CM - twenty-four : sad

198 23 1
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

"Mam, gimana keadaan papa ma?"tanya Sheyla begitu sudah sampai di rumah sakit.

Shila memeluk Sheyla yang sedang terisak."dokter nya juga belum keluar Shey,"jawab Shila.

Sheyla melepas pelukan Shila,"kenapa papa bisa kecelakaan mam? Gimana kronologis nya?"tanya Sheyla tak sabar.

Shila menggeleng,"mama gak tahu Shey, mama di kabari oleh kak Vina, katanya papa masuk rumah sakit."

Vina adalah kakak ipar Shila, mama nya Gerald. Dan saat ini Reynan sedang berada di rumah sakit milik keluarga Pradira. Keluarga Shila.

Shila mengusap kasar air mata nya yang sejak tadi tak berhenti keluar. Lalu mengusap bahu Sheyla, ia sadar, ada putrinya yang juga khawatir dan cemas bukan hanya diri nya saja. Shila tidak boleh lemah di depan putrinya.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang IGD, dengan cepat Shila dan Sheyla menghampiri dokter itu.

"Gimana dok papa saya?"tanya Sheyla tak sabar.

Dokter itu melepas masker dan sarung tangannya,"pendarahan yang keluar cukup banyak, dan juga benturan di kepalanya terlalu keras sehingga pak Reynan dinyatalan koma dalam  waktu yang tidak bisa ditentukan."jelas dokter itu.

Shila menutup mulut nya karena terkejut, penjelasan dokter itu membuat sebagian jiwa nya hilang. Baru tadi pagi suami nya membangunkannya, mengajak sholat berjamaah, cium kening Shila dan Shila yang mencium tangan suaminya. Baru tadi pagi.

"ENGGAK! DOKTER BOHONG! PAPA GAK KOMA! PAPA BAIK BAIK AJA!"Sentakan Sheyla menyadarkan Shila dari lamunannya.

Shila memeluk Sheyla,"udah Shey, yang sabar, kamu masih punya mama yang ada di samping kamu."ucap Shila menguatkan putrinya, padahal dirinya pun sama, terpukul oleh fakta ini.

Sheyla menangis terisak,"Ta--tapi ma, Papa b-baik bai--k aja k-kan?"tanya Sheyla sesenggukan.

Shila menghapus air matanya,"Doakan saja yang terbaik buat papa ya Shey ya?"

"Boleh kami masuk dok?"tanya Shila.

Dokter itu mengangguk,"silahkan nyonya, asal tidak mengganggu pasien."ujar dokter itu.

Shila tersenyum dan mengangguk, lalu masuk bersama Sheyla yang sedang ada dipelukannya.

Hati Shila begitu tersentuh melihat Reynan—suaminya, terbaring tak berdaya di brangkar dengan berbagai alat medis di sekitar tubuhnya.

"M-mass"gumam Shila.

Sheyla melepas pelukanannya, dan menatap papa nya. Sheyla menahan air matanya agar tidak keluar. Papa nya terbaring dengan keadaan yang menyedihkan, banyak lebam di muka dan tangannya, kepalanya di ikat oleh perban, dan disekitaran perutnya ada bekas jahitan.

"Pa--papa kok bisa g-gini? Yang nyakitin papa si-siapa?" Sheyla kembali menangis. Hatinya mudah tersentuh.

Shila yang melihat Sheyla menangis lagi, ia memeluknya lagi,"Udah ya Shey, kasian papa ditangisin mulu, papa juga gak suka kan lihat Queen-nya nangis?"ujar Shila menenangkan.

"Shil, gimana keadaan Reynan?"tiba tiba Vina dan Feri masuk kedalam ruang IGD.

Shila melepas pelukannya,"Mas Reynan koma kak, benturan dikepalanya terlalu keras dan terlalu banyak darah yang keluar."jawab Shila.

Vina langsung memeluk Shila, menguatkan adik iparnya ini,"yang sabar Shil, Reynan pasti kuat kok."gumam Vina menguatkan Shila.

Shila tersenyum dan mengangguk mencoba untuk tegar. Dirinya tidak boleh lemah, masih ada Sheyla yang membutuhkan dirinya.

Cowok MaskerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang