CM - Fourteen : Resmi (taken)

253 19 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

Selama jam pelajaran, Sheyla resah. Ia takut apa yang diucapkan Ardhan lewat chat tadi, akan benar benar terjadi. Senang sih pasti, tapi Sheyla tidak terlalu berlebihan senang nya. Ia takut kecewa nantinya. Ia juga takut, kalau Ardhan mempublish nanti perasaannya pada Sheyla, ia akan dituduh macam macam. Sheyla takut di sangka pho dan sebagainya.

"Baiklah anak anak, cukup sekian saja. Selamat beristirahat."

"Dan Sheyla, saya tunggu di ruangan guru, sekarang." Lanjut Ms. Dona keluar dari ruangan kelas sepuluh ips 6. Miss Eka tidak bisa mengajar karena ada kepentingan keluarga yang tidak bisa ditunda. Jadi Miss Eka menyurh Ms. Dona untuk menggantikannya.

"Yaah, lo dipanggil Shey, ga ikut ngantin dong?" Ara memasang muka sedihnya.

Sheyla mendengus, "Apaan so sedih bet dah, inget ya, traktirannya gak jadi! Kak Ardhan udah bilang di Instagramnya!"

Mereka menunduk lesu, gagal sudah makan gratis satu bulan.

"Gue ke ruang guru dulu ya, ntar gue nyusul ke kantin, pesenin siomay aja satu." Ucap Sheyla sebelum berlalu dari hadapan sahabat sahabatnya.

Sheyla sedikit berlarian menuruni tangga, sekitar beberapa menit, ia sampai di ruang guru. Ada beberapa guru yang ada, salah satu nya Ms. Dona.

Sheyla segera menghampiri Ms. Dona yang berada di tengah tangah meja guru. Terlihat beliau sedang menghubungi seseorang.

"Oke Shil, ntar gue sampaikan ke Sheyla. Bye." tepat ketika Sheyla berada di depan Ms. Dona, beliau mengakhiri panggilannya.

"Sorry Ms, ada apa?" tanya Sheyla formal.

Dona tersenyum, lalu menepuk pundak Sheyla, "Sans aja sama Tante. Tante mau menyampaikan, Papa kamu pulangnya di percepat, jam sembilan tadi. Jadi kamu gak usah ke Rumah Sakit. Langsung pulang aja katanya."

"Kenapa mama gak ngabarin aku langsung, tan?" tanya Sheyla bingung.

"Takut mengganggu pelajaran kamu. Jadi Shila bilangnya ke tante." jelas Dona.

Sheyla mengangguk, "Oke tan, makasih. Shey duluan ya." Sheyla menyalami Dona, lalu pergi dari ruang Guru.

Saat Sheyla mau ke kantin—yang memang berada di lantai dua, tapi siswa dan siswi berhamburan keluar, turun ke lantai bawah. Sheyla bingung, padahal jam jam segini adalah jam nya perut minta diisi. Tapi kok ini?

Sheyla melihat Farrel juga berlarian, dibelakangnya ada Galang yang terlihat santai mengikuti arah kemana perginya Farrel. Sheyla spontan memegang tangan Farrel, sontak Farrel pun berhenti.

Farrel menatap Sheyla penuh tanda tanya. Terlihat dari raut wajahnya ia begitu penasaran dan panik?

"Itu Rel, orang orang kenapa sih?" tanya Sheyla kepo.

"Gue gak bisa jelasin Shey, tapi lo mending ke lapangan sekarang." Farrel menoleh sebentar kearah Galang, lalu sedikit mendekat ke Sheyla, "Ardhan dan Sheren. Mereka mau mengklarifikasikan sesuatu." bisiknya ditelinga Sheyla.

Setelah itu Farrel dengan cepat berlari lagi. Saat Galang berada di depannya, Galang sempat berhenti, menatap Sheyla penuh misterius, "Kita lihat seberapa suka nya dia sama lo, cantik." ucapnya lalu berlalu pergi dari hadapan Sheyla.

Deg.

"Maksud dari ucapan kak Galang apa sih!? Dia siapa? Ya kali kak Ar—"

Sheyla membulatkan matanya begitu mengerti akan semua kekacauan ini. Ardhan benar benar akan melakukannya, demi Sheyla.

Cowok MaskerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang