09

2.1K 214 8
                                    

Nara terdiam sambil menatap Jungkook yang kini ada di depannya.

Gadis itu merasa tidak enak hati entah kenapa, melihat tatapan santai Jungkook yang kini mendekat kearah meja mereka.

"Lo berdua bolos?" Pertanyaan itu lolos dari mulut Jungkook begitu saja setelah mendaratkan duduknya dibangku sebelah Nara.

Jaehyun mengangguk, "Sorry nih Kook, gak bermaksud berduaan sama cewek lo." ucapnya dengan nada tak enak.

Nara melirik Jaehyun jengkel, kemudian menoleh pada Jungkook.

"Kenapa? Ngapain disini?" tanya cewek itu jadi ketus..

Jungkook mengangkat alisnya, "Kita kan janji mau ke rumah gue, pikun!" katanya sembari mendorong dahi Nara dengan jari telunjuknya.

Nara meringis dan berdesis sebal sambil memgusap dahinya.

Jaehyun merasa terpojok sebagai jomblo disana, dia memutuskan untuk pamit daripada menjadi obat nyamuk pasangan dadakan dihadapannya sekarang.

Nara dan Jungkook juga langsung memutuskan pergi setelah beberapa menit kepergian Jaehyun. Dan Jungkook langsung membawa Nara menuju rumah Nara, walau sempat ada perdebatan kecil tadi di parkiran dikarenakan Nara tidak ingin diboncengi Jungkook yang kebetulan hari ini memakai motornya, dia ingin naik motornya sendiri karena tidak ingin nanti bolak balik ke kampus untuk mengambil kembali motor yang ditinggal.

Setelah perdebatan yang lumayan menguras tenaga akhirnya Jungkook menyerah dan membiarkan Nara membawa motornya sendiri dengan Jungkook yang memimpin jalan di depan.

"Jangan ngebut."

Ditengah-tengah perjalanan Nara malah mengingat pesan Jungkook tadi saat masih di parkiran untuknya. Entah kenapa cewek itu merasa ada yang aneh dalam dirinya saat Jungkook mengatakan hal sederhana itu.

Nara tersenyum dibalik helmnya.
Apa mungkin dia akan jatuh cinta dengan Jungkook secepat ini?











***

Setelah menghabiskan waktu di rumah Jungkook, Nara memutuskan pulang karena sudah malam. Bunda padahal menyuruhnya menginap saja, tapi Nara tidak bisa karena besok pagi ayahnya akan datang dari Surabaya, mau tidak mau Bunda mengiyakan dan menyuruh Jungkook untuk mengantar Nara.

"Gak usah Bun, Nara bawa motor."

Bunda menggeleng, "udah malem. Nanti kalau di jalan ada apa-apa bahaya, kamu cewek. Udah di anter Jungkook aja, motornya biar taro disini, besok Jungkook jemput buat ke kampus, sekalian ambil motor kamu."

Akhirnya Nara pasrah dan menerima untuk diantar pulang oleh Jungkook.

Selama perjalanan mereka hanya diam, tidak tahu ingin berbicara apa.
Hanya ada suara motor yang memecahkan keheningan.

Sampai akhirnya Jungkook berhenti disebuah rumah, Nara pun turun dan memberikan helmnya pada Jungkook.
Tapi Jungkook malah menatapnya aneh.

"Kenapa?" tanya Nara heran karena helmnya tak kunjung disambut oleh Jungkook.

"Lo ngapain?" Jungkook malah balik bertanya.

"Balikin helm lah. Nih cepet ambil, gue mau masuk."

Jungkook terkekeh, "Itu helm lo bego. Simpen sendiri. Sorry nih, helm gue dirumah juga ada banyak, gak perlu helm lo." ujarnya, membuat Nara membelalak dan segera tersadar sambil menarik kembali helmnya.

"Ya..yaudah! Sana pulang!"

"Wah ada yang salah tingkah. "

Nara melotot karena Jungkook malah menggodanya, alhasil dengan tidak berperasaan Nara memukulkan helm itu kelengan Jungkook dengan penuh tenaga membuat Jungkook meringis kesakitan.

"Kejam banget sama pacar."

"Bodo. Pulang sana lo."

"Yah, padahal mau mampir buat main sama bang Jey." katanya dengan nada kecewa.

"Gak ada! Udah malem, Ki. Pulang sana, nanti dicariin Bunda." sinisnya.

Jungkook berdecih, "Demen banget lo ngusir gue.  Awas besok gak gue jemput." ancamnya.

Nara memutar bola matanya, "Sorry nih ya, ojek online banyak." ujarnya, kemudian berbalik melangkah masuk ke dalam rumah.

Jungkook tersenyum simpul, kemudian dia menyalakan mesin motornya setelah memastikan Nara sudah masuk kedalam rumah.
Cowok itu melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Nara dengan mengingat semua yang terjadi hari ini bersama gadis itu.

Melihat Bundanya begitu bersemangat saat bersama dengan Nara membuat hatinya mengalami desiran aneh.

Nara begitu cepat bisa mengambil hati sang Bunda dengan sikap alaminya yang jauh dari kata dibuat-buat.

Bagaimana jika Sang Bunda tahu jika mereka berpacaran tidak seperti orang pada umumnya?

Jungkook tahu, Nara tidak mencintainya, begitupun dia, dia tidak mencintai Nara.

Tapi kenapa Jungkook terus mempertahankan?
Tidak tahu. Jungkook juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa dia masih ingin menjalani hubungan dengan Nara, hubungan yang sangat tidak jelas asal usulnya, hubungan yang terjadi secara tiba-tiba tanpa melibatkan rasa.
Dan kenapa Jungkook malah masih ingin terus melanjutkannya? Kenapa cowok itu malah terlihat paling menginginkan hubungan ini, padahal Nara sudah sangat jelas menolaknya?

Jawabannya masih sama, tidak tahu.

Jungkook hanya ingin, dia ingin bersama gadis itu entah apa alasannya, dan  menjalani hubungan ini dengan kepasrahan. Mengikuti alur yang telah ditetapkan.

Jungkook egois? Bisa dibilang begitu. Tapi ini kata hatinya. Dia hanya mengikuti kata hatinya untuk terus menjalankan hubungan dengan Nara.

Lagipula gadis itu tidak buruk,  tidak buruk sama sekali.

Nara cantik, dia pintar walau kadang lemot, dan dia punya kepribadian ceria serta kegalakannya yang merupakan salah satu pesona gadis itu dimata Jungkook.

Jungkook memang mengikuti kata hatinya, tapi dia melupakan satu hal yang teramat penting.

Apakah Nara terima dengan keputusannya? Bagaimana perasaan gadis itu? Tersiksa kah? Terkekang kah?

Dan memang benar.

Jungkook benar-benar sangat egois.

A/n

Yeee balik lagiii  dengan kependekan yang hqq(?)

Boyfie-Jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang