bermarga Wang itu sedang berdiri di tepi danau yang berhadapan dengan tempat mereka memakirkan mobil saat ini. Karena di hadapannya lelaki yang masih telanjang dada dan sedang berdiri memamerkan punggungnya terlihat jelas beberapa bekas cakaran yang tertinggal di punggung kekar itu. Setelah cukup lama mereka berdua melakukan kegiatan sakral nan suci itu Xiao Zhan bahkan sampai tak sadar bahwa penyebab dari bekas cakaran itu adalah jemarinya sendiri.

YiBo tersenyum dan memakai kaosnya seraya ia berjalan mendekati Xiao Zhan yang sudah tidak lagi telanjang diatas mobil teslanya. Ia menepuk puncuk kepala milik Xiao Zhan dan mengecup bibir merah yang sudah membengkak bukan main karena perbuatannya, "Bukankah Gege harus bertanggung jawab sekarang?"

Tentu saja itu candaan tapi Xiao Zhan merasa seperti ia akan terancam karena kalimat itu seperti meminta lebih padahal tidak. Dengan ekspresi yang penuh penolakan dan telinga yang memerah itu membuat Xiao Zhan terlihat seperti anak kecil yang akan diberikan makanan yang ia benci.

"Kau menggemaskan sekali Ge." Bisik YiBo.

Xiao Zhan menendang lembut perut YiBo dan beranjak turun dari mobil tesla itu, "Menggemaskan kepalamu!"

"Oh, terima kasih Ge tapi sungguh belum pernah ada yang memuji kepalaku!" YiBo menarik tubuh Xiao Zhan lagi dan menjilati tengkuk yang sudah mempunyai bekas tanda gigitan yang cukup dalam.

"Gee.. terima kasih sudah mengizinkanku menjadi milikmu." Ujarnya.

Xiao Zhan membiarkan posisi mereka seperti itu untuk sebentar saja setelah itu ia berbalik dan mendorong tubuh YiBo cukup kuat. Beberapa kali dorongan sampai akhirnya YiBo selangkah mundur lagi ia akan jatuh ke dalam danau tenang itu.

"Ge." YiBo tidak panik, tepatnya ia berusaha untuk tidak panik walau saat ini di hadapannya Xiao Zhan menatapnya dengan tatapan super serius.

Xiao Zhan menatap kearah langit-langit dan menghela nafas panjang, "Aku selalu bermimpi, suatu hari kau tidak lagi disisiku, aku tidak lagi bersamamu.. kita berpisah.." ia meraih telapak tangan kirinya dan menyentuh jari manis yang sudah terukir cincin indah itu, "Aku takut kalau kau akan pergi lagi.. dan mimpi burukku akan seperti itu.." ia tersenyum dan menatap kearah YiBo, "Kau tidak akan pergi lagi kan?"

YiBo tidak perlu ragu atau merasa tidak tau apa yang harus ia jawab ketika pertanyaan seperti ini dilontarkan kepadanya karena dirinya sendiri tau betul seperti apa perasaan itu, ketika ketakutan yang sangat mendalam menggerogoti diri sendiri.

Karena mereka saling mencintai dan mereka takut kalau suatu hari nanti atau besok wajah satu sama lain tidak lagi di sisi mereka.

"Ge, kalau kau melihatku akan pergi darimu, kau boleh bunuh aku."

"Apa.."

YiBo melangkah mendekati Xiao Zhan dan memeluk pria itu selembut mungkin, ketika jemarinya mendarat di punggung sempit milik Xiao Zhan ia berbisik, "Lebih baik aku mati daripada aku harus berpisah darimu. Bunuh saja aku kalau aku sempat berpikir untuk meninggalkanmu." Ia meremas lembut pundak Xiao Zhan dan menekankan kalimatnya, "Tidak lagi, aku tidak akan pergi lagi."

Perasaan ini sangat jelas di hati keduanya, tidak ada keraguan ataupun kegundahan lagi. Benar-benar suatu kelegaan yang sangat teramat, dan berharap saja takdir tidak lagi terlalu kejam untuk melepaskan mereka berdua.

"YiBo, kau yang berkendara ya habis ini."

"Tentu saja, memangnya gege bisa duduk dan berkendara dengan keadaan bokong yang sudah tidak lagi berukuran normal itu?" Ledekan itu membuat Xiao Zhan benar-benar terdiam, dan saat dia baru bisa memproses apa yang ia dengar buru-buru ia menarik kerah baju YiBo dan mendorongnya ke danau tenang itu.

Can't Stand Your PheromoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang