CM - nineteen : pms

215 25 2
                                        

"Kita mau kemana kak?"tanya Sheyla ketika Ardhan menjalankan mobil hitamnya.

Ardhan diam tak menjawab, tetap menjalankan mobilnya.

Sebenarnya hari ini Sheyla gak akan belajar bareng. Belajar bareng itu cuma saat jam istirhat saja. Tapi karena tadi keadaannya mendesak, dan hanya kakak kelas nya ini yang Sheyla lihat di parkiran. Dan kebetulannya lagi Sheyla memiliki alasan yang cukup jelas jika pergi bersama Ardhan.

Sheyla melihat Ardhan yang sedang menyetir. Fokus dan tatapan mata nya tajam. Kedua kali nya Sheyla terpesona oleh mata tajam nya.

Sheyla tak mau hanyut untuk melihat makhluk ciptaan tuhan yang lumayan sempurna ini, belum sempurna karena hanya melihat setengah dari wajah nya saja. Belum seutuhnya. Sheyla mengalihkan perhatiannya kearah kaca mobil. Melihat orang orang yang berlalu lalang.

Lampu merah. Tak sengaja, mata minimalisnya Melihat sepasang kekasih yang berada di depan minimarket. Cowok nya sedang memasangkan jaket di kedua pinggang ceweknya. Sosweet sekali. Mungkinkah Ardhan akan memasangkan jaket nya jika ia sedang--

Tunggu seakan sadar sesuatu Sheyla melihat ke belakang rok nya. Merah. Pantas saja mood nya naik turun dari tadi siang.

Bagaimana ini?

Masalahnya saat ini dirinya ada di dalam mobil Ardhan.

"Emm... Kak"panggil Sheyla pelan.

Ardhan tak menyaut.

"Bisa ke minimarket bentar gak? Gue mau beli sesuatu."lanjut Sheyla.

Ardhan masih diam tak menyaut.

Kejam. Jahat. Untung ganteng. Pikir Sheyla kesal.

Sheyla menyandarkan dirinya di kursi mobil, ia menutup matanya. Lalu Sheyla merasakan kalau mobil nya itu berhenti. Sheyla membuka mata. Minimarket. Dengan tergesa Sheyla membuka seatbelt nya, tapi ucapan Ardhan membuat pergerakannya berhenti.

"Diem. Gue yang masuk."ucap Ardhan seakan menyadari kalau Sheyla akan keluar.

"Gue nitip pemba--"

Brak.

Terlambat. Ardhan sudah keluar duluan.

Sheyla cemberut. "untung ganteng, untung ganteng, untung ganteng" gumamnya.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Dua puluh menit.

Tiga puluh lima menit.

Sheyla bosan menunggu. Ia paling tidak suka menunggu. Karena menunggu itu membosankan. Sheyla memutar musik yang ada di mobil Ardhan.

Alunan musik imagine dragon - Bad Liar mengalun indah di dalam mobil. Sampai sampai Sheyla ketiduran di dalam mobil.

Lima menit kemudian, Ardhan datang membawa dua plastik besar di kedua tangannya. Mendengar ada musik yang mengalun indah di indra pendengaran, Ardhan segera mengalihkan perhatinnya ke arah empu yang sebab akibat musik itu terdengar.

Terlihat adek kelasnya yang sedang tidur dengan muka yang mengernyit seperti menahan sakit?

Ardhan mengecek dahi Sheyla. Tidak panas. Masih normal.

Ardhan segera melajukan mobil nya ke—entah kemana itu. Ardhan juga bingung. Tak mungkin juga pulang ke rumah gadis ini. Bisa di tanya macam macam nanti.

Dengan pertimbangan yang lumayan, Ardhan membawa Sheyla ke apartemennya. Sesampainya di parkiran apartemen, Ardhan mematikan musiknya. Menyadari kalau musik nya mati, Sheyla terbangun dari tidurnya.

Cowok MaskerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang