Sheyla sama seperti kebanyakan cewek pada umumnya, takut jika melihat banyak cowok yang sedang kumpul dimanapun itu. Apalagi sekarang dirinya sendiri.
"Wihh cewek itu lagi bos!"ujar cowok yang baju nya dikeluarkan menyadari kehadiran Sheyla.
Sontak omongan cowok itu membuat Sheyla menjadi pusat perhatian gerombolan cowok cowok.
Satu diantara mereka berdiri dan menghampiri Sheyla, cowok yang kancing atas nya di buka itu menepuk pelan pundak Sheyla.
"Lo boleh lewat adik manis, karena lo bagian penting dari salah satu anak buah gue."ucap cowok itu.
Sheyla melihat badge nama di baju cowok itu, Harya Sahaliputra.
'dia lagi.'batinnya
"Woy! Kasih jalan buat cewek manis ini!" secara serentak gerombolan cowok cowok yang ada di tangga, menyingkir dari tangga.
Dengan cepat Sheyla menaiki tangga itu, Sheyla tak mengerti apa yang diucapkan kakak kelasnya — Harya, tadi. Tapi yang jelas, Sheyla tidak mau lagi masuk ke kelas sendirian. Lebih baik dia mengajak Ara atau Amel untuk menemani.
***
"Terima kasih, selamat siang."
"Siang Pak"koor anak anak.
"Shey, yuk pulang"ajak Ara.
Sheyla mengangguk, lalu keluar dari kelas bersama Ara.
"tiga hari lagi lo Olimpiade ya?"tanya Ara sembari berjalan menuruni tangga.
Sheyla yang sedang memakan permen, mengangguk mengiyakan.
"Dimana?"
"Bandung."
"Sama siapa?"
"Kak Aldhan."
"Gue kira sama Kak Ardhan."
Sheyla berdecak,"ih, gue sama kak Aldhan!"ucap nya lagi.
"Iya gue denger Shey, Kak Aldhan kan?"ucap balik Ara.
"Kak Aldhan La!!" Sheyla ngegas. Ia sedang memakan permen, jadi susah untuk bilang huruf 'R'. Sedangkan di kedua tangannya ada buku paket soal yang harus ia pelajari.
Ara menoleh ke kanan dan ke kiri,"La? Lo lagi ngomong sama siapa sih Shey?"tanya nya bingung.
"Gatau ah males."ketus Sheyla.
"Dih ambekan!" ujar Ara.
Sheyla tak menjawab. Mendiamkan Ara yang sedang bersungut-sungut tidak terima.
"Harusnya kan gue yang ngambek, gue ngomong sama dia, eh dia malah ngomong lagi sama si La La itu, Sheyalan emang."gumam Ara yang masih terdengar oleh Sheyla.
"Apa La?"tanya Sheyla yang mendengar gumaman Ara.
Ara menoleh ke kanan dan ke kiri, lagi. Gak ada orang."lo ngomong sama siapa sih Shey?"tanya nya ngegas.
"Lo La!"
"Gue Ara Shey, lo lupa nama gue gara gara tidur tigapuluh menit doang? Tega banget lo Shey!" decak Ara.
Sheyla menghela nafasnya kasar, "Gue lagi makan pelmen anjill!"ucapnya.
Ara mengernyit bingung,"Lo cadel Shey?"tanya nya.
"Gue lagi makan pelmen!"ucap Sheyla, lagi.
"Lo cadel?" Araanjing emang. Untung sahabat. Batin Sheyla sabar.
"Gue. Lagi. Makan. Pelmen."ucap Sheyla menekankan setiap kata nya.
"Lo cadel?" Ingin sekali Sheyla mengabsen nama nama binatang yang ada di kebun binatang.
"Guelagimakanpelmen!!!"Ucap Sheyla cepat.
"Lo cad--"
Brakk
"GUE LAGI MAKAN PERMEN ARA!"
Emosi.
Kesal.
Marah.
Sheyla menjatuhka paket soal yang ada di tangannya, untuk melepas permen dan berteriak kepada sahabatnya yang sangat oon ini.
"Santuy doang Shey, ngegas mulu lo kek yang lagi pms hari pertama aja!"ucap Ara yang masih kaget karena sentakan Sheyla.
"Lo bikin gue esmosi mulu! Cepet bantu gue beresin paket soalnya!"ucap Sheyla yang sudah membuang sisa permennya di tong sampah di dekatnya.
"Sheyalan emang lo, yang jatuhin paket siapa, yang harus ngambil siapa."Ara berdecak kesal.
"Lo yang bikin gue jatuhin paket soal ini."balas Sheyla ngegas.
Ara memcibir,"ngegas mulu lo, heran gue."
"Suka suka gue!"
"Ya ya ya"jawab Ara malas.
Mereka merapikan paket soal itu.
"Sheyla" panggil seseorang.
Sheyla menoleh dan berdecak malas harus bertemu orang ini.
"Shey, maafin Abang, abang ngaku abang salah."ucap Gerald.
Sheyla hanya diam. Tak menjawab permohonan maaf abanh sepupunya ini.
"Shey, abang teraktir sushi deh."tawar nya.
Sheyla masih diam.
Ara yang melihat ada 'pertengkaran' diantara mereka hanya diam menyaksikan kelanjutam dari cerita ini.
"Ayo pulang, mama mau ketemu sama kamu."ajak Gerald.
Sheyla tak mengeluarkan suara.
"Ayo Shey, mama kangen sama kamu."ucap Gerald, lagi.
Sheyla tetap bungkam.
Sheyla ini tipe orang yang kalau sudah di khianati susah buat baik nya lagi.
Gerald mengacak rambutnya frustasi menghadapi kemarahan- ralat, kekecewaan adek sepupu kesayangannya ini. Iyalah kesayangan, orang tinggal satu satunya.
"Bang Gerald kenapa?"tanya Ara yang sejak tadi menonton mereka.
Gerald menoleh, menatap Ara. Lalu ide cermelang menghampiri otak Gerald.
"Yaudah deh kalau gak mau. Abang ajak Ara aja, nanti Abang traktir Ara makan Sushi sama es krim."Ucap Gerald yang mau bikin Sheyla cemburu.
"Beneran Bang Ge?" tanya Ara Antusias.
Lumayan kan makan ditraktir calon masa depan. Batin Ara.
Gerald mengangguk mengiyakan, lalu Gerald melihat wajah Sheyla yang merah padam.
Berhasil!
Tapi... 'Eh kok Sheyla malah pergi ke arah mobil hitam itu sih?' Batin Gerald bertanya.
Ardhan?
"Gue juga mau pergi sama Kak Ardhan. Mau belajar bareng buat olimpiade nanti."Ujar Sheyla entah pada Gerald atau Ara.
"Bener begitu Ar?"tanya Gerald.
Ardhan tak langsung menjawab, membuat Gerald yang menunggunya penasaran.
"Iya."
__________
Benerkah Sheyla mau belajar bareng???
Atau hanya alibi semata??
Atau...?Say hay gais! Part kali ini gak panjang sprti part-part sebelumnya. Mood nya kurang baik hehe.
So, jangan lupa VOTE, KOMEN, DAN SHARE JUGA!
Salam manis author manis:*
Lis🍭

KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Masker
General FictionArdhana Argiantara M. Masih menjadi misteri kepanjangan M pada nama cowok itu. Cowok yang kemana mana selalu menggunakan masker, aneh emang. Dan dia juga sangat begitu tertutup kepada semua orang. Ardhan, ya begitu lah orang orang yang memanggilny...